TIGA PULUH TIGA

38.5K 3.5K 178
                                    

'Gimana caranya agar terlihat sopan dimata senior?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Gimana caranya agar terlihat sopan dimata senior?'

***

Sesampainya di rumah, Davina menggoyong Delta memasuki rumah dan meninggalkan Damara di mobil dengan kantong belanjaan mereka.

"Davina belanjaannya masih dimobil"

"Udah biarin aja, ada Bang Dama." Delta yang ditarik Davina hanya bisa pasrah. Ia jadi merasa bersalah dan takut kepada Damara karena bertingkah seenaknya.

Yang namanya Delta, jika terdapat masalah kecil, akan dikulitinya hingga bersih. Ia akan berspekulasi tentang dampak, hasil, dan perasaan orang yang bersangkutan. Sehingga masalah ini akan terpikirkan olehnya dan terkadang menjadi beban secara bersamaan.

Menghela nafas kasar Damara membuka bagasi lalu memasuki rumah dengan menenteng kantong plastik putih berlogo supermarket dikedua tangannya.
Sudahlah menjadi supir, sekarang menjadi tukang bawa belanjaan. Adiknya bos dan ia asisten yang tidak bergaji.

"DAVI-naa... Lo kok ada disini?" Pekikan Damara terhambat ketika melihat seseorang yang duduk di ruang tamu bersama mamanya.

"Hai Dama," sapanya.

"Dek, belanjaannya." Damara menyerahkan kantong berisi belanjaan kepada Davina yang berdirj tak jauh darinya, turut berada di ruang tamu juga. Tadi langkah Davina terhenti untuk ke dapur karena melihat tamu di rumah. Hitung-hitung say Hi, supaya tidak terkesan sombong.

"Kak bawain satu ya," pinta Davina kepada Delta sebelum melenggang ke dapur.

"Sini"

Sepeninggalan Davina dan Delta dari lokasi, Damara duduk di ruang tamu sebab orang yang berada di ruang tamu selain Dara merupakan tamu Damara.

"Tante ke belakang dulu ya" Dara turut hengkang dari ruang tamu. Ia melarikan diri ke dapur untuk menengok kegiatan anak bungsunya bersama teman barunya. Daripada bergabung bersama Damara dan tamunya yang tidak akan nyambung dengan bahasan mereka.

"Iya tante"

"Jadi?" Damara menanyakan maksud kedatangan mendadak partner paskibranya ke kediamannya.

"Gue mau bahas mengenai pengukuhan Capasga 34. Mungkin kalau dihitung pake jari masih lama. Tapi jauh-jauh hari lebih baik dipersiapkan."

"Kenapa gak bahas di sekolah? Tadi gue ada di ruang paskibra."

"Lupa gue," cengir Mona.

Damara mengangguk "Lo masih ingat jalan dan konsep Pengukuhan tahun-tahun sebelumnya?"

"Ada yang lupa sih," terawang Mona akan masa lampau.

"Harus rapat dulu dengan semua anggota. Kita kumpulin puzzle-puzzle jalannya pengukuhan. Pasti yang lain ada yang ingat."

DAMARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang