Nara menatap keenam lelaki di hadapannya dengan tatapan tajam, penuh amarah. Mereka adalah Arga, Rio, Farrel, Felix, Gerry, dan Jeremi. Wajar jika Nara marah, bagaimana tidak? Mereka datang ke sekolah jam 9 pagi, terlambat hampir dua jam, dan sebagai ketua OSIS, Nara harus sibuk mengurus mereka.
Bu Rukma, yang akrab disapa BuRuk, hanya bisa menggelengkan kepala melihat keenam murid itu berdiri di depannya.
"Saya bosan lihat muka kalian!" ucap Bu Rukma tegas.
"Kami juga bosan Bu, lihat muka Ibu," sahut Gerry santai, yang langsung diangguki oleh teman-temannya.
Bu Rukma mengelus dadanya, berusaha sabar. "Nara, kamu urus mereka ya. Bisa-bisa saya kena darah tinggi kalau terus-terusan urus mereka!" Setelah berkata begitu, Bu Rukma langsung meninggalkan ruangan.
Nara menghela napas panjang. "Kenapa telat? Perasaan kemarin kalian gak pulang larut," tanyanya tegas, menatap mereka satu per satu.
"Anu... anu..." Jeremi mulai tergagap, jelas kebingungan.
"Anu-anu apa?" Nara menatapnya dengan tajam.
"Anu..." Jeremi tak bisa menjawab dengan jelas.
Nara mendengus kesal, lalu berpaling ke Farrel. "Farrel, kenapa?" Farrel hanya menggeleng tanpa bicara.
"Arga, you better have an explanation," ucap Nara sambil menatap Arga. Arga juga hanya menggeleng tanpa memberi jawaban.
"Rio?" Nara beralih pada Rio.
"Apa?" Rio menjawab dengan malas.
"Jawab! Kalo lo gak jawab, WA Dania gak gue kasih!" ancam Nara, sengaja menyebut nama seseorang yang pasti menarik perhatian Rio.
Rio langsung menyerah. "Main game di markas."jawabnya cepat.
Nara memijat pangkal hidungnya, mencoba menahan rasa frustrasi. "Sekarang kalian semua lari keliling lapangan lima kali. Itu udah hukuman ringan dari gue! Cepet laksanain."
Mereka semua mengangguk tanpa protes. "Oke, gue mau ke ruang dance sekarang," tambah Nara, sebelum beranjak meninggalkan mereka.
Keenam cowok itu langsung berlari keliling lapangan, penuh semangat. Bagaimanapun, lima kali putaran adalah hukuman yang sangat ringan, apalagi jika dibandingkan dengan hukuman yang biasanya mereka dapatkan.
~
Nara berjalan menuju ruang dance, di mana seluruh anggota tim dance sudah berkumpul. Dia membuka pintu dan langsung menyapa mereka.
"Hi, girls!" sapa Nara ceria.
"Hi!" balas mereka serempak.
"Oke, jadi gue ngumpulin kalian di sini buat seleksi tim yang akan ikut lomba Glamourgirl bulan depan," ucap Nara. "Kelompok Shinegirl, kalian duluan tampil."
Kelompok Shinegirl pun maju dan menampilkan koreografi mereka dengan percaya diri. Setelah itu, giliran kelompok Classygirl menunjukkan koreo mereka.
Setelah selesai, Nara mulai mengumumkan nama-nama yang terpilih. "Untuk Shinegirl, yang gue panggil maju. Gaby, Aleta, dan Renata." Ketiganya maju dengan senyum bangga.
"Berikutnya Classygirl. Kelly, Alisha, dan Winda." Mereka pun maju, sama bangganya.
"Buat yang belum terpilih, jangan kecewa ya! Masih ada kesempatan lain buat kalian," ujar Nara dengan senyum semangat. Para anggota yang tidak terpilih tetap tersenyum, mengangguk penuh harapan.
"Center akan gue seleksi minggu depan. Sekalian kita langsung latihan full ya," lanjut Nara. "Kalian boleh bubar sekarang."
Setelah urusan seleksi selesai, Nara berjalan ke kantin, mencari teman-temannya. Begitu menemukannya, dia langsung bergabung dengan mereka.
"Nih, udah aku pesenin makanan buat kamu," kata Arga sambil menyerahkan sepiring makanan pada Nara.
"Makasih," ucap Nara sebelum langsung melahap makanannya.
"Kita besok mau liburan. Kamu ikut gak?" tanya Felix pada Adel, yang duduk di sebelah mereka.
"Liburan kemana?" Adel bertanya penasaran.
"Manado," jawab Felix singkat.
Adel mengangguk. "Kayaknya seru. Ikut, deh."
"You guys all have to come." ujar Nara pada ketiga sahabat perempuannya. Mereka mengangguk setuju.
Namun suasana di kantin mendadak berubah saat terdengar suara pukulan keras dari ujung ruangan. Mereka melihat Doni, salah satu siswa terkenal karena kenakalannya, sedang memukuli seseorang.
Mata Nara melebar saat dia menyadari siapa yang dipukuli oleh Doni. Itu Ryan, adik Nara. Tanpa pikir panjang, Nara melangkah cepat ke arah Doni dan langsung melayangkan pukulan ke pipi Doni.
"BANG—Nara?" Doni terkejut, tak menyangka yang memukulnya adalah Nara.
Nara segera menarik Ryan menjauh dari Doni. Teman Ryan, Angel, langsung menghampiri Ryan sambil menangis.
"Kenapa lo pukul dia?" tanya Nara dengan nada penuh kemarahan.
"Dia nabrak gue!" Doni menjawab dengan nada arogan.
"Jadi, kalo dia nabrak lo, balasannya harus dipukul gitu? Lo tau dia siapa?"
Doni tertawa sinis. "Bocah cupu."
Nara mengangguk, tersenyum sinis. "Cupu? Lo udah lama gak ke sekolah, ya Don? Eh, gue lupa ternyata lo dan teman-teman lo di-skors selama satu bulan jadi gak tau apa yang terjadi di sini."
"Maksud lo apa?" tanya Doni bingung.
"Ryan itu adik gue!" Nara menatap Doni dengan tatapan tajam, penuh ancaman.
Doni dan teman-temannya terkejut mendengar pengakuan itu. "Sekali lagi gue lihat lo ganggu adik gue, gue gak akan segan-segan buat bikin hidup lo hancur! Itu berlaku buat semuanya. Kalo ada kasus pembulian lagi, kalian akan berurusan dengan gue!" Ancam Nara dengan suara yang tegas, membuat semua orang yang mendengar merasa ngeri.
"Lo paham gak?" tanya Nara dengan suara rendah namun penuh intimidasi. Doni hanya bisa mengangguk ketakutan.
"Bagus. Sekarang pergi dari sini!" Usir Nara. Doni dan teman-temannya langsung pergi dengan cepat.
Nara kemudian menatap Ryan. "Gue kan udah bilang, kalo ada yang ganggu lo harus balas."
"Maaf, Kak... Tadi udah mau gue balas, tapi temen-temen Kak Doni nahan pergerakan gue," jawab Ryan dengan nada menyesal.
"Udah, sana balik."
Ryan dan Angel segera meninggalkan kantin, masih dengan ekspresi lega.
"Hebat lo, Nar!" puji Jeremi sambil tertawa.
Nara hanya tersenyum tipis sebagai balasan. "Oke, berarti sebentar kita prepare buat liburan kan?"
"Yup," jawab Arga.
"Kita tinggal di mana nanti?" tanya Jeje.
"Di vila bunda gue," jawab Nara.
"Tante Eva?" tanya Felix heran. Nara mengangguk.
Felix hanya mengangguk-angguk, begitu juga yang lain.
Di sisi lain, ada seseorang yang diam-diam mendengar percakapan mereka. Orang itu segera mengambil ponselnya dan mengetik pesan cepat untuk seseorang.
Boss
Bos! Mereka bakalan liburan ke Manado
besok
Send 12.32Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARA
Teen FictionIni kisah tentang tiga cowok menyukai satu cewek yang sama. (2020)