LIMA PULUH DUA

36.3K 3.2K 144
                                    

'Belajar itu gak enak'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Belajar itu gak enak'

***

Ambisi Damara untuk mengeluarkan boneka-boneka dari mesin capit tidak sia-sia. Reward-nya seperti perjanjian, Delta akan menuruti permintaan bebas darinya. Walau rasa bimbang bergejolak dalam dada, dengan hati-hati Damara mengungkapkan permintaannya

Memang Overthinking tidak baik ditanamkan. Kegelisahan Damara selama berhari-hari nyatanya tak bermakna. Permintaannya, lebih tepatnya menyampaikan permintaan Agam tanpa memberitahukan bahwa Agam dibalik semua ini untuk menjadi siswi yang berprestasi di kelasnya bukan suatu masalah bagi Delta.

Nyatanya tanpa di minta pun Delta tetap akan melakukan cara agar selalu menjadi bintang kelas. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar ia bertekat untuk selalu menjadi yang terbaik. Meskipun terdengar gila, itu hal yang positif bukan?

Angin sepoi-sepoi bergerak lemah ke kiri dan ke kanan membuat suasanya menjadi tenang. Tanaman yang menjalar di atap gazebo ikut menari-nari di tiup angin. Damara dan Delta sibuk dengan bukunya masing-masing. Memanfaatkan waktu yang ada hingga kini mereka berdua sepakat untuk memulainya. Lagipula jika menghitung hari, kurang dari dua minggu Ulangan Akhir Semester Ganjil akan tiba.

Sesekali Delta maupun Damara berdiskusi. Delta bertanya apabila ia tidak tahu dan Damara akan bertanya pada Delta apabila melupakan sedikit materi dasar kelas X yang berlanjut hingga ke kelas XII.

"Serius amat belajarnya" Mendadak fokus terhadap buku buyar akibat kedatangan Aisyah.

"Eh tante" Damara tersadar lalu melengkungkan bibirnya ke atas.

"Ini minum dulu, dimakan juga camilannya ya." Aisyah meletakkan jus jeruk, kentang goreng dan nugget sebagai camilannya.

"Iya, makasih tante. Maaf ngerepotin."

"Makasih Ma,"

"Gak ngerepotin kok. Mumpung Om minta di bikini minum juga, sekalian aja."

Damara menoleh ke ayunan kayu yang berada di sudut kiri kolam renang. Di sana, Agam telah bergelut dengan koran dan kaca mata bacanya. Posisi Damara dan Delta di gazebo terhadap Agam membentuk garis diagonal yang di lalui kolam renang.

"Tante ke sana dulu ya," pamit Aisyah yang di angguki oleh Damara dan Delta. Dengan nampan yang berisi kopi, ia menggiring kakinya menuju tempat Agam bersantai.

"Minum mas" Agam melipat koran dan melepas kaca mata bacanya.

"Makasih ya"

"Mas kenapa sih gak ngerestuin mereka?" Agam menyeruput kopinya.

"Damara itu anaknya baik, tanggung jawab, dan sopan banget. Aku gak nyangka sih zaman sekarang ternyata masih ada anak cowok yang minta izin sama orang tua cewek yang di suka sebelum nembak. Setiap mau ngajak Delta keluar, Damara selalu minta izin dan ngabarin, gak asal-asalan bawa Delta gitu aja. Kalau aku batasin durasi mereka keluar sampai jam sekian, sebelum jam yang di janjiin Delta bahkan udah ada di rumah. Sayang banget kalau bibit unggul begitu di sia-siain. Udah ganteng, pintar, berprestasi, sopan, tanggung jawab lagi."

DAMARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang