EMPAT PULUH TIGA

38.8K 3.6K 136
                                        

'Kalau tiap hari teriak, bisa putus pita suara gue'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Kalau tiap hari teriak, bisa putus pita suara gue'

***

Ini adalah hari pertama Delta menginjakkan kakinya di sekolah setelah tiga hari yang lalu ia dikukuhkan.

Rasa lelah dan sakit di sekujur tubuh baru terasa saat sampai di rumah. Saat masih di bumi pengukuhan memang sudah merasakannya, namun saat di rumah rasa itu semakin berkali lipat.

Setiap kesalahan yang dibuat diri sendiri ataupun orang lain harus ditanggung bersama. Hal tersebut tentu membuat urat tangan Delta tengang dan fatalnya keseleo karena terlalu banyak melakukan push up. Untung saja Aisyah cepat tanggap dan langsung menggoyong Delta ke tukang urut.

Namun setelah di urut kondisi tubuh Delta tidak juga cukup membaik. Keesokan harinya ia terbangun dengan kedua tangan yang terasa nyeri untuk ditekuk, bahkan untuk digerakkan seperti biasa terasa nyeri hingga menangis dibuatnya. Belum lagi kepalanya yang pening, tubuh terasa panas dan menggigil.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan jeda yang singkat dan tidur dengan kondisi seadanya membuat tubuh Delta rentan. Apalagi ia sedikit alergi dengan cuaca yang sejuk. Ia tidak bisa tidur tanpa adanya selimut sedangkan pengukuhan tidak mungkin untuk membawa selimut.

Mereka sedang di uji bukan berkemah.

Sebenarnya Delta masih belum fit untuk sekolah, namun ia memaksakan diri untuk pergi. Sangat nikmat berada di rumah tanpa melakukan apapun. Namun tertinggal pelajaran sekolah yang paling ia hindari. Pastinya nanti ia akan mengerjakan susulan tugas sekaligus. Satu hari terdapat tiga sampai empat mata pelajaran, tinggal dikalikan saja dengan jumlah hari ia tidak hadir. Banyak bukan?

"Kok lo sekolah"

"Senang kan lo gue gak sekolah," ucap Delta meletakkan ransel di bangkunya.

"Bukan gitu, gue sedih lah kalau lo gak sekolah." Yara menepuk-nepuk punggung Delta pelan. "Gue jadi gak bisa nyontek," lirih Yara yang masih didengar Delta.

"Astaga... Kamu berdosa banget Yara," ucap Delta mendayu. "Doain aja nggak, apalagi jengukin. Parah banget sih emang, cuma mama gue aja yang jengukin gue" Delta geleng-geleng.

"Lah lo kan serumah sama tante Aisyah, anaknya juga, wajar dong kalau jengukin. Btw itu bukan jengukin, lebih tepatnya ngerawat bayi gede." Ucapan Yara dihadiahi Delta dengan pukulan dipunggungnya.

"Ampun... gue lurusin nih. Maksud gue, lo ngapain sekolah dengan keadaan gitu." ucap Yara usai meringis.

Penampakan Delta memang terlihat tidak sehat. Bibir yang tidak terpoleskan warna karena berada di area sekolah terlihat sangat pucat dari biasanya dan hidung yang memerah.

"Gue kenapa? Gakpapa kok, cuma pilek doang."

"Doang lo kata! Kalau nular ke gue atau sekelas gimana? Bisa pilek berjamaah kita."

DAMARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang