'Semua ini karena dia...'
***
Di minggu pagi, seusai membenahi rumah dan membersihkan diri, Delta langsung menyibukkan diri di dapur. Ia berncana akan memasak gulai ikan asap lagi. Bedanya hasil masakan ini tidak akan disajikan di rumahnya melainkan di tempat Damara berpijak.
Delta akan mengirimkan makanan yang ia masak kepada Damara. Mengingat percakapan mereka kemarin di telepon, Damara belum pernah memakannya. Anggap saja ini berupa kiriman pencegah rindu dari Delta dalam bentuk makanan.
Delta sangat antusias, namun sedikit cemas. Ini akan jadi masakan pertama yang Delta buat murni dari tangannya sepenuhnya. Biasanya saat makan bersama di rumah Delta maupun Damara, Delta akan membantu memasak. Tapi, tetap saja itu ada campur tangan dari orangtua mereka.
"Masak ikan lagi Dek?" tanya Aisyah yang menghampiri Delta.
"Iya mah"
"Yang kemarin masih ada loh, masa udah masak lagi," ujar Aisyah ketika melihat wadah tertutup yang berisi masakan Delta kemarin.
"Di panasin masih bisa kok," lanjut Aisyah sembari memanaskan microwave untuk memanaskan gulai ikan asap.
"Siapa bilang ini buat mama sama papa, ini buat Kak Dama tau," ucap Delta sewot.
"Uwuuu, udah pinter ya sekarang pacarannya. Gak nyangka mama, hebat loh kamu Dek," Aisyah geleng-geleng dan bertepuk tangan heboh.
"Ini mulut gak ada sekatnya, kenapa coba gue ngomong begitu," gerutu Delta pelan.
"Damara gimana?"
"Gimana apanya?"
"Ya itu, di sana gimana?" tanya Aisyah.
"Apaan sih ma, coba kalau nanya yang lengkap dan jelas, Delta bingung. Mama tuh kayak Kak Dama tau gak, ngomong sepatah-sepatah."
"Ihiiyy," goda Aisyah.
"Ihh mama! Ngeledekin terus," rengek Delta malu. Salah, harusnya ia tidak perlu menjelaskan persamaan mamanya dan Damara.
Aisyah tertawa melihat tingkah anaknya yang ternyata sudah jauh dari kata putri kecil.
"Damara gimana keadaannya? Seleksinya gimana?" tanya Aisyah yang masih dengan sisa-sisa tawa.
"Baik, sehat-sehat aja katanya. Untuk tahap pengecekan awal, Kak Dama lulus. Beberapa hari lagi masuk ke tahap RIK/Uji Panda."
"Kok katanya sih," Aisyah mengernyit.
"Loh, iya dong. Yang bisa jawab kan cuma Kak Dama. Terus Kak Dama bilang, dia baik-baik aja, udah dong beres." Delta menggaruk kepalanya.
"Emang kamu gak mastiin langsung?"
"Emangnya mama sama papa bolehin Delta kalau nyusul ke sana?" tanya Delta sambil memutarkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMARA [END]
Novela JuvenilAkan ada waktu dimana Senior tunduk pada Junior Damara Hanif Khaeru seorang Purna Paskibraka Nasional dan juga ketua Paskibra SMA Erlangga. Dikenal dengan sosok yang berprestasi namun buruk di kalangannya. Datar, dingin, cuek, kaku, bossy, dan tegas...