TIGA PULUH

41K 3.7K 116
                                    

'Percuma ngomong sampai berbuih-buih kalau Si pendengar gak minat'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Percuma ngomong sampai berbuih-buih kalau Si pendengar gak minat'

***

Selama Davina memanggil abangnya dan Dara membuat minuman, Delta hanya diam membisu dengan pandangan tidak lepas dari kakinya. Tak nyaman berada di rumah orang lain yang tidak begitu dekat.

Delta mendongrak ketika melihat sepasang kaki yang terletak didepannya. Damara menengadahkan sebelah tangannya "Kenapa kak?" Delta mengernyit bingung.

"Kunci"

"Oh" Delta mengambil benda yang Damara maksud didalam tasnya. Setelah menemukan benda tersebut Delta beranjak dari duduknya dan menyerahkan kunci ruang paskibra pada sang ketua paskibra. "Kalau gitu, saya pamit kak...

Seperti tujuan awal Delta ke rumah Damara hanya untuk mengembalikan kunci sesuai perintah tuan rumah. Lagian untuk apa ia berlama-lama dirumah orang yang bahkan tidak dikenalnya dengan baik. Sebenarnya yang ia hindari adalah suasana canggung jika ia tetap berada ditempat ini.

"Tunggu, mama gue lagi bikinin lo minum" Damara menahan tangan Delta yang akan melangkah keluar.

Jika saja Delta tak memikirkan perasaan Dara yang sudah repot untuk membuat minuman, detik itu juga ia akan pulang. "I-iya kak" Delta melepaskan cekalan Damara dan kembali ketempat semula.

Entah ke mana hilangnya Davina setelah menyusul Damara dan apa saja yang dilakukan Dara di dapur sehingga meninggalkan Delta bersama Damara dalam keheningan yang sangat lama, bahkan suara televisi tenggelam akan atmosfer yang diciptakan keduanya.

Bunyi hentakan langkah di anak tangga mengalihkan Delta, Davina turun dengan tergesa-gesa.

"Kak Delta"

"Iya?"

"Kak Delta mau gak bantuin Davina kerjain pr?" tanya Davina takut-takut.

"Sama Abang aja"

"Nggak, kalau sama abang aku diomelin terus. Materinya jadi gak nyerap di otak" Davina menggeleng tegas dan bergelanyut manja dengan Delta.

"Lola"

"Ihh, bukannya loading lama tapi Abang yang kecepatan kalau ngajarin. Otak aku tuh butuh waktu untuk mencerna."

"Alasan"

"Maaa..." Teriak Davina ingin mengadu.

"Kenapa Dek?" Dara berjalan dengan nampan yang berisi segelas miniman dingin berwarna orange.

"Abang tuh..." tunjuk Davina.

"Kenapa lagi? Kalian tuh sebentar akur, sebentar musuhan, heran mama." Dara meletakkan minuman tersebut dimeja depan Delta.

"Makasih tante," ucap Delta.

"Sama-sama, diminum ya."

"Kak Delta, gimana?" tanya Davina kembali sambil mengguncang tangan Delta.

DAMARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang