Keesokan harinya, suasana di kediaman keluarga Adijaya benar-benar heboh. Mereka baru saja mendengar kabar bahwa anggota keluarga baru yang akan lahir adalah seorang bayi perempuan.
"Lo nggak lagi bercanda, kan, Ga?" tanya Farrel yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja Arga sampaikan.
"Gue nggak bercanda." jawab Arga malas, karena ini sudah kesekian kalinya Farrel menanyakan hal yang sama.
Farrel kemudian mendekati Nara dan langsung memeluknya erat. "Gila, hebat banget lo, Nar!" seru Farrel heboh.
Nara terkekeh, membalas pelukan sepupunya. Namun, Arga mendengus kesal dan mendorong Farrel menjauh dari istrinya.
"Yang hebat itu gue, gue yang menaburin benihnya!" kata Arga dengan nada songong. "Dan satu lagi, jangan peluk-peluk istri gue."
Farrel dan Nara hanya bisa memutar bola mata mereka malas. "Sama-sama proses, kali. Lo songong banget!" sahut Farrel, tak kalah sinis.
"Iya, Ayah songong banget. Yang lebih hebat itu Bunda, ya. Ayah mah cuma nembak doang, yang ngeluarin siapa?" timpal Kenzo, anak pertama Arga dan Nara.
"Ho'oh! Sombong banget!" sambung Aksa, anak kedua mereka.
"Yap, Om Arga officially ternistakan! Hahaha!" ledek Fabian Exel Wiratama, anak pertama Farrel dan Kila, sambil tertawa keras.
Arga hanya mendengus kesal melihat tingkah tiga bocah itu. Untung anak bungsu mereka masih tertidur.
"Bunda, Ley punya Adek pelempuan?" tanya Rey dengan gaya bicaranya yang masih cadel.
Nara tersenyum lembut. "Iya, sayang. Kamu akan punya adik perempuan," jawab Nara. "Tapi nanti kalau adiknya udah lahir, kalian harus sayang sama adik, oke?"
"Oke!" jawab ketiga anaknya kompak.
"Oh iya, Nar, lo rencana lahiran di mana?" tanya Farrel lagi.
"Amerika," jawab Nara santai.
"Berarti kalian bakal stay di sana beberapa tahun, dong?" sahut Ryan yang sedari tadi hanya menyimak percakapan.
"Hmm, most likely," jawab Arga menimpali.
Saat suasana mulai tenang, Kila dan Angel datang membawa minuman dan camilan untuk semua orang.
~
"ARGAA!"
Arga yang mendengar teriakan panik Nara dari kamar langsung berlari tanpa pikir panjang. Setibanya di sana, dia terkejut melihat istrinya terbaring lemas di lantai.
"Ara, k-kamu kenapa?" tanya Arga panik, berlutut di sampingnya.
"Aku kayaknya mau lahiran, deh," ucap Nara, berusaha menahan sakit yang menjalar di perutnya.
"ASTAGA! SERIUS KAMU? BENTAR AKU TELPON BUNDA!" Arga panik, tangannya gemetar saat mencoba meraih ponselnya.
PLAK!
"BEGO KAMU!"
"Kenapa tampar aku, Ara?" protes Arga kebingungan.
"Arga, kita di Amerika! Mau telfon siapa?!" jawab Nara kesal. "Cepetan panggil bibi, sakit banget nih!" serunya lagi.
Arga semakin panik. Dia berlarian di kamar, entah mencari apa.
"ARGAAA! CEPETAN PANGGIL BIBI, PERUT AKU SAKIT BANGET!" teriak Nara marah. Suara itu membuat Arga tersentak dan segera berlari keluar untuk memanggil ART mereka.
"Ya Tuhan, suami macam apa sih ini..." batin Nara dengan frustasi.
"ASTAGA, NYONYA NARA!" pekik ART saat melihat kondisi Nara yang sudah terbaring lemah dan berkeringat.
"Bibi, tolongin! Ara mau lahiran!" seru Arga panik.
"TUAN! Kenapa nggak langsung aja bawa Nyonya ke rumah sakit?" ART juga ikut panik.
