"ARGAAA!"
Mendengar teriakan istrinya, Arga langsung membuka matanya. Dia berlari menuju sumber suara itu.
"Kenapa, sayang?" tanya Arga, khawatir.
"Aku mau mac and cheese."
"Oke, tunggu sebentar ya. Aku mau beli dulu."
"Eh, tunggu! Aku maunya kamu yang bikinin," jawab Nara sambil mengerjapkan matanya.
"Tapi aku nggak tahu cara bikinnya, Ara," ucap Arga, tampak bingung.
Nara mendengus. "Hiss, yaudah sana, balik tidur. Jangan cari-cari aku lagi!" Ucap Nara, membuat Arga panik seketika.
"Eh iya-iya, aku bikinin. Aku beli dulu bahan-bahannya."
"Gak usah, udah aku siapin bahan-bahannya. Tinggal kamu masak aja." Arga mengangguk pasrah. Dia membuka ponselnya untuk mencari tutorial membuat mac and cheese.
Dengan teliti dan penuh cinta, akhirnya jadi juga. Mac and cheese buatan Arga telah siap. Dengan bangga, dia menyajikannya di piring dan membawanya kepada istrinya.
"Nih sayang, mac and cheese sudah jadi. Silakan dinikmati," ucap Arga sambil memberikan piring itu kepada Nara.
Nara tersenyum sumringah. "Wah, enak kelihatannya nih." Dia mengambil satu sendok dan menyuapkan ke mulutnya, tapi tiba-tiba ekspresinya berubah.
"Gimana? Enak nggak? Pasti lah, Arga!" Arga terdengar percaya diri.
Gila! Apaan nih, manis banget!
Demi menghargai usaha keras Arga, Nara hanya mengangguk sambil tersenyum manis. "Enak kok, enak." Arga tersenyum lebar mendengarnya.
Gue boleh jadi chef nih, batin Arga penuh percaya diri.
"Mmmmm HUAAAAA!" Tangisan anak kecil menggema di dalam rumah, membuat kedua pasutri itu panik.
"ASTAGA REY, AKU LUPA!" pekik Arga, langsung berlari menuju kamar si kecil Rey.
Sejak menikah dengan Nara dan memiliki tiga anak, sikap Arga berubah total, dia lebih banyak berbicara, berteriak, dan iseng.
"Kenapa jagoan Ayah?" Arga menggendong balita berusia dua tahun itu, menepuk-nepuk pahanya pelan guna menenangkannya.
"Jangan nangis, ganteng. Mau Ayah buang kamu ke kandang sapi, hm? Biar kamu tidur di eeknya, mau?" Tangis Rey semakin keras mendengar perkataan Arga.
"Bundaaaa!" rengek Rey. Arga terkekeh melihat tingkah Rey. Ketika Rey kesal karena Ayahnya hanya tertawa, dia langsung menabok pipi Arga kuat-kuat, membuat Ayahnya meringis.
"Aw! Astaga, anak siapa sih kamu? Kok gini amat?" Rey malah tertawa terbahak-bahak.
"Lah, emang enak!" ucap Rey dengan cadelnya.
Arga membelalakan matanya. "Mau Ayah buang sekarang ke kandang sapi?!" ancam Arga.
"BUNDAAAAAA! HUAAAHHH!" teriak Rey, membuat Arga panik.
"Sstt, Ayah bercanda, ganteng. Udah jangan teriak-teriak," Arga mengecup pipi gembul Rey.
"Mau Bunda!" rengek Rey. Arga mengangguk dan segera menuju ke bawah untuk menemui istrinya.
"Bundaa!" Nara menoleh dan tersenyum melihat Rey yang tersenyum padanya. Rey melebarkan tangannya, meminta digendong. Dengan sigap, Nara menerimanya.
"Halo, jagoan Bunda yang ganteng." Nara menduselkan hidungnya ke pipi gembul Rey.
"Ley mau Ayah!" Arga mengambil alih menggendong Rey. Namun, beberapa detik kemudian, Arga merasakan perutnya basah.
"Basah?" gumam Arga, bingung.
Dia menatap Rey yang memandangnya dengan cengiran nakal. Arga menatap Nara yang menahan tawanya.
"Nakal kamu, nakal." Arga kesal saat mengetahui Rey ternyata sengaja pipis padanya.
"Maaf, Ayah. Ley sengaja," cengir Rey, membuat Nara tak bisa menahan tawa.
"Ck, anak siapa sih ini?" Arga menggigit pipi Rey. "Ayo kita mandiii!" ucapnya sambil berlari ke kamar mandi untuk memandikan Rey.
~
Saat ini, Arga, Nara, dan ketiga anak mereka berkumpul di ruang keluarga, sekadar mengobrol.
"Ayah, Kenzo diangkat jadi ketua Vandalas!" ucap Kenzo Ferari Adijaya, anak pertama Arga dan Nara.
Arga terkejut dan menyemburkan kopi yang dia minum hingga mengenai Arrian Bagas Adijaya, anak kedua mereka yang kerap disapa Rian.
"Ayah!" Arrian kesal, meski tetap terlihat cuek.
"Astaga, Arga, kamu kenapa sih?" Nara mengambil tisu dan mengelap wajah anaknya yang terkena kopi.
"Maaf," ucap Arga.
Perasaan Vandalas udah gue bunarin deh, kok ada lagi sih?
"Siapa yang angkat kamu jadi ketua, Bang?" tanya Nara, sambil membersihkan wajah anaknya.
"Teman-teman Kenzo bilang kalau Ayah dulu itu mantan ketua geng, jadi mereka angkat Kenzo jadi ketua deh. Katanya gantiin posisi Ayah," jelas Kenzo.
"Emang kamu tahu berkelahi?" tanya Arga, setengah khawatir.
"Heh! Kamu lupa berapa kali aku dipanggil pihak sekolah karena Kenzo hajar anak orang, hah?!" sinis Nara, lalu menatap Kenzo. "Kenzo juga, itu muka kenapa lagi?" Tanya Nara datar, membuat Kenzo meneguk salivanya.
"Jujur ya, Ken. Bunda ajarin kalian jujur," ucap Nara.
"Ken mukul orang." Kenzo menjawab jujur.
Nara menghela napas panjang dan menatap suaminya. "Sifatnya persis banget kayak kamu. Tukang buat onar!" ucap Nara, Arga hanya menyengir.
"Kamu nggak ada niatan ikut geng-geng, Kak?" tanya Arga pada Rian, langsung mendapatkan cubitan dari sang istri.
"Jangan kau kotori pikiran anakku!" ketus Nara.
"Ngotorin apa sih, Ra?"
"Rian nggak minat." ucap Rian. Memang hanya Rian yang mewarisi sifat cuek dari Arga.
Nara tersenyum. "Bagus, Kak. Jangan ikut-ikut kayak Abang kamu itu!" ucap Nara, membuat Kenzo mendengus.
"Bun, adiknya kapan keluar?" tanya Kenzo.
"Keluar-keluar, lahir, sayang. Adiknya lahir, kayaknya bulan Oktober deh," jawab Nara.
"Lah, bulan depan dong berarti?" Kaget Arrian.
"Iya. Kalian udah nggak sabar ya kalau adiknya keluar?" tanya Nara semangat. Melihat ketiga anaknya mengangguk antusias, semangat Nara semakin bertambah.
"Bunda, adiknya cewek atau cowok?" tanya Rian.
"Besok baru kita cek!" jawab Arga sambil memainkan rambut Rey yang berada di pangkuannya.
"Bun, katanya Aksa mau nginap di sini!" ucap Kenzo. Aksara Bintang Wiratama adalah anak dari Ryan dan Angel.
"Terserah kalian! Kan—" belum sempat Nara melanjutkan ucapannya, teriakan menggelegar memenuhi telinga mereka.
"SELAMAT MALAM, EPRIBADEH! AKSA GANTENG BINTI IMUT INI DATANG!" teriak Aksa.
"Aksa, jangan teriak-teriak! Nanti Rey bangun!" tegur Arga, mendapatkan cengiran nakal dari Aksa.
"Maaf, Om. Aksa sengaja!" ucap Aksa. "Tante Nara yang byutipul dan Om Arga yang handsome, tapi gantengan Aksa. Boleh Aksa nginap di sini?" tanya Aksa, membuat Nara terkekeh dan Arga mendengus.
"Boleh dong! Kamu udah makan, Sa?" balas Nara sambil bertanya.
"Udah, Tan! Eh, ini Mami tadi nitip kue bolu." Aksa memberikan kotak berisi kue bolu.
"Wah, makasih sayang." Nara menerima kotak tersebut dan meletakkannya di meja. "Kalian makan kalau mau, ya. Bunda mau bawa Rey ke kamar," ucap Nara.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARA
Fiksi RemajaIni kisah tentang tiga cowok menyukai satu cewek yang sama. (2020)