Tiga gadis cantik sedang berjalan menuju perpustakaan ketika langkah mereka terhenti oleh tiga gadis lain yang berpakaian ketat dan ber-make up tebal, yang menghadang mereka.
"Heh cewek gatal!" Ucap salah satu gadis dengan nada menantang.
Nara mengerutkan kening. "Maksud lo?" Tanyanya.
"Lo udah rebut cowok gue!" bentak gadis itu, membuat perhatian seluruh ruangan tertuju pada mereka.
"Heh, pantat sapi! Cowok siapa yang lo maksud hah?!" tanya Jeje dengan nada kesal.
"Ya, siapa lagi kalau bukan Arga." Ucap gadis itu.
Nara tertawa kecil. "Hello? Arga? Cowok lo? Halu lo kali." Ejek Nara.
"Bangsat lo!" Gadis itu hendak menampar Nara, namun Nara dengan sigap menahan tangan gadis itu.
"Ih, jangan ngomong kasar, kak! Gak baik! Nanti gak dapet jodoh, tau! Jangan main kasar juga." Nara dengan sengaja memancing emosi Fiona.
Ucapan Nara berhasil membuat seluruh murid di sana tertawa terbahak-bahak. Bahkan anggota Vandalas yang melihat perdebatan antara Nara dan Fiona juga ikut tertawa.
"Hahaha! Anjing! Bu bos bisa ngelawak juga!" tawa Gerry.
Arga pun ikut terkekeh. "Samperin." ucapnya lalu mendekati Nara.
"Heh, menor! Lo kenapa sih cari gara-gara mulu?!" sinis Farrel.
Fiona melirik Farrel dengan tajam. "Bukan urusan lo!" ketus Fiona. Dia kembali menatap Nara dengan sinis. "Lo pake pelet apa sih? Sampai-sampai cowok gue nempel-nempel mulu sama lo!"
"Idih! Cowok lo siapa, Maemunah?!"
"Cowok gue Arga lah!" Fiona mendekati Arga dan memeluk lengannya. "Iya kan, sayang?" tanyanya dengan nada manja.
"Najis! Jaman sekarang masih suka haluin pacar orang? Gatau diri!" Ucap Nara. Arga tersenyum pada Nara dan mengedipkan sebelah matanya. Nara membalas senyuman dan kedipan Arga.
"Gak puas lo, saham bokap lo, gue kunci?" Bisiknya pada Fiona, gadis itu tampak diam.
"Bangsat! Jadi lo yang buat saham bokap gue turun?!" Emosi Fiona.
Nara terkekeh, "don't mess with me, sayang, lo bakal kena dampaknya." Nara mendekat dan menarik tangan Arga. "Ayo, babe! Kita pergi dari sini. Lama-lama di sini malah bikin aku mual." ujarnya sambil menarik Arga pergi, meninggalkan Fiona dengan wajah merah menahan kemarahan.
"Yah, kasian!" ejek Adel pada Fiona.
"Gue udah pernah peringatin kan sama lo, ngeyel banget." Tambah Jeje sambil menyusul teman-temannya yang sudah pergi.
"Sialan!" umpat Fiona. "Cabut!" perintahnya pada antek-anteknya.
~
Waktu pulang telah tiba, dan Arga serta Nara sedang dalam perjalanan menuju cafe.
"Arga?" panggil Nara setengah berteriak karena mereka masih di jalan.
"Ya?"
"Jangan pernah ninggalin aku ya!"
"Iya, aku nggak akan ninggalin kamu. Kecuali kalau aku dipanggil yang di atas," jawab Arga, sedikit bingung dengan ucapan kekasihnya yang tiba-tiba.
Mereka akhirnya sampai di cafe dan duduk sambil menunggu pesanan mereka.
"Eh, ada Leader Vandalas di sini," seru seorang cowok tampan. Dia melirik Nara sambil tersenyum. "Cantik juga cewek lo! Hai, gue Laskar Brawijaya," ucap Laskar sambil menyodorkan tangannya ke arah Nara, namun tangan itu segera ditepis oleh Arga.
"Wow, wow! Santai, bro. Gue nggak bakal rebut cewek lo. Gue cuma mau kenalan aja!" ucap Laskar sambil tersenyum, senyum yang menurut Arga sangat menyebalkan.
"Nara," ucap Laskar lagi, kali ini Nara hanya tersenyum tipis. "Nama yang cantik kayak orangnya," tambah Laskar.
"Pergi lo!" ucap Arga dengan nada dingin, menatap Laskar dengan tatapan tajam.
Laskar tersenyum miring dan langsung keluar dari cafe.
"Calm down, Ga!" ucap Nara menenangkan sambil mengelus punggung tangan Arga. Emosi Arga pun mulai mereda. Tepat saat emosi Arga mereda, pesanan mereka pun tiba. Mereka langsung menyantap makanan mereka.
"Lain kali, jangan senyum sama orang lain selain aku," ucap Arga, membuat Nara menatapnya dengan bingung.
"Why?"
"I don't like sharing."
"Dasar posesif."
"Aku posesif juga buat kamu."
"Ya ya ya." Arga terkekeh.
Setelah mereka selesai makan, Arga mengantar Nara pulang. Begitu sampai di rumah Nara, Arga langsung pulang ke rumahnya sendiri. Sesampainya di rumah, Arga membaringkan tubuhnya di kasur king-size miliknya. Meski lelah, pikirannya terus kembali ke kejadian di kafe tadi siang.
Dia merasa cemas, membayangkan kemungkinan bahwa geng Galaksi mungkin akan mengincar Nara dan menjadikannya kelemahan. Arga juga khawatir jika musuh-musuh dari Vandalas lainnya mungkin berniat melakukan hal yang sama.
"Gue tidak akan membiarkan itu terjadi!" serunya kepada dirinya sendiri dengan penuh tekad. "Gue bakal selalu lindungin Ara, gak peduli apa pun yang terjad."
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARA
Teen FictionIni kisah tentang tiga cowok menyukai satu cewek yang sama. (2020)