'Mau bilang cinta tapi takut salah...'
***
Matahari sudah mulai beranjak ke belahan barat untuk menenggelamkan diri. Namun hawa panas yang ada pada dirinya masih terasa. Lambaian pohon membuat suasana sedikit lebih menyejukkan saat ini.
Begitulah kira-kira deskripsi sore hari ini yang menunjukkan jarum di angka 3.
"Awal banget sih mau jogging, masih panas nih. Biasanya juga jam 4 sore," semprot Sapta.
"Iya, kebangetan lo Dama, gue masih enak-enakan tidur lo bangunin gue cuma buat jogging panas-panas gini." Tidur siang hingga menuju sore Farhan dikacaukan oleh Damara yang tiba-tiba membangunkannya di kamar.
Selagi ada waktu untuk tidur akan digunakan sebaik-baiknya. Apalagi di usia remaja menuju dewasa sangat dibutuhkan yang namanya tidur siang. Ketika masa kanak-kanak yang memiliki waktu luang untuk tidur malah disia-siakan untuk bermain. Namun ketika sudah remaja malah menyayangkan hal tersebut, karena kini sulit untuk mendapatkan jatah tidur siang.
Para remaja ingin kembali ke masa anak-anak, sementara anak-anak ingin dewasa sebelum waktunya.
"Tidur gak boleh dibawah jam 3. Katanya mau jadi siswa, harus rutin latihan fisik." Minat rata-rata anggota paskibra biasanya merujuk pada abdi negara, dalam segi pertahanan dan keamanan
"Iya juga sih, tapi tumben banget sih jam segini." Farhan masih mempermasalahkan waktu. Hal lumrah jika mendapati sesuatu yang dilakukan berbeda dari biasanya. Seperti ketika seseorang biasanya pergi ke sekolah tidak memakai wewangian, namun pada suatu hari ketika ia menggunakannya akan menjadi bahan obrolan orang lain.
Damara mengacuhkan ucapan teman-temannya. Ia lebih memilih untuk melakukan pull up, setelah melakukan pemanasan kecil. Sementara Sapta dan Farhan berlomba-lomba untuk melakukan push up dengan tangan yang dikepal sebanyak-banyaknya.
"Sapta, partner berantem lo mana, kok gak kesini?" tanya Farhan disela-sela ia mengangkat badannya dalam posisi push up.
"Gak tau, katanya ada urusan."
"Urusan apa?"
"Gak bilang dia," geleng Sapta.
Setelah dirasa cukup melakukan pull up dan push up dengan Farhan sebagai pemenangnya, mereka mengelilingi lapangan di lintasan pelari. Dimulai dari lari santai bersama hingga melakukan lomba lari mengelilingi lapangan sebanyak-banyaknya dalam waktu 12 menit.
"Huh... Hah... Capek..." Sapta langsung terlentang setelah berlari dalam waktu yang ditentukan. Ketiganya kini sedang mengistirahatkan diri sejenak sebelum melanjutkan lari mengelilingi lapangan, lagi.
"Gila capek banget sih, mana belum sesuai target lagi," keluh Sapta yang mengadah ke langit.
"Dua putaran lagi kan?" tanya Farhan yang diangguki Sapta. Ia duduk bersandar di tiang pull up dengan kaki yang diluruskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMARA [END]
Novela JuvenilAkan ada waktu dimana Senior tunduk pada Junior Damara Hanif Khaeru seorang Purna Paskibraka Nasional dan juga ketua Paskibra SMA Erlangga. Dikenal dengan sosok yang berprestasi namun buruk di kalangannya. Datar, dingin, cuek, kaku, bossy, dan tegas...