CHAPTER 54

38.9K 2.2K 125
                                    

"Aku mau turun dulu, Kar," ucap Nara, yang telah mengubah cara bicaranya menjadi aku-kamu. Laskar mengerutkan dahi.

"Ngapain?"

"Mau pamit sama Arga." Nara menjawab dengan tegas.

"Gak! Nanti kamu kabur," larang Laskar, suaranya penuh kecemasan.

"Enggak, Laskar, aku gak akan kabur. Aku janji, ya sayang?" Nara tersenyum nakal saat menyebutnya sayang.

Laskar mengangguk, sedikit merasa tenang. "Aku temenin." Nara mengangguk pasrah.

Dari kejauhan, Arga melihat pintu mobil terbuka, memperlihatkan Nara yang terlihat jauh dari rapi. Rahang Arga mengeras saat melihat Laskar merangkul Nara. Dalam sekejap, ia mendekati mereka, menatap Laskar dengan tatapan tajam.

"Lepasin Nara." ucap Arga, nada suaranya dingin.

"Sorry, man! Nara sekarang udah jadi milik gue!" Laskar menjawab dengan santai, membuat Arga mengepalkan tangannya.

"C'mon, sayang, katanya kamu mau pamit ke tunangan kamu. Eh, salah mantan tunangan." Laskar tersenyum miring, dan Nara hanya bisa tersenyum sendu menatap Arga.

"Aku..." Nara mencoba menjelaskan.

"LASKAR!"

Suara itu membuat Laskar menengok ke belakang. Matanya membulat saat melihat teman-temannya ditahan oleh polisi. Sontak, ia melepaskan rangkulannya dari Nara, yang segera berlari menuju Arga.

Tanpa ampun, Laskar ditahan oleh polisi, berusaha memberontak namun sia-sia. Salah satu petugas menyuntikkan sesuatu padanya, dan ia pun terjatuh tak sadarkan diri.

"Bawa mereka!" Perintah Arga, diangguki oleh para polisi.

Arga kembali menatap Nara, yang kini tersenyum lebar.

"Gak nyangka ide aku berhasil." seru Nara penuh semangat, membuat mereka semua tertawa.

Ya, mereka telah mengetahui rencana Laskar, semua berkat Doni, anggota Vandalas yang diam-diam memata-matai Laskar dan kawan-kawannya. Arga dan Nara curiga ada yang mengikuti mereka saat pergi menemui Regan dan Mawar di kafe. Regan juga menyadari ada yang membuntuti mereka, dan dugaan mereka terbukti benar—itu adalah anggota Galaksi.

Begitu keluar, Arga menghubungi Doni, si mata-mata kepercayaan Vandalas, untuk menyelidiki Laskar dan yang lainnya. Dan benar saja, Laskar berencana menculik Nara saat acara berlangsung. Dari situlah, Arga mengumpulkan teman-teman untuk merancang strategi melawan Laskar. Nara mengusulkan ide untuk menjebak Laskar.

Saat acara berlangsung, Faris, anggota Vandalas yang berjaga di luar, melihat mobil Laskar berhenti di parkiran. Ia juga melihat Laskar keluar mobil sambil memegang pistol. Tanpa menunggu lama, ia segera menghubungi Rio untuk memberitahu bahwa Laskar telah sampai.

Begitu Laskar menembakkan pistolnya ke arah lampu, membuat semua lampu mati, ia berlari membekap Nara dan membawanya menuju mobil. Tanpa sepengetahuan Laskar, Arga tersenyum miring melihatnya.

Arga mulai berakting panik seolah-olah kehilangan Nara. Sebenarnya, ia sedikit meringis melihat aura yang tak biasa di wajah Laskar, tapi ia tetap melanjutkan aksinya agar Laskar percaya.

Saat Rio menunjukkan foto Laskar, Farrel diam-diam menghubungi polisi untuk bersiap di jalan yang akan dilewati mobil Laskar.

Sebenarnya, Arga tidak terima dengan sebagian rencana Nara yang mengharuskannya memanggil Laskar "sayang." Sudah tahu Arga orangnya cemburuan, malah digituin lagi, membuatnya semakin kesal.

Setelah Nara turun dari mobil, ia memberi isyarat kepada Arga untuk menekan remote di tangannya, memerintahkan polisi keluar dari tempat persembunyian untuk menangkap teman-teman Laskar, termasuk Laskar sendiri. Dan akhirnya, semuanya berakhir.

ARGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang