LSK 2.4 Obrolan random

240 93 26
                                    

Karena yang menyenangkandari menjadi orang dewasa adalahberbagi cerita dan pengalamanpada generasi muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena yang menyenangkan
dari menjadi orang dewasa adalah
berbagi cerita dan pengalaman
pada generasi muda.

-Banyu Narendra

🍂

"Jun, maju atuh. Bantuin urang hadang mereka."

"Sabar dulu, Na. Urang dikepung nih."

"Kok A'a malah bunuh adek sih?!"

"Loh itu kamu, Dek? A'a kira musuh soalnya teh baju kalian sama."

"Males ah main lagi."

"Pundungan ih!"

Haidar memandang Banyu dengan tatapan galak. Dirinya yang dirundung perasaan kesal sebab mati dalam permainan tersebut. Perlu diketahui bahwa Juna, Nara, Haidar serta Banyu sedang bermain bersama di teras depan rumah. Bermodal kuota dan kopi hitam buatan istri Banyu—si Ayu, mereka asik di dalam dunia masing-masing.

Banyu menggelengkan kepala pelan, merasa iba sekaligus gemas dengan sikap Haidar yang sedang merajuk seperti ini. "Jangan cemberut atuh, Dek. Ayo main lagi," ajak Banyu. Sedang yang disebutkan namanya masih enggan menjawab, lebih memilih untuk membuka room chat-nya bersama Nina.

Intinya Haidar mengabaikan segala bentuk ajakan Banyu.

Juna menolehkan kepalanya ke samping. Merasa kepo dengan kegiatan yang sedang temannya ini lakukan. Seperkian detik kemudian ia menganggukkan kepala mengerti. Alasan Haidar mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan oleh Banyu adalah karena laki-laki itu sedang asik bernostalgia membaca pesannya bersama Nina.

"A'," panggil Juna kepada Banyu.

"Iya, Jun. Kenapa?" Banyu yang kini memandang Juna dengan tatapan bertanya.

"Nikah itu enak nggak sih?" tanya Juna tiba-tiba. Mendengar hal itu Banyu yang sedang menegak kopi hitamnya menjadi tersedak. Membuat Haidar terkejut dan segera membantu kakaknya dengan menepuk-nepuk pundak Banyu pelan. "Aneh-eneh wae pertanyaan maneh, Jun," ujar Nara.

"Kok aneh?" tanya Juna yang menampakkan wajah bingungnya.

"Pertanyaannya ambigu, anjir!" Lagi-lagi Nara yang tanpa sadar meloloskan kata-kata kasarnya dihadapan wajah Banyu. Memaki Juna dengan tatapan serta sorot mata galak.

"Terus gimana?"

"Yang bener tuh begini," ujar Nara sembari dan menyerongkan arah duduknya supaya menghadap Banyu. "A' rasanya menikah itu gimana sih?" tanyanya.

"GELO SIA!" seru Haidar dan Juna kompak.

"Sama aja, anjir!" umpat Haidar merasa kesal.

Banyu tertawa pelan, lalu menggelengkan kepalanya. Tidak heran lagi dengan sikap ketiga bocah kecil yang berada di depannya ini. "Kamu teh kenapa nanya kitu, Jun?" tanya Banyu penasaran.

Lencana SKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang