EMPAT PULUH SATU

38K 3.6K 163
                                    

'Beneran profesional? atau cuma gengsi?'

***

Sedikit lupa dengan siksaan tadi pagi, kini Paraga Angkatan 34 bisa tertawa dan menghirup nafas lebih leluasa. Sore ini mereka bermain games sederhana. Mereka telah dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok memiliki nama kelompok yang mereka pilih dan juga yel-yel.

Seperti biasa pos pertama adalah pos pelepasan. Dimana pada pos tersebut kelompok yang dilepaskan untuk menuju ke pos berikutnya akan menunjukkan yel-yel kebanggaan kelompoknya.

Awal-awal menyanyikan yel-yel tidak kompak. Lirik yel-yel yang tidak jelas sangat menggelitik bagi yang mendengar dan menyanyikan. Asal yang mendengar bisa tertawa, lanjutkan saja bukan. Apalagi melihat senior sebagai panitia turut tertawa membuat Angkatan 34 sedikit lega.

Lokasi pengukuhan sangat unik. Tidak jauh dari area pengukuhan terdapat sawah yang sangat luas. Namun saat ini sawah tersebut kosong, hanya tersisa beberapa batang padi yang tertinggal bekas panen.

Delta baru tahu jika ada tempat yang sangat strategis untuk pengukuhan. Benar-benar sangat strategis karena keadaan lahan tersebut digunakan Angkatan 34 untuk merayap dan berguling-guling.

"Gila! anak paskibra kreatif dan cerdas banget sampai bisa buat game beginian?" decak Delta kagum sekaligus tak habis pikir. Game jaring laba-laba memang bukan asing lagi tapi inovasi yang dibuat senior untuk melakukan game tersebut di sawah yang becek sangat mengagumkan. Apalagi terdapat sistem adu dengam kelompok lain sehingga masing-masing kelompok harus benar-benar mengikuti permainan tersebut dengan benar agar mencapai kemenangan.

Meragap, berguling-guling, mereka seperti ayam yang dibalur tepung.

Untung saja dipos selanjutnya lokasinya ditempat yang terdapat genangan air. Seratus untuk tempat ini karena turut mempunyai sungai kecil dengan air jernih.

Sawah dan sungai tidak akan lepas bukan. Dimana ada sawah disitu ada sungai. Karena petani akan memilih untuk menanam padi yang terdapat sumber air sehingga mudah bagi mereka untuk mengairi tanaman yang mereka tanam.

Di pos itu mereka melakukan baris berbaris di tepi sungai. Sakit karena sungai tersebut banyak kerikil dan juga sulit untuk melakukan baris-berbaris di genangan air. Sehingga mereka akan mendapat hadiah berupa push up ditempat itu juga, ditepi sungai.

Setelah dibalur tepung, saatnya digoreng.

***

Akhirnya mereka dapat beristirahat dengan tenang setelah makan malam yang penuh dengan tangisan. Saat sesi makan mereka dibuat menangis dengan kata-kata bijak yang keluar dari mulut para senior.

"Liat itu makanan di depan kalian. Liat, cium, resapi. Kalian gak tau kan sesusah apa orang kalian untuk memberi kalian makan."

"Orang tua kalian itu sampai panas-panasan, kehujanan, bungkuk-bungkuk, kecapean, demi ngasi kalian makan. Tapi apa! Kalian malah sisain kalau makan."

"Kasian dek, orang tua kalian capek-capek cari rezeki tapi kalian malah buang-buang rezeki!"

Masih terngiang-ngiang, namun tubuh sangat lelah untuk kembali menangis. Lagipula ini sudah jam tidur dan mereka diperintahkan untuk tidur, jadi lebih baik pergunakan dengan baik sebelum hari esok yang entah akan ada kejutan apa lagi.

"Delta lo ada alas gak buat tidur?" tanya Yara.

"Nggak ada lah, gue kan gak bawa koran," jawab Delta sembari merapikan barang-barangnya yang berhamburan. Jika dalam keadaan seperti ini, semua harus dilakukan dengan cepat sehingga tidak ada waktu untuk mengambil barang dengan teratur dan merapikannya.

DAMARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang