"Apa anakku tahu kalau aku berada di balik ini semua?" tanya Roland. Luan menggeleng. "Aurora sama sekali tidak ada kepikiran ke sana, Om." Senyum yang terkesan licik tersungging di wajah Roland. "Jadi dia percaya, kalau kamu murni ingin bantu dia?" tanyanya memastikan. "Ya, Om. Aurora juga percaya kalau kami akan segera cerai setelah resmi menikah. Makanya dia tadi tidak protes," tutur Luan. "Good." Roland mengangguk-angguk. "Tapi kamu tidak akan benar-benar menceraikan dia, kan?" "Tidak, Om. Saya tidak akan menceraikannya. Karena saya ingin menghabiskan sisa hidup saya dengan Aurora," ujar Luan yakin. Roland tersenyum puas, demikian pula dengan Luan. Lalu mereka pun bersulang merayakan kesuksesan hari ini. **** Impian Aurora hanyalah agar bisa bersatu dengan pujaan hatinya, Sena, namun tuntutan keluarga mengharuskannya menikah dengan Luan Tamawijaya. Sungguh, Aurora tidak memiliki rasa apa pun terhadap Luan, jadi bagaimana mungkin ia bisa menjadi istri Luan? Kenapa pernikahan yang seharusnya didasari oleh cinta, malahan menjadi hal yang dipaksakan dan semua itu demi ambisi kepala keluarga Wardana dan Tamawijaya? Aurora memberanikan diri bersikap frontal dengan menolak pernikahan itu. Ia berupaya keras memperjuangkan agar kisahnya dengan Sena menjadi happy ending. Apakah ia akan berhasil? Apakah Luan akan diam saja ditolak seperti itu oleh gadis yang dipujanya? Bagaimana reaksi Roland, ayah Aurora, melihat pembangkangan putrinya? Lalu bagaimana dengan Sena, sosok yang terlibat dalam kemelut kisah ini? **** sumber foto cover : https://www.pexels.com/photo/crop-young-dreamy-woman-with-silky-hair-6040653/
62 parts