Akan ada waktu dimana Senior tunduk pada Junior
Damara Hanif Khaeru seorang Purna Paskibraka Nasional dan juga ketua Paskibra SMA Erlangga. Dikenal dengan sosok yang berprestasi namun buruk di kalangannya. Datar, dingin, cuek, kaku, bossy, dan tegas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'Tidur adalah cara yang tepat untuk menghilangkan rasa penat'
***
Sinar terik sang surya menerpa kulit. Tetes air yang keluar dari tubuh berupa ekskresi keringat mengalir ke seluruh tubuh.
Ingin rasanya menghalau keringat yang mengalir pada area mata. Rasa pedih akibat tetesan keringan sering kali ditahan. Tidak ada celah untuk meminta izin sekedar mengelap keringat.
Mulai berjalan dengan kaki kiri, kaki diangkat keatas sekitar 20 cm dari tanah, jarak langkah kaki kecil dan kaki dihentak sembari melangkah, tangan diayunkan 90 derajat didepan dan 45 derajat ke belakang, punggung tangan menghadap ke luar, dan jari-jari tangan dikepal seperti memeras santan.
Sudah berkali-kali anggota paskibra memutari lapangan sekolah dengan langkah tegap maju. Tempo yang sesuai peraturan baris-berbaris sangat menyiksa, sangat cepat dan tegas. Tidak ada waktu untuk bernapas lebih. Gerakan dimulai dengan kaki kiri, lutut berganti diangkat setinggi paha rata-rata atau horisontal, ujung kaki mengarah ke bawah dan tempo sesuai dengan tempo langkah biasa. Badan tegak pandang mata ke depan, lengan lurus ditempel pada sisi badan. Begitulah gerakan jalan di tempat.
Jalan ditempat yang lama dihentikan sangat membuat kaki ini pegal, rasanya ingin putus. Ada saja kesalahan, sulit sekali untuk kompak dalam barisan. Ada tempo yang kecepatan, kelambatan, bahkan salah kaki. Tidak ada ampun bagi mereka untuk diberikan aba-aba henti, jika jalan ditempat yang mereka lakukan tidak benar dan sempurna dimata senior.
Hadap kanan, hadap kiri, hadap serong kanan, hadap serong kiri, dan balik kanan menjadi bagian favorit mereka. Aba-aba tersebut hanya dilakukan ditempat, hanya memindahkan pandangan.
Tapi tidak akan berlaku jika intruksi balik kanan dilakukan berkali-kali, migran sudah pasti dirasakan. Bayangkan saja jika kalian membalikkan badan 180 derajat tanpa henti, setelah berbalik langsung kembali lagi, begitu seterusnya. Hingga kadang-kadang lupa sudah melakukan intruksi balik kanan yang mana dan posisi terakhir harusnya dimana.
Istilahnya otak kalian belum selesai mencerna sudah diisi ulang.
"Dua kali buka barisan, langkah tegap maju, jalan!" Zakat mengambil alih barisan ini. Sapta dan beberapa orang angkatan 32 mengawasi gerakan angkatan 33 dan capasga 34. Sementara Damara, Fania, dan Farhan memperhatikan dari jauh dan menilai gerakan juniornya.
"Dua kali buka barisan! Bukan satu kali! FOKUS!!" Teriak Sapta, anggota capasga yang berada di banjar kanan, barisan paling depan melakukan kesalahan dengan bergeser ke kanan satu langkah ketika diberi aba-aba dua kali buka barisan. Akibatnya barisan menjadi amburadul, jarak barisan antar orang berbeda-beda.
"Henti grak!"
Napas mereka tak beraturan, memompa udara dengan tidak sabar. Kesempatan emas yang mereka lakukan jika sedang berhenti.