Hanya sebuah kata serta kalimat dan juga jabatan tangan yang dapat aku berikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kamu yang telah berhasil mengambil langkah besar saat ini. Walau sebenarnya di dalam sudut hati merasakan kepedihan yang mendalam, andai kita bisa mengulang masa lalu dan kembali memperbaikinya bersama. Meski itu hanyalah sebuah angan belaka. Tetapi sekali lagi, aku ingin mencobanya.
-Rendy Atma Negara
🍂
Sebenarnya tidak mudah dalam memberikan sebuah kesempatan atau sebuah kepercayaan kepada orang asing yang baru saja Nina temui baru-baru ini. Tetapi karena itu Haidar, pemuda Bandung yang memiliki sifat ramah serta baik kepada seluruh orang. Belum lagi perhatian yang kadang kala Haidar berikan kepada Nina membuat sudut hatinya sedikit bergejolak. Gadis itu ingin mencobanya walau sekali saja.
Kembali membuka hati dan memberanikan diri untuk mengenal serta merasakan sebuah hujaman cinta yang pernah kandas semasa ia menduduki bangku SMA. Atas dukungan banyak orang pula, seperti Yasmine—ibu dari Maraka dan lelaki itu beserta sahabat Nina—Rui. Nina mengambil langkah besar dalam berupaya menghapus trust issues yang selama ini bersemayam lama di tubuh gadis itu.
Walau sebenarnya hati, ego serta pikiran Nina sampai saat ini masih bertolak belakang. Ingin sama-sama menang walau kenyataannya tidak bisa. Membuat ia sedikit kewalahan. Netra Nina saat ini masih berfokus kepada selembar kertas ujian materi di atas meja. Tanpa mau mengerjakannya, gadis itu membiarkan tenggat waktu yang telah di berikan sang Dosen hilang begitu saja.
Memainkan sebuah pena tinta di tangan, juga menggoyangkan kaki. Intinya Nina terlihat kosong pikiran, mengundang Rendy yang sedang asik serta berfokus dengan selembar kertas ujian menoleh cepat saat menyadari mantan kekasihnya bersikap demikian. Dengan pergerakan perlahan, Rendy mengetuk meja di sisi kanannya pelan seraya melempar senyum tipis seperti biasa.
Berhasil, Nina menolehkan kepala saat itu juga.
"Melamunnya bisa kamu tunda dulu? Mending sekarang kamu kerjain tugasnya... sebentar lagi waktu yang di kasih sama Pak Mino habis." Usai mengatakan hal itu, Rendy kembali ke kegiatan utama. Mengabaikan raut wajah Nina yang terlihat memandangnya bingung. Rendy bahkan memegang pena di tangannya dengan erat supaya bisa menetralisir debaran jantung yang memompa cepat sebab Nina tak kunjung berbalik badan dan kembali ke posisi normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lencana SK
Fiksi PenggemarTrigger warning [Mental illness] : Post Traumatic Stress Disorder, Self Harm, Anxiety Disorder, Overthinking, and Feeling useless. Haechan's Alternate Universe Tentang Karenina, si gadis asal kota Bandung yang sering menampakkan wajah datar. Memilik...