Part - 44

795 33 2
                                    

Cklek

Seorang pria memasuki pintu kantor di depannya tanpa permisi, membuat orang yang berada di dalam terperajat kaget.

"Lo gak tau sopan santun apa, main masuk aja!" Ujar Elang yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

"Kayak gak tau gue aja. Jangan baperan deh Lang." Pria itu duduk di kursi berseberangan dengan Elang.

"Mau apa lo ke sini?" Tanya Elang kepada pria di depannya. Pria itu