[Completed]
❝Thanks dua tahun berharganya, kita... harus berakhir disini.❞
[highest rank🏅]
#1 in nctfanfic
#1 in blackpinkfanfiction
#1 in fanficindo
#2 in blackpink
#4 in fiksipenggemar
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
˙˙˙
Hari Jum'at.
Bukan jadwal rapat mingguan, melainkan rapat buat bahas kegiatan online menyambut 17an. Yaps, anak OSIS pada dateng lagi dong.
Jadi yang kepilih jadi ketua Panitia itu Chenle. Berhubung selama ini dia santuy banget kayak orang gada susah, ya bolelah dibuat pusing dikit. Lagipula, proker itu ada di bidang dia.
Sekretarisnya Lia. Untung yang ini kalem. Mereka—Chenle sama Lia satu kelas juga, lebih gampang komunikasinya. Dahla, sip.
Sehabis rapat, tiba-tiba Jaehyun ngajak Rose jalan. Bahasa dia bukan sepenuhnya ngajak jalan, tapi pake embel-embel laper.
Lisa diem-diem nguping sambil beresin absen sama buku rapat. Meski Rose temen dia, Lisa nggak mau lancang ikut nimbrung. Apalagi yang ngajak si Jaehyun.
Ah iya, tadi Lisa kasih tau ke anak-anak kalau hari ini tuh ulang tahun Rose. Mungkin karena itu Jaehyun ngajak jalan. Iya ga sih?
"La, lo ikut nggak?" Tanya Rose beberapa saat kemudian.
Rose nanya dulu, soalnya udah mau magrib. Lisa kan anak rumahan banget, pulang telat dikit aja sampe rumah pasti diomelin.
Lisa ngangguk. "Tapi gue nggak makan, jalan-jalan aja." Dia masih takut cororong gaes.
Ng... nggak ada salahnya, kan kalau Lisa ikut?
Ada Mark juga, kok...
Lisa boncengan sama Rose, Jaehyun sama Mark. As always. Jangan pikir mereka mau boncengan cowok cewek, nggak gitu ya konsepnya.
Mereka sampe di sebuah mall pas waktu diluar udah gelap. Ceritanya Rose mau traktir makan, spesial hari ultah dia.
"Mau makan dimana?" Tanya Jaehyun ke Rose.
Yang ditanya ngedik santuy. "Terserah, gue ngikut."
"Emsidi apa Starbak?"
"Kemahalan..."
"Keepsi aja gimana?"
"Lagi nggak mau makan junk food."
"Yaudah lo maunya makan apa?"
"Terserah."
Dari belakang, Lisa nyimak sambil cekikikan bareng Mark. Mereka yang paling bodo amat, the real ngikut arus.
