CHAPTER 3

83.6K 5.2K 299
                                    

"Arga pulang."

Hening.

Arga hanya tersenyum kecut melihat rumahnya yang sepi, tanpa kehadiran siapapun. Berbeda dengan remaja lain yang biasanya disambut hangat oleh orang tua mereka, Arga tidak.

Kedua orang tuanya adalah pekerja keras yang jarang berada di rumah, meninggalkannya merasa haus akan kasih sayang. Arga bahkan hampir tidak pernah makan malam bersama mereka seperti yang sering dilakukan anak-anak lain.

Dia menuju kamar, lalu membersihkan diri. Setelah selesai, Arga berbaring di kasurnya, menatap langit-langit kamar sambil tenggelam dalam pikirannya. Tanpa disadari, sudut bibir Arga terangkat saat dia mengingat kejadian tadi.

Suara lembut Nara terus terngiang di pikirannya, bersama dengan wajah cantiknya, senyum manisnya, dan bibir ranumnya yang sangat menggoda.

Setelah kejadian Nara memegang tangannya, Arga tak bisa berhenti memikirkan Nara dan peristiwa tersebut. Ia bingung mengapa setiap kali memikirkan wajah Nara, jantungnya berdegup kencang.

"Sinting, gue kenapa?" Arga bergumam sambil berjalan menuju sofa dengan sebatang rokok di tangannya.

"Kinara, Kinara."

Tiba-tiba, tanpa disadarinya, senyuman terbit di wajah Arga, tetapi ia segera menepisnya. Jika terus-menerus memikirkan Kinara, Arga merasa dia bisa gila.

Arga melemparkan rokoknya ke asbak dan merebahkan diri di sofa dengan frustrasi. Ia meremas-remas bantal, mencoba mengalihkan pikirannya dari Kinara yang terus menghantui. Namun, semakin Ia berusaha keras, bayangan senyuman Nara dan tatapan matanya tetap muncul di benaknya.

"Kenapa sih gue jadi kayak gini?" keluhnya. Arga menutup matanya dan berusaha fokus pada hal lain, tetapi tidak ada yang berhasil mengusir rasa penasaran dan kekagumannya terhadap Kinara.

"Kinara Wiratama," gumamnya sambil tersenyum, terjadi lagi.

"Lah? Anjing! Lo udah gila, Ga." Arga mengusap wajahnya dengan kasar, sekali lagi teringat pada gadis yang memegang tangannya dan memohon kepadanya.

Arga membuka ponselnya dan masuk ke aplikasi Instagram.

Senyuman terbit di bibir Arga, "tapi kayaknya gue bakalan rugi kalau gak dapatin lo, Nar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyuman terbit di bibir Arga, "tapi kayaknya gue bakalan rugi kalau gak dapatin lo, Nar."

~

Tok tok tok

"Sayang, Ayah boleh masuk?" Adam mengetuk pintu kamar Nara.

"Masuk aja, Ayah. pintunya gak Nara kunci" sahut Nara setengah berteriak.

Adam pun masuk ke kamar anak semata wayangnya dan melihat Nara duduk di balkon, memandang langit malam.

Nara tersenyum pada Adam. "Ada apa, Yah?" tanyanya.

"Kamu ngapain?"

"Nara lagi lihat bintang. Ini kebiasaan Nara sama Bunda dulu," jawab Nara sambil tersenyum.

ARGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang