Banyak hal yang membuatku
berubah dan menjadi seperti
saat ini. Entah itu karena aku
merindukan suatu kasih sayang
yang sempat hilang karena
sebuah kesalahan di masa lalu.-Kanaya Puspita
🍂
Tatapan iri dan memuja dilemparkan oleh banyak siswa dan siswi SMAN DREAMIS 127 kepada Naya. Gadis cantik itu yang berjalan dengan wajah datar dan keberadaan tumpukan buku tebal yang berada didekapannya. Keluar dari ruang BK seorang diri membuat Naya merasa seperti buronan yang baru saja lepas dari penjara.
Tatapan para siswa dan siswi itu sangat mengganggu!
Naya memutuskan untuk berjalan dengan langkah yang lebih besar lagi. Berusaha menghiraukan suitan dari segerombol para murid-murid nakal yang dapat dipastikan itu adalah kakak kelasnya yang sedang bolos pelajaran.
"Nay, kok sendirian?"
"Nay, nanti pulang bareng ya?"
Atau, "Nay, mau nggak jadi pacar aku?" Dan masih banyak lagi.
Naya membuka pintu gerbang rooftof milik sekolahannya. Merasakan bahwa hembusan angin langsung menerpa kulit wajah seolah menyambut kedatangannya. Gadis itu berjalan dengan langkah kecil. Langkah yang membawanya tepat ke sebuah bangku panjang yang tersedia di bawah pohon rindang sebagai tempat berteduh.
Naya meletakkan buku-buku tebal serta alat tulis yang sedari tadi ada di dalam dekapannya di sebuah meja kecil yang terbuat dari batang kayu. Membuang arah pandangan ke depan dan berusaha melepaskan rasa penat. Pikiran Naya bahkan sempat memutar kilas balik saat kejadian di ruang BK tadi.
Di saat Boanita—kepala sekolah yang menjabat sebagai wali kelasnya mengatakan bahwa Naya telah berubah dan tidak sama seperti dulu.
"Naya, setau ibu dulu kamu adalah anak yang rajin. Tapi, kenapa sekarang kamu nggak sama seperti dulu, Nak? Sering bolos mata pelajaran ibu dan banyak ketinggalan tugas. Ada apa, Naya?" tanya Boanita.
Naya hanya diam, enggan menjawab. Gadis itu yang memainkan jari tangannya dengan perasaan gusar. "Naya sedang ada masalah di rumah atau di sekolah?" Lagi-lagi Boanita bertanya dengan lembut. Bahkan keberadaannya sekarang sudah berdiri tepat di sisi kiri Naya. Mengelus kepala gadis itu layaknya anak sendiri.
"Kalau Naya sedang ada masalah, Naya bisa cerita sama ibu kok. Mungkin sedikit-sedikit ibu bisa bantu walau itu hanya membuat perasaan kamu sedikit lega." Agaknya Naya sedikit tersentuh setelah mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh Boanita.
Gadis itu membawa arah pandangannya tepat ke dalam manik mata Boanita. "Terima kasih banyak, bu," kata Naya dengan senyum tipis sebab dirinya sedang menahan buncahan emosi agar tidak menangis. Boanita merasa terenyuh, melihat sekilas pergelangan tangan Naya yang ditutupi oleh sebuah jaket. Wanita itu berinisiatif untuk kembali melempar pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lencana SK
FanfictionTrigger warning [Mental illness] : Post Traumatic Stress Disorder, Self Harm, Anxiety Disorder, Overthinking, and Feeling useless. Haechan's Alternate Universe Tentang Karenina, si gadis asal kota Bandung yang sering menampakkan wajah datar. Memilik...