CHAPTER 38

35.6K 2.3K 40
                                    

Sesampainya di apartemen Arga, Nara langsung masuk ke kamar untuk mengganti baju. Setelah selesai, dia menuju dapur dan mulai mempersiapkan makanan.

Dia mengiris sosis dan kentang ketika tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Arga memeluknya dari belakang, dagunya bersandar di pundak Nara.

"Apaan sih, Ga?" keluh Nara sambil mencoba melepaskan tangan Arga, tapi Arga justru semakin mengeratkan pelukannya.

"Gak akan aku lepas sebelum kamu maafin aku," bisik Arga dengan suara rendah.

"Aku udah maafin kamu! Sekarang lepas, sayang," kata Nara lembut, membuat senyum terlukis di bibir Arga ketika mendengar panggilan itu. Akhirnya, Arga melepaskan pelukannya dan duduk di meja makan sambil memperhatikan kekasihnya memasak.

Dia tersenyum melihat Nara sibuk di dapur, membayangkan bagaimana nanti kalau mereka benar-benar hidup bersama. Tapi senyumnya memudar ketika ingat rencana ayahnya untuk menjodohkannya dengan orang lain.

"Nih, makan." Nara menaruh sepiring nasi goreng di hadapan Arga. Tanpa ragu, Arga segera melahapnya. Satu kata untuk masakan Nara, enak.

Setelah makan, mereka beralih ke ruang tengah untuk menonton film. Nara bersandar di dada Arga, sementara Arga memeluknya dari samping. Saat ada adegan jumpscare, Nara langsung menyembunyikan wajahnya di balik ketiak Arga.

"Kenapa sembunyi di situ?" tanya Arga sambil tertawa kecil.

"Soalnya ketiak kamu wangi, aku suka," jawab Nara polos, membuat Arga tertawa lagi.

Setelah beberapa waktu, Nara beralih posisi, sekarang dia duduk di pangkuan Arga sambil memeluknya. Tak lama kemudian, Nara mulai tertidur dalam pelukan Arga.

"Ra?" panggil Arga pelan.

"Hm?" gumam Nara setengah mengantuk.

"Aku sayang kamu."

Nara mengangkat kepalanya, menatap Arga dari bawah. "Kamu kenapa sih?"

"Gak ada apa-apa. Aku cuma pengen bilang, aku sayang kamu," ulang Arga.

Nara tersenyum lembut. "Aku juga sayang kamu. Sayang banget malah."

Arga tersenyum puas, memeluk Nara lebih erat. "Aku sayang banget sama kamu," bisiknya.

Nara terkekeh dan mencubit pipi Arga gemas. Namun, momen manis itu terganggu ketika terdengar suara gaduh dari depan pintu apartemen.

"ARGA, WE'RE COMING—ASTAGHFIRULLAH!" Gerry berhenti di ambang pintu, terkejut melihat posisi Arga dan Nara.

"Berisik banget, goblok!" tegur Arga kesal.

"Apaan, Ger?" tanya Jeremi, yang ikut masuk.

Gerry menunjuk ke arah Arga dan Nara, dan Jeremi pun terkejut. "ASTAG—"

"Gue bilang jangan berisik, setan!" Arga memotongnya.

"Heh, lo apain sepupu gue?!" Farrel tiba-tiba muncul dan melontarkan pertanyaan dengan tatapan tajam.

Arga memutar matanya malas. "Gue gak ngapa-ngapain. Dia cuman ketiduran."

"Ngapain sih ke sini?" tanya Arga, berusaha mengalihkan perhatian.

"Mau main, lah!" jawab Gerry dan Jeremi serempak, seperti biasanya.

Arga menghela napas pelan. "Ganggu aja," gumamnya pelan.

"Eh, ada makanan nggak?" tanya Gerry sambil melihat ke arah dapur.

"Makan mulu otak lo," Felix mengomentari kebiasaan Gerry.

"Di dapur," jawab Arga, dan Gerry langsung menuju dapur diikuti Jeremi.

"Heh, lo jangan macem-macem sama sepupu gue ya! Gue bacok lo kalo kenapa-kenapa," ancam Farrel dengan wajah serius.

Arga hanya mendengus malas. "Hm."

Felix tiba-tiba punya ide. "Eh, mumpung lusa kita libur tiga hari, gimana kalo kita liburan aja?"

"Ayo!" seru Gerry dan Jeremi kompak, seolah ide itu sudah mereka tunggu.

"Kemana?" tanya Farrel sambil berpikir.

"Ke Manado aja, seru kan?" Nara yang baru bangun dari tidurnya ikut menyarankan.

"Eh anjir! Ngagetin aja lo," sahut Felix kaget.

Nara tertawa kecil dan berpindah posisi duduk di samping Arga, bersandar di bahunya.

"Ngapain ke Manado?" tanya Farrel penasaran.

"Liburan, lah," jawab Nara santai.

Felix, Gerry, dan Jeremi hanya mengangguk setuju. "Serah deh, yang penting liburan," ucap Felix.

"Kalau gitu, kita fix ke Manado," Arga menyimpulkan sambil melirik Nara yang terlihat senang.

"Yey! Berangkatnya kita pake pesawat bokap aja," ucap Nara dengan penuh semangat.

"Ajak yang lain, gue tanggung biayanya," tambah Arga.

Gerry langsung bercanda, "Yang sultan mah bebas, ya!"

Nara terkekeh mendengar komentar Gerry. "Ya udah, fix besok kita siap-siap, abis pulang sekolah langsung prepare, ya!"

Tbc

ARGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang