CHAPTER 48

35.2K 2.3K 336
                                    

"Nara, are you ready?" tanya Adam sambil menatapnya.

"Iya, Ayah." Nara menjawab sambil menarik kopernya yang sudah siap.

"Loh, Nara, lo mau kemana?" Farrel bertanya, terlihat bingung. Saat itu, Farrel dan teman-temannya, termasuk sahabat Nara, sedang berkumpul di rumah Nara.

"Amerika," jawab Nara, membuat mereka terkejut.

"Kok cepat banget? Bukannya bulan depan?" tanya Farrel, masih tidak percaya.

"Oma yang minta, Rel. Katanya gue harus cepet-cepet ke sana." Nara menjelaskan. "Mending kalian langsung ke rumah Arga aja, acaranya udah mau mulai." Dia melihat jam tangannya.

"Gue juga udah mau pergi sekarang," lanjut Nara. "Bilangan Arga ya, sorry gue gak bisa hadir."

"Yah, Nara, kok lo tega banget sih?" Adel berkata, suaranya hampir meneteskan air mata.

"Maaf, Del. Tenang aja, nanti gue pasti datang ke pernikahan lo kok," ucap Nara dengan lembut. "Yaudah, gue pamit dulu ya! Ayah, Bunda, Ryan, aku pergi dulu!" Dia mencium pipi Adam dan Tiara sebelum berangkat.

~

Hari ini adalah hari yang sangat ingin Arga hindari. Namun, dia tak bisa melakukannya. Arga sudah siap dengan setelan kemeja hitamnya. Dia berdiri di depan cermin, berusaha menata dirinya.

"Nak, ayo ke bawah, calon tunanganmu sudah mau nyampe," seru Helena, yang baru saja memasuki kamar Arga.

Arga menatap Helena datar, tetapi tetap mengikuti langkahnya. Di bawah, keluarga besar dan keluarga calon tunangannya sudah berkumpul.

Dahi Arga berkerut saat melihat kedua orang tua Nara. Berarti Nara ada di sini? Arga mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Nara.

Dia juga melihat sahabatnya dan sahabat Nara yang hadir dalam acara pertunangannya. Arga kembali mengekspresikan wajahnya dengan datar saat dirinya dan Helena telah berdiri di depan para tamu.

"Senyum dong, sayang. Kamu pasti akan suka sama calon tunanganmu," ucap Helena.

Arga mengabaikan ucapan Helena. Menyukai calon tunangannya? Tidak mungkin! Seumur hidup, dia tak akan pernah menyukai calon tunangannya.

Tiba-tiba, seseorang menepuk bahunya. Arga sontak menoleh ke arah orang itu.

"Hai, calon tunangan." sapa orang tersebut.

~

Seorang gadis cantik memasuki rumah Adijaya dengan senyuman mengembang.

"Bibi," panggil gadis itu.

"Ah, non Rara, baru sampai non?" tanya Bi Asri. Gadis itu adalah Rara, sahabat kecil Arga.

"Iya, Bi."

"Ayo non, ikut bibi. Kita lewat samping aja," ucap Bi Asri.

"Loh, kok lewat samping sih, Bi?" tanya Rara penasaran.

"Nonya Helen yang suruh," jawab Bi Asri. Rara hanya mengangguk dan mengikuti langkah Bi Asri.

"Eh, iya Bi, kuenya mana?" tanya Rara.

Bi Asri menepuk jidatnya. "Astaga! Bibi lupa, sebentar ya, non, bibi ambilin dulu." Dia pergi untuk mengambil kue tersebut.

"Nih, non!" ucap Bi Asri sambil memberikan kue pada Rara. "Non sembunyi di sini dulu!" Rara menurut.

Bi Asri melihat Helena mengangguk padanya. "Non, silakan ke depan!" ucap Bi Asri, yang dibalas dengan anggukan oleh Rara.

Rara mendekat ke arah Arga sambil memegang kue ulang tahun. Dia menepuk bahu Arga, membuatnya langsung menoleh.

ARGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang