CHAPTER 8

67.6K 4.4K 236
                                    

Arga dan Nara tiba di sekolah. Seluruh murid memandangi mereka dengan tatapan tak percaya, terutama Arga, yang dikenal tidak pernah dekat dengan perempuan, bahkan untuk berbicara sekalipun.

Nara turun dari motor Arga dengan perlahan. Arga menerima helm yang diberikan Nara, sambil menatap gadis itu dengan helm masih di kepalanya.

"Thanks. Gue duluan," kata Nara.

Arga menahan tangan Nara. "Bareng." Nara mengangguk pasrah.

Di sepanjang koridor, seluruh siswi menatap Nara dengan tatapan tajam, seolah mereka ingin mencakar wajahnya. Namun, mereka tidak melakukannya, karena takut membahayakan diri mereka sendiri.

"Makasih," kata Nara, yang membuat Nara bingung mengapa Arga belum pergi. "Kenapa belum pergi?"

"Makasih doang?" tanya Nara, mengerutkan kening.

"Ya iya, apa lagi?"

"Bayar. Nothing is free."

Nara mendengus sebal, lalu mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi mobile banking untuk mentransfer uang.

"Mana nomor rekening lo?" tanya Nara sambil bersiap untuk mengetikkan nomor rekening Arga. Namun, tidak ada balasan dari Arga.

Arga menatap Nara dengan malas. Dia merasa tidak perlu dibayar dengan uang, maksudnya bukan untuk meminta uang, melainkan untuk sesuatu yang lain.

"Cepatlah, 10 menit lagi bel akan berbunyi. Gue masih mau ke ruangan OSIS la— Lah?" Nara terhenti ketika melihat Arga yang langsung berdiri dan pergi tanpa sepatah kata pun.

"Oit, Boss."

Arga duduk di kursi kantin di sebelah Rio dan mengeluarkan rokok elektriknya tanpa merasa khawatir akan tertangkap guru atau anggota OSIS.

"Gue denger-denger lo tadi berangkat bareng Nara ya?" tanya Gerry sambil memicingkan matanya. Arga hanya menjawab dengan deheman.

"Farrel sama Jeremi balik," kata Rio tiba-tiba.

"Hah? Seriusan lo?" Rio mengangguk.

"Kapan?"

"Hari ini."

"Ah, tuh mereka." Felix menunjuk ke arah dua lelaki tampan yang baru memasuki area kantin. Kehadiran mereka langsung membuat suasana kantin menjadi heboh.

"What's up, bro!" sapa Jeremi sambil berpelukan ala laki-laki, diikuti oleh Farrel.

"FARREL! GUE KANGEN!" teriak Gerry sambil memeluk Farrel, namun Farrel malah mendorong Gerry hingga terjatuh. Gerry memajukan bibirnya beberapa senti, membuat Farrel bergidik ngeri.

"Jijik gue!"

"Kamu jahat, mas! Jahat!" ucap Gerry mendramatis.

"Bacot lo!" jawab Farrel.

"Gimana? Negara gue keren kan?" tanya Felix sambil menaik-turunkan alisnya. Farrel dan Jeremi baru saja mengikuti program pertukaran pelajar di Korea.

"Sip lah! Banyak cewek-cewek imut," kata Jeremi sambil mengambil satu batang rokok milik Gerry dan mulai mengisapnya. "Dan lo tau apa yang paling keren?"

"Apa? Apa?" tanya Gerry dengan penasaran.

"Gue ketemu Lisa Blacklist, anjir!"

Felix menoyor kepala Jeremi. "Blackpink, goblok. Bukan Blacklist."

"Yaa, sorry, gue kan nggak tahu," balas Jeremi sambil menyengir.

"Bodoh," gumam Rio, yang masih bisa didengar Arga. Arga terkekeh kecil mendengarnya.

ARGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang