Nara menatap bingung ke ponselnya. Tiba-tiba, Mawar mengiriminya pesan untuk bertemu dengan Nara dan Arga. Penasaran, Nara langsung mengiyakan undangan itu.
Sekarang, Nara dan Arga sedang berjalan menuju lokasi kafe yang dibagikan Mawar melalui aplikasi chat. Suasana di luar cukup cerah, dan mereka berdua tampak ceria meskipun di dalam hati Nara menyimpan sedikit kekhawatiran.
Begitu sampai di kafe, Arga dan Nara langsung melangkah masuk dan mencari keberadaan Mawar. Nara melihat Mawar duduk di sudut dengan seorang pria di sampingnya. Pria itu—Regan—adalah lelaki yang hampir melecehkannya beberapa waktu lalu.
Arga merasakan ketegangan saat Nara tiba-tiba meremas genggaman tangannya. Dia mengikuti arah pandang Nara dan mendapati Regan. "Kita pulang sa-"
"Ayo, Ga. Aku sudah janji sama Mawar," potong Nara tegas.
Arga menghela napas kasar, tapi akhirnya mengikuti langkah Nara. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Nara dengan posesif, seolah memberitahu semua lelaki di kafe bahwa Nara sudah menjadi miliknya.
"Mawar?" panggil Nara, suaranya datar dan dingin.
Mawar dan Regan sontak menoleh. Mawar tersenyum canggung, sementara Regan menatap Nara dengan pandangan bersalah dan penuh penyesalan.
"Duduk dulu, Nar," kata Mawar, menawarkan tempat duduk.
Setelah mereka duduk, Nara menatap Mawar dengan alis terangkat setengah. "Jadi, ada apa?"
Sebelum Mawar sempat berbicara, Regan langsung berlutut di hadapan Nara. "Gue minta maaf, Nar. Gue khilaf! Lo boleh hukum gue kalau lo mau, gue terima, tapi tolong jangan benci gue..." ungkap Regan tanpa memperdulikan tatapan dari pengunjung kafe lainnya.
Nara terkejut dengan tindakan Regan. Dia segera memegang bahu Regan, membantu pria itu berdiri. "Gue udah maafin lo, Gan. Jangan gini," ucapnya, sekali lagi membantu Regan berdiri.
"Gue minta maaf, Nar. Lo boleh hukum gue sekarang," ucap Regan dengan nada putus asa.
Nara menggeleng. "Enggak, Gan. Gue udah maafin semua yang lo lakuin. Gue bukan Tuhan yang bisa menghukum orang seenaknya. I forgive you sincerely," ucap Nara dengan senyum tulus.
Regan menatap Nara, wajahnya tampak lega. "Makasih banyak, Nar..." Regan ingin segera memeluk Nara, tapi langsung didorong oleh Arga.
"Sorry," cengengesan Regan meski tetap terlihat sedikit canggung.
"Nar, gue juga minta maaf buat yang dul—"
"Ssstt, udah, Ar. Gue udah maafin, lagian kan udah lama juga. Toh, sekarang gue udah sama Arga, jadi gak perlu diingat-ingat lagi," potong Nara.
"Makasih, Nara," ucap Mawar, tersenyum. "Oh iya! Gue juga mau kasih ini ke lo sama Adel!" Mawar menyerahkan dua lembar undangan kepada Nara.
"Wedding party?" Nara kaget membaca tulisan pada undangan itu, dan lebih terkejut lagi saat melihat nama mempelai wanita dan pria.
Nara menatap Regan dan Mawar bergantian, tidak percaya. "Really? You guys are getting married?" tanyanya.
Kedua sahabatnya itu mengangguk. Nara langsung memeluk Mawar dengan penuh kegembiraan. "Ah, sahabat gue udah mau nikah!" teriaknya sambil tertawa.
"Lo kapan, Nar?" goda Mawar dengan mata berbinar.
"Two weeks from now," jawab Arga, mengungkapkan rencana pernikahan mereka.
"Widih, gercep lo," candanya Regan.
"Ngaca," balas Arga, terkekeh. Ternyata, pertemanan pria memang unik, baru sebentar bertemu, mereka sudah akrab.
"Senangnya lihat para calon suami akrab," ujar Nara dan Mawar kompak, membuat Arga dan Regan terkekeh.
Tanpa mereka sadari, seseorang sedang menguping pembicaraan mereka. Dengan cepat, orang itu keluar dan pergi untuk memberitahukan kabar terbaru kepada atasannya.
~
"APA?!"
"Lo gak bohong, kan, No?" tanya Alex, memastikan apa yang didengarnya dari Reno.
Reno, yang menguping pembicaraan antara Arga, Nara, Regan, dan Mawar di kafe tadi, menjelaskan dengan cepat. Saat itu, dia kebetulan berada di mini market dan melihat Arga dan Nara masuk ke kafe. "Iya, bener. Gue gak bohong." jawab Reno.
"Mungkin lo salah denger, kali. Nara yang bilang sendiri dia gak sama Arga, masa udah mau nikah?" ucap Jordan, masih skeptis.
"Sumpah, Dan, gue gak salah denger! Tadinya mau gue rekam semua, tapi hp gue mati," ujar Reno dengan nada putus asa.
"Ah, masa sih? Yaaa, ibu negara Galaksi," Denta merenggek, dan langsung mendapat jitakan dari Riko.
"Aws! Sakit, njing!" Denta mengelus dahinya.
"Abisnya lo negerengek gitu sih! Jijik kan gue!" Riko berkomentar sinis.
"Brisik lo pada!" Alex melirik ke arah Laskar yang tampak terdiam. "Kar? Lo gak papa kan?" tanyanya.
"Sial!" umpat Laskar, membuat semua terkejut.
"Lo gak ada niatan buat rebut Nara gitu?" tanya Alex, berniat mengompori Laskar.
Laskar menyeringai. "Sepertinya enak juga bermain dengan tunangan orang," balasnya, dan suasana langsung tegang.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARA
Genç KurguIni kisah tentang tiga cowok menyukai satu cewek yang sama. (2020)