Sesuai dengan perkataan Nara semalam, saat ini Nara sedang menuju ke rumah Ryan. Nara sangat senang karena dia akan memamerkan Ryan kepada teman-temannya di kelas sebagai adik laki-lakinya.
Nara sudah tiba di alamat yang Ryan berikan. "Selamat pagi, Pak," sapa Nara pada seorang pria yang berada di situ.
Pria itu menoleh. "Pagi, neng cantik. Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya boleh tanya, Pak?"
"Tanya apa?"
"Ini alamatnya Ibu Tiara Atma, ya?"
"Iya, benar, neng. Itu rumahnya,"
"Oh, kalau begitu terima kasih, Pak."
Nara lalu mengetuk pintu. "Tok, tok, tok. Permisi!"
"Sebentar!" sahut seseorang dari dalam.
Pintu pun terbuka, menampilkan wanita cantik yang mengenakan celemek. "Eh, Nara. Cari Ryan, ya?" tanya Tiara. Nara mengangguk.
"Masuk dulu, ya. Tante panggilin Ryan," kata Tiara.
"Iya, Tante," jawab Nara.
Mata Nara menelusuri rumah yang minimalis namun bersih dan rapi. Rumah ini tampak nyaman dan membuat siapa pun yang tinggal di sini merasa betah. Ia tersenyum melihat foto Ryan yang memegang piala besar sambil tersenyum ke arah kamera. "Gemes banget," pikirnya.
"Kak Nara, maaf ya sudah nunggu lama," kata Ryan yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya, berdiri di hadapan Nara.
"Tenang, gue baru sampai, kok. Yuk, kita berangkat," jawab Nara. Ryan mengangguk dan mendekati Tiara untuk berpamitan, diikuti oleh Nara.
Di dalam mobil, hanya terdengar alunan musik. Ryan menatap keluar jendela, sementara Nara fokus menyetir.
"Kak, maaf ya sudah ngerepotin," ucap Ryan dengan rasa tidak enak.
"Lo nggak ngerepotin sama sekali. Sekarang lo itu adik gue, jadi lo tanggung jawab gue," jawab Nara sambil tersenyum tanpa menoleh ke arah Ryan. Ryan tersenyum mendengar ucapan Nara.
Sesampainya di sekolah, Nara dan Ryan menjadi pusat perhatian seluruh murid. Ini adalah pertama kalinya mereka melihat Nara datang bersama seorang cowok, apalagi cowok itu adalah Ryan, yang selama ini menjadi bahan bully-an siswa-siswi di sana.
Eh itu Nara kenapa bareng si culun?
Itukan cowok yang dilabrak Doni kemarin kan?
Beruntung banget tu culun bisa bareng primadona
Anjir gak cocok banget tu miskin jalan sama Nara
Nara diam, mendengar semua ucapan yang dilontarkan oleh siswa-siswi di sekolah. Ia menahan amarah yang sudah sejak tadi terpendam.
"Ngejulidin mulut nih orang-orang!" gerutunya dalam hati.
Ryan menunduk, memilin ujung jarinya, tidak tenang dengan keadaan saat ini. Ketika merasakan rangkulan di pundaknya, ia menoleh.
"Gak usah didengerin," kata Nara sambil tersenyum, berusaha menenangkan diri dan Ryan.
"Kakak pasti malu datang bareng aku, kan?" Pertanyaan Ryan membuat Nara mendengus.
"Dibilangin gue nggak malu. Stop bilang kayak gitu," jawab Nara dengan tegas. Ryan mengangguk, sepertinya ia mulai harus terbiasa dengan situasi seperti ini ke depannya.
"Yuk, kita ke kelas gue dulu."
"Ngapain, Kak?"
"Mau gue ajak kenalan sama teman-teman gue. Tenang aja, semua teman sekelas gue itu baik-baik."

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARA
Ficțiune adolescențiIni kisah tentang tiga cowok menyukai satu cewek yang sama. (2020)