LSK 3.4 Perkara pulang diantar siapa

159 40 22
                                    

Dan alasan aku lebih senangberdiam diri di luar rumahadalah karena aku merasa bebas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan alasan aku lebih senang
berdiam diri di luar rumah
adalah karena aku merasa bebas.
Melupakan sejenak permasalahan
yang ada. Walau itu hanya sementara.

-Karenina Kalandra

🍂

Haidar melangkahkan kakinya sejajar dengan kaki jenjang milik Nara dan Raden. Ketiga pemuda tampan itu berjalan menuju parkiran kampus. Perlu diketahui bahwa saat ini sudah masuk pukul 4 sore. Dikarenakan mereka mengambil kelas serta jurusan yang sama, Nara memutuskan untuk ikut pulang ke rumahnya dengan cara menumpangi Haidar. Dengan syarat Nara harus bersedia membayar ongkos bensin si Cimoy.

Sangat tidak adil memang bagi Nara. Tetapi laki-laki itu lakukan. "Meminimalisir perdebatan," katanya waktu ditanya oleh Jillian mengapa ia bersedia membayar ongkos bensin si Cimoy.

Netra mereka bertiga membawanya ke arah sudut parkiran. Memperlihatkan kedua gadis perawan Sunda dan jangan lupakan seonggok manusia berbatang—Juna. Pemuda tampan elektro itu yang sejak 10 menit lalu hanya berdiam diri, terlalu asik melihat Nina dan Rui—kekasihnya yang sedang berdebat tentang Nina yang akan pulang ke rumah sendiri.

"Aih aku ge nggak enak kalo kamu mau pulang sendiri da, padahal tadi pagi kan aku udah janji kalo kita mau mampir karena nemenin kamu ke suatu tempat," kata Rui sembari memegang lengan Nina. Sedang gadis yang berada dihadapannya hanya dapat menghela napas pelan diselingi senyuman lebar.

"Nggak apa-apa, perginya bisa di undur kapan-kapan. Kamu pergi aja sana sama Juna, kasihan dia udah nunggu lama." Nina menunjuk Juna menggunakan dagunya, membuat Rui berbalik dan menatap kekasihnya dengan pandangan kesal.

"Kamu tuh, Yang!" Rui menarik napas panjang sebelum memulai acara 'memaki lelaki tampan'. Gadis itu mengepalkan tangannya erat, menahan diri serta hasrat untuk tidak menunjuk Juna. "Kenapa ngajak perginya mendadak hari ini banget si..." Terlampau gemas dengan perlakuan Juna yang kadang kala sangat suka membuatnya hampir terkena serangan jantung, Rui menampakkan wajah melasnya di depan Juna.

Bagaimana tidak, saat ini Bandung sedang dihadapi dengan cuaca cerah. Tetapi Juna—kekasihnya yang tiba-tiba datang ke Fakultas Hukum sembari menenteng dua buah tiket konser dari band rock kesukaan Rui. Hampir membuat gadis itu menangis di tempat. Sejak dulu Rui memang mengindam-idamkan ingin menonton band kesukaannya tersebut. Tetapi karena alasan pribadi, saat pembelian tiket sedang dilaksanakan gadis itu tidak dapat membeli.

"Kan jadwal konsernya memang hari ini, Yang," kata Juna dengan sabar.

"Tapi Kala—"

"Aku bisa pulang sendiri atau bareng Maraka kok." Nina berusaha meyakinkan Rui untuk segera pergi.

"Kata kamu Maraka hari ini nggak ada kelas." Perkataan yang baru saja dilontarkan oleh Rui membuat Nina segera sadar. Sedikit lupa bahwasannya sepupunya itu hari ini memang sedang tidak kuliah karena kosong jadwal.

Lencana SKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang