Gimana kalau kamu itu menjadi pelabuhan terakhir untuk seorang Xiaojun? Menjadi suamimu serta menjadi ayah dari anak-anakmu kelak nanti.
Ini cerita tentang kamu dan suamimu Xiaojun. Cerita dari awal bagaimana kalian bertemu dan akhirnya saling jatu...
Terkadang ada kalanya bersyukur dalam hidup bisa berkenalan dengan sosok seperti mereka. Yang bisa selalu ada bahkan selalu menjadi penghibur dikala masa seperti sekarang. Masa-masa penuh akan tekanan dan beban yang harus dihadapi.
Mereka siapa? Tentu saja teman-teman Xiaojun, dan terutama Yena, si cantik yang mungil, namun sangat cerewet, berisik , bahkan suka malu-maluin. Tetapi kamu beruntung, karena Yena berani tampil beda. Berani menjadi dirinya sendiri, tanpa perlu menjaga image di depan orang lain.
Ada pula Han, simple kata sih, Han ini Yena tetapi versi cowok. Vernon, cowok berkulit putih macam dikasih pemutih, kata Yena begitu.
Soobin yang bisa dibilang, menjadi tukang nyolong mangga atau jambu, atau bahkan jam dinding kelas yang sengaja dipercepat agar bisa pulang lebih dulu. Tinggi badannya yang seperti cagar langit, cocok sekali.
Ada pula anak orang kaya, yang suka bergonta-ganti motor atau mobil, membuat Han dengan senang sekali meminjamnya, Changbin. Sosok dingin, galak, tetapi jika terseyum, Yena langsung klepek-klepek macam ikan kekurang air.
Terakhir, sosok hebat, sosok yang mampu membuatmu menjadi wanita yang paling beruntung di dunia ini. Sosok yang pandai juga pintar, membuat semua kaum hawa berdecak kagum, bahkan jatuh cinta, setiap nyanyian, setiap petikan gitar, bahkan setiap senyuman yang lelaki itu berikan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Xiaojun Lee. Iya, dia lelaki yang berhasil membuat dirimu jatuh cinta kepadanya, sampai sungkar untuk berhenti.
"Hah, mau pada kemana?" Tanyamu sedikit terkejut dikarenakan mereka semua kini tengah berada di depan rumahmu dengan berpakaian santai.
"Jalan-jalan lah, yakali belajar. Hari ini sama besok pokoknya jangan belajar, kasian otak kalau belajar terus. Hari tenang biasalah, sebelum lusa nanti ujian nasional," jelas Soobin.
"Udahlah ayok ikut aja, main-main ke pantai. Biar hidupnya santai," tambah Vernon.
"Sekarang?"
"Yaiyalah sekarang, masa iya besok sih, sayang," ucap Han.
