'Mau dibuka gak maskernya?'
***
"Ceritanya kita ngedate nih bang?" Tanya Davina yang duduk di samping kursi pengemudi. Mereka pergi menggunakan mobil Dara. Orangtuanya, Aditya dan Dara tadi memberitahukan anaknya jika akan pulang malam. Daripada dirumah yang sepi, Damara berinisiatif mengajak Davina untuk membelikan donat seperti yang ia janjikan kemarin.
Damara menghentikan mobilnya, didepannya traffic light berwarna merah "Dasar jomblo kamu, pikirannya kemana-mana." Sejenak Damara sandarkan punggungnya dikursi seraya menoleh ke adiknya.
"Ye... jomblo kok teriak jomblo sih. Abang yang harusnya punya pacar, biar kemana-mana gak bawa Davina. Malam minggu kayak gini nih, harusnya sama pacar bukan sama adek" Cibir Davina.
Traffic light sudah berubah warna, "Jangan ngambek ya kalau nanti abang lebih sering jalan sama pacar daripada adek" Kata Damara sambil menjalankan mobil.
Davina mendengus "Halu, pacar aja belum punya." Davina memutarkan bola matanya jengah.
"Perlu ya abang pertebal kata nanti?"
"Iya, iya.. nanti kalau cari pacar jangan modelan kayak kak Mona." Ujar Davina.
"Mona itu cuma partner abang dek"
"Partner kok sampai dibawa ke rumah?!" Sindir Davina.
"Dia yang tiba-tiba datang kerumah." Memang Mona sering datang ke rumah Damara dengan alasan masalah paskibra, padahal itu bisa dibicaran disekolah maupun diruang paskibra agar lebih privasi.
" Eh.. Kamu masih kelas 9 jangan pacaran dulu ya, masih kecil. Cowok itu banyak yang brengsek, nanti disakitin, nangis-nangis dikamar." Damara memberikan petuah.
"Kalo abang cowok brengsek juga dong" Sahut Davina.
"Nggaklah.." Jawab Damara ngegas.
"Katanya tadi banyak"
"Tapi abang nggak"
"Bener nih.. gak pernah nyakitin cewek, gak pernah php-in cewek?" Davina menggoda, ia mencolek-colek lengan kiri Damara yang masih setia dengan setir.
"Nggaklah, cewek itu dijaga perasaannya bukan hanya diberi harapan" Kata Damara dengan pandangan mata menatap jalanan.
Davina menatap Damara dengan senyum tak percaya "Emm..."
Damara membelokkan mobilnya ke tempat yang dituju. "Awas aja kalau kamu pacar-pacaran, gak Abang beliin donat lagi." Ancam Damara.
"Siap bos" Serentak tangan Davina diarahkan ke dahinya memperagakan hormat.
"Jadi gak nih, gak mau turun?" Damara melepaskan seat beltnya dan membuka pintu mobil.
Cepat-cepat Davina melepaskan seat belt "Jadi dong. Ayo.." Kemudian dengan semangat membuka pintu mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMARA [END]
Teen FictionAkan ada waktu dimana Senior tunduk pada Junior Damara Hanif Khaeru seorang Purna Paskibraka Nasional dan juga ketua Paskibra SMA Erlangga. Dikenal dengan sosok yang berprestasi namun buruk di kalangannya. Datar, dingin, cuek, kaku, bossy, dan tegas...