Arga menepuk dahinya, "YAUDAH BI, AYO KITA KE RUMAH SAKIT SEKARANG!" Dia berlari keluar, tapi tiba-tiba berbalik lagi.
"TUAN! Terus siapa yang gendong Nyonya Nara? Masa saya?" seru ART kebingungan.
Arga langsung menyengir dan buru-buru menggendong Nara ala bridal style, kemudian memasukkannya ke dalam mobil. Tanpa menunggu lagi, dia melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, Arga langsung memanggil perawat. "MBAAA!" teriaknya.
PLAK!
"Bego! Pake bahasa Inggris dong, masa manggil 'mba' sih!" kesal Nara, sementara Arga hanya cengengesan.
~
"Arga, aku takut..." Nara berbisik, kini mereka berada di ruang operasi untuk persiapan Caesar.
Arga menangkup wajah Nara dengan lembut. "Sstt... tenang, sayang. Berdoa sama Tuhan, ya. Kamu pasti kuat!" Nara mengangguk dan mereka menutup mata bersama, merapalkan doa dalam hati.
"Kamu tetap lihat aku, ya. Jangan liat yang lain," ucap Arga lembut, memastikan Nara fokus padanya.
"Oh iya, tadi aku telfon anak-anak. Mereka kedengaran heboh banget tau kamu udah mau lahiran! Apalagi Rey, dia sampai teriak-teriak seneng," Arga mencoba mengalihkan perhatian Nara yang mulai menatap layar monitor.
"Hah, serius? Terus mereka bakal datang?" tanya Nara, matanya berbinar.
"Iya. Ayah Adam langsung siap-siap buat terbang ke sini," jawab Arga, membuat Nara semakin bersemangat.
Arga mengecup wajah Nara lembut. "Aku sayang kamu, Ra. Makasih ya udah bertahan dengan aku selama ini," ucapnya penuh cinta.
"Aku lebih sayang kamu," balas Nara. "Aku beruntung punya suami yang selalu sabar sama aku." Dia tersenyum tipis, meski matanya berkaca-kaca.
Arga mengusap lembut bibir Nara. "Kenapa manis terus sih bibir kamu? Jadi pengen cium terus," godanya.
PLAK!
"Apaan sih, masih ada dokter, loh!" ujar Nara sebal.
"Hehe, maap." balas Arga sambil tertawa kecil. "Masih sakit nggak, perutnya?"
Nara menggeleng, "Udah nggak, pasti anaknya—"
"Oeekk... oeeekk!" Tangisan bayi tiba-tiba memenuhi ruangan.
Mata keduanya langsung beralih ke arah sumber suara. Hati Arga bergetar melihat bayi kecil yang sedang digendong dokter.
Anak perempuan mereka.
Permata satu-satunya di keluarga Adijaya.
Nara tersenyum, air mata kebahagiaan menetes perlahan dari sudut matanya. Arga pun ikut tersenyum, matanya berkaca-kaca, menatap bayinya yang kini sedang dibersihkan oleh perawat.
Saat bayi itu berada dalam gendongannya, Nara menangis lebih keras. Arga yang melihat hanya terkekeh lembut.
"Cantik banget putri Ayah," bisik Arga penuh haru.
"Finally, ada juga yang mirip sama wajah aku!" kekeh Nara, masih tak percaya.
Arga mengecup bibir Nara sekilas. "Makasih sekali lagi, sayang. Dan selamat datang, putri cantik Ayah," bisiknya lagi, matanya tak lepas dari wajah mungil putrinya.
"Kita kasih nama apa?" tanya Nara, suaranya lemah tapi penuh rasa bahagia.
"Zeeneta Levione Adijaya," jawab Arga mantap.
Nara tersenyum. Nama yang indah untuk bayi perempuan yang sempurna.
Tbc
Umur:
Arga dan Nara
1. Kenzo Ferari Adijaya (16)
2. Arrian Bagas Adijaya (12)
3. Reynal Zidan Adijaya (2)Farrel dan Kila
1. Fabian Exel Wiratama (15)
2. Alvian Putra Wiratama (1)Ryan dan Angel
1. Aksara Bingang Wiratama (13)

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARA
Fiksi RemajaIni kisah tentang tiga cowok menyukai satu cewek yang sama. (2020)