Karna pada dasarnya aku adalah
seorang ibu yang pengecut.
Berlari dari jurang rasa sakit
dengan cara mengabaikan seluruh
kewajibanku sendiri-Kamila Nawarsa
🍂
Haidar baru saja merebahkan tubuhnya di atas kasur yang ada di kamarnya pada pukul 9 malam ini. Membiarkan rambutnya yang belum kering membasahi bantal sebab ia baru saja selesai mandi. Lagi-lagi pikiran Haidar berkelana dan mengingat kilas balik kejadian saat sore tadi.
Ia yang mengikuti kemana langkah Nina pergi. Yang katanya gadis itu sedang tidak ingin pulang ke rumah dengan berbagai macam alasan.
"Rumahku sepi, Dar. Naya udah dua malem ini tidur di rumah Maraka terus," kata Nina dengan senyum lebar, seakan menutupi luka dihatinya. Haidar juga yang sepertinya lupa bahwa Nina memiliki suatu permasalahan dengan keluarganya malah melontarkan pertanyaan seperti itu.
"Mama kamu kemana, Nin?" Haidar memukul kepalanya dengan pelan dan membuang wajahnya ke sembarang arah setelah ia baru saja menyadari bahwa pertanyaannya terkesan kepo atau ingin tahu. Ingatan yang langsung membawanya pada hari-hari di beberapa minggu yang lalu. Tepatnya saat ia sedang membicarakan pasal Nina di rumah Dirga ditemani suara gemuruh dan juga rintik hujan.
Nina yang mendapat pertanyaan seperti itu hanya dapat tersenyum. Sudah terlampau biasa. "Mama aku seperti biasa, ada jadwal liput berita di luar kota," jawabnya santai. Haidar yang saat itu lebih memilih untuk menutup mulut. Ia takut salah bertanya dan menyinggung perasaan Nina.
"Kamu pulang aja," titah Nina yang seakan baru menyadari bahwa Haidar mengikutinya sampai ke jalan Braga. Meninggalkan Cimoy yang sudah terparkir apik di barisan ujung sana.
"Nggak. Nggak baik biarin anak gadis keluar malem-malem sendirian." Nina tertawa keras saat mendengar alasan yang dilontarkan oleh Haidar. Merasa lucu, geli, dan dilingkupi perasaan hangat karena lagi-lagi diberi perhatian oleh laki-laki ini. "Nggak apa-apa, aku bisa jaga diri kok," Nina berusaha meyakinkan Haidar.
Tetapi apa daya, sepertinya laki-laki itu sedikit merasa tersinggung oleh perkataan Nina. "Kamu orangnya memang keras kepala ya, Nin?"
Haidar menggelengkan kepala pelan mengingat kelakuan serta isi perbincangan dengan Nina saat tadi. Ia yang menutup setengah wajahnya sebab merasa malu. Haidar juga merasa bahwa Nina sangatlah berbeda dengan apa yang ia pikirkan. Walau gadis itu terlihat dingin di luar, tetapi Nina merupakan gadis yang berhati baik dan juga ramah.
Bahkan saat Haidar tadi sempat meninggalkan Nina seorang diri karena ingin membeli minuman hangat, gadis itu sudah tidak ada di tempat. Membuat Haidar hampir kehilangan akal sebab mencari keberadaan Nina di seluruh jalanan Braga yang sedang ramai pengunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lencana SK
FanfictionTrigger warning [Mental illness] : Post Traumatic Stress Disorder, Self Harm, Anxiety Disorder, Overthinking, and Feeling useless. Haechan's Alternate Universe Tentang Karenina, si gadis asal kota Bandung yang sering menampakkan wajah datar. Memilik...