CHAPTER 28

39.4K 2.5K 42
                                    

Arga yang baru saja kembali, menatap Nara dengan bingung. Kenapa gadisnya melamun dan matanya mengeluarkan air mata?

"Ara?" Arga mengambil tempat di samping Nara.

Nara menoleh. "Ya?"

"Kamu kenapa?"

"Kenapa, apa?"

"Nangis." Ucapan Arga berhasil membuat teman-temannya menatap Nara.

"Eh, iya, kok lo nangis?" Tambah Adel.

"Eh?" Nara langsung menyeka air matanya. "Gak apa-apa kok," jawabnya sambil tersenyum.

Arga yang hendak menanyakan lebih jauh langsung dipotong oleh Nara.

"Aku nggak apa-apa, Arga. Cuma kelilipan doang ini," ucapnya.

Arga hanya mengangguk meski ia tak percaya jika Nara hanya kelilipan. Dia memberikan makanan milik Nara.

"Makan," perintahnya. Nara pun mengambilnya dan langsung menyantapnya.

"Eh, Nar?" Panggil Farrel. Nara menatap Farrel dengan alis yang diangkat setengah. "Lo mau jadi partner balapan nggak?"

Mendengar ucapan Farrel, mata Nara berbinar-binar. "Mau banget! Siapa?"

"Arga," jawab Rio yang sedari tadi diam.

Nara menoleh pada Arga. "Jinjja?"

"Jinjja?" Bingung Arga.

"Maksud aku beneran?" Arga mengangguk.

"OKAY! Kapan?" Tanyanya semangat.

"Nanti malam," jawab Arga.

"Lawan?" Tanya Nara.

"Laskar."

Nara mengerinyit. "Laskar?" Dia mencoba mengingat nama itu. "Oh iya. Yang pernah ketemu di cafe itu kan?" Arga pun mengangguk.

"Jangan pakai baju kurang bahan." Nara hanya mengangguk.

"Posesif banget, njir." ucap Gerry. Arga hanya memutar bola matanya malas.

~

Malam ini, Nara sudah berada di markas Vandalas. Dia melihat Arga yang tampak gelisah.

"Kamu kenapa?" tanya Nara.

"Aku takut,"

"BHAKSSS! Lo takut kalah, Ga?" Ejek Gerry yang langsung ditatap tajam oleh Arga.

"Bukan bangsat."

"Kenapa? Takut apa?" Tanya Nara.

"Di sana banyak cowok,"

Lagi-lagi Nara dibuat bingung. Dia tak mengerti dengan ucapan Arga. "Apasih, Ga? Ngomong yang bener dong!"

"Di sana banyak cowok, terus nanti pasti mereka bakal lihat kamu," jawabnya berbisik. Bisa berabe nanti kalau didengar teman-temannya, bisa jadi bahan bully bulanan.

Nara mendengus kesal. "Aduh, Ga! Aku pikir apa. Emang kenapa kalau mereka liatin aku, huh?"

"Kamu bakal ninggalin aku,"

Nara terkekeh. "Kalau aku udah punya kamu, ngapain aku ninggalin kamu? Lagian pacar aku udah se-sempurna ini, buat apa nyari yang lain?"

"Ekhem! Tolong kalau mau pacaran, nanti aja ya. Kita udah mau jalan nih," potong Jeremi menyindir. Sedangkan Arga dan Nara hanya terkekeh.

~

Kini mereka telah berada di sirkuit. Arga keluar dari mobil dan duduk di kap mobil menunggu rivalnya datang.

"Wah, datang juga lo. Mana partner lo?" Laskar yang datang bersama partnernya.

"Banyak tanya." Respon Arga membuat Laskar emosi.

"Bangsat."

"Ga, masih lama?" Seru Nara saat keluar dari mobil.

Laskar dan anggotanya yang melihat penampilan Nara terpesona. Dalam hati mereka memuji kecantikan Nara, apalagi bibirnya yang berwarna pink, sangat menggoda.

Arga yang tahu arti tatapan dari anggota Galaksi, menggeram marah. "Jaga mata lo semua, anjing."

Sahabat Arga hanya terkekeh melihat dia yang emosi karena tatapan dari geng Galaksi pada Nara.

Sebentar lagi balapan akan dimulai. Arga dan Laskar sudah bersiap di garis start. Arga melirik Nara di sampingnya dan bisa melihat bahwa Nara sangat bahagia saat ini.

"Seneng banget kayaknya,"

Nara menoleh pada Arga sambil tersenyum senang. "Iya dong! Udah lama aku nggak ikut kayak gini."

"Mulai sekarang jangan pernah kamu ikut kayak gini. Ini terakhir kalinya, ya." Tegas Arga, membuat Nara cemberut namun tetap meniyakannya.

Arga menatap ke depan. Wanita dengan pakaian minim berdiri di antara mobil Arga dan Laskar. Bendera diangkat ke atas dan mulai menghitung mundur. Saat bendera itu terjatuh, Arga langsung menancap gasnya.

Mobil Arga dan Laskar berdampingan. Arga menatap ke arah rivalnya sambil tersenyum meremehkan. Dia langsung menambah kecepatannya, meninggalkan Laskar. Arga tahu pasti saat ini Laskar sedang kesal karena tidak bisa menyusul kecepatan Arga.

Mobil Arga sampai duluan di garis finish. Arga memenangkan pertandingannya. Dia memarkirkan mobilnya dekat para sahabatnya dan keluar menatap Laskar dengan remeh.

Laskar mendecih, dan pandangannya tertuju pada Nara yang baru keluar dari mobil milik Arga.

"Hebat lo, Ga!"

"Mantap, lah boss!"

"Emang gak ada lawan lo!"

Begitulah pujian yang dilontarkan para sahabat Arga. Sedangkan Arga, dia hanya tersenyum menanggapinya. Arga menoleh pada Nara dan memeluk pinggang Nara dengan posesif. Nara menatap Arga bingung.

"Why?" Arga menggeleng, Nara hanya mengangguk mengerti.

Arga kembali menatap Laskar dengan senyum miringnya. "So, what's it gonna be? Admit defeat, huh?" Tanyanya.

Laskar mendecih. "Maybe this is just your luck. Next time, I'll beat you!" Ucapnya.

"Mimpi lu!" Sahut Gerry.

Saat mereka sedang asik berbincang, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil Nara.

"NARA!"

Tbc

ARGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang