CHAPTER 2

93.5K 5.6K 367
                                    

Bel pulang berbunyi, dan Nara mulai membereskan barang-barangnya dengan telaten, diikuti oleh kedua temannya.

"Eh guys, gue duluan ya. Bokap udah jemput nih," pamit Jeje.

"Hati-hati," jawab Nara dan Adel kompak.

"Nar, lo langsung ke ruang OSIS, kan?" tanya Adel.

"Iya, kenapa Del?"

"Gue ikut, ya. Mau nungguin Felix," kata Adel.

Nara mengangguk sambil mengeluarkan dua buku dari dalam laci dan memasukkannya ke dalam tas.

"Udah?" tanya Nara.

"Iya, ayo!" jawab Adel dengan semangat. Adel menggandeng lengan Nara dan mereka segera menuju ke ruangan OSIS.

Sesampainya di depan ruang OSIS, saat Nara hendak mengetuk pintu, tiba-tiba pintu dibuka oleh Felix, pacar Adel.

"Eh, Nara," sapa Felix saat Nara melintas. Nara hanya tersenyum dan segera masuk ke dalam ruangan, meninggalkan kedua sejoli di depan pintu.

Felix menatap Adel dengan lembut dan mengusap-usap kepalanya. "Yakin mau nunggu di sini?" tanyanya.

Adel mengangguk. "Iya, sayang," jawabnya, berusaha meyakinkan Felix.

"Kamu masuk saja, yang," kata Felix. Adel langsung menggeleng dengan cepat.

"Wae?" tanya Felix, heran.

"Malu, tau. Ntar dikira aku caper," keluh Adel. Felix tertawa ringan mendengar alasan Adel.

"Gak ada yang berani bilang kamu caper. Kalau ada, aku hajar nanti," kata Felix sambil tersenyum. Adel mencubit pelan perut Felix karena mendengar ucapan kekasihnya.

"Aduh, sakit, sayang," keluh Felix.

"Biarin! Kamunya ngeselin sih," balas Adel sambil tersenyum. Felix tertawa gemas melihat tingkah lucu pacarnya.

"Masuk aja, sayang. Tenang, gak ada yang bakal bilang kamu caper," kata Felix lagi, membuat Adel akhirnya setuju.

"Yaudah, iya," jawab Adel.

"Nah gitu dong," ujar Felix sambil tersenyum dan merangkul Adel, lalu mereka berdua masuk ke dalam ruangan bersama.

"Pacaran teros!" celetuk salah satu anggota OSIS yang akrab dengan Felix.

"Yeee, iri bilang bos, jomblo!" balas Felix sambil tertawa, diikuti oleh tawa anggota OSIS lainnya.

"Baik, karena semuanya sudah lengkap, mari kita mulai," ujar Nara dengan suara tegas, mengembalikan fokus rapat.

Nessie kemudian mulai mempresentasikan rencana untuk acara sekolah yang akan digelar dua minggu lagi. "Untuk acara ini, gue akan bagiin tugas kepanitiaannya," katanya sambil mengganti slide PowerPoint yang menampilkan nama-nama panitia dan bidang tugas masing-masing.

"Ini nama-nama panitia dan bidang tugas kalian. Semua setuju dengan struktur yang sudah dibuat?" tanya Nessie. Semua anggota mengangguk setuju dengan mantap.

"Oh, satu lagi," Nessie melirik ke arah Nara. "Band lo jadi tampil gak?" tanyanya.

Nara mengangguk. "Jadi, udah gue konfirmasi ke semua anggota," jawabnya, membuat Nessie tersenyum puas.

Saat selesai makan tadi, Nara mengumpulkan semua anggota bandnya dan mulai berdiskusi tentang persiapan untuk acara perpisahan.

"Jadi, untuk bidang acara, kita gak perlu nyewa band dari luar, karena Nara dan teman-temannya sudah setuju untuk tampil," kata Nessie.

"Wah, mantap tuh," sahut salah satu anggota dengan antusias.

"Oh iya, Nar, bisa minta tolong ke Vandalas untuk bantuin keamanan acara gak?" tanya Nessie.

ARGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang