PAKET? {Exchap Series}

23.8K 2.8K 264
                                    

'Tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Tok..tok..tok... Paket....'

***

Setelah memberi jeda beberapa detik dengan menenggelamkan wajah di bantal untuk mengondisikan jantung dan wajahnya, akhirnya di panggilan yang ketiga Delta menggeser ikon kamera rekaman. Padahal ia sangat tidak berharap ucapannya bisa terwujud, mengingat Damara yang sekaku itu, pasti tidak akan mau jika melakukan video call.

"Kok baru dijawab?" tanya Damara disana dengan suara serak, rambut berantakan, dan wajah bantalnya sukses membuat Delta berdebar.

Terlihat sexy dimata Delta.

"I-itu... tadi ke toilet bentar," dusta Delta.

"Kangen?" wajah Delta bersemu.

"A-apaan sih, nggak!" bantah Delta.

"Terus kenapa minta vc?"

Delta menggaruk tengkuknya dan berpikir, "Ya... pengen liat Kak Dama aja. Keadaannya sejauh ini gimana, gitu."

"Oh, udah kan?"

"Udah," jawab Delta lurus.

"Yaudah aku matiin."

"Ee-eh! Jangan! Belum selesai tau," kesal Delta. Wajahnya yang cemberut sukses membuat sosok yang tercetak dilayar ponselnya menggeram ingin menyentuh pipi chubby itu.

"Katanya mau liat aku, udah dong kalau gitu," sahut Damara tengil.

"Belum dong, kan aku belum tanya-tanya"

"Ini sesi Q&A?" tanya Damara.

"Ihhh gak gitu maksudnya. Biar afdol aja, biar durasinya panjang. Emang gak mau liat muka aku lama-lama? Emang gak kangen sama aku?" Akhirnya Delta berkata dari hati yang paling dalam. Sudah cukup lelah ia berpura-pura, Damara semakin menyebalkan.

"Kamu kangen aku?"

"Kangen lah!" jawab Delta mantap. Ya, Delta putuskan untuk membuang gengsinya dan memutus urat malunya.

"Kok malah ketawa!" protes Delta saat ia melihat Damara yang sedang tertawa, menampakkan deretan giginya di layar ponsel Delta. Biasanya Damara hanya melengkungkan bibirnya, wajar Delta bingung.

"Kok kamu jadi gemesin gitu sih Del. Apa aku harus pergi dulu biar sosok yang kamu sembunyiin keluar?" ujar Damara dengan sisa tawanya. Sementara Delta mencebikkan bibirnya.

"Apa aku harus meninggal dulu biar Kak Dama gak terlalu dingin ke aku?" tanya Delta balik.

***

"Udahlah gak usah pulang, nanggung," ujar Farhan yang saat ini tengah bermalas-malasan di ranjang.

"Jauh Damara Hanif Khaeru, hampir 3 jam kalau ditambah macet. Pokoknya gue gak mau gantian nyetir, lo aja yang nyetir. Gue mau tidur."

DAMARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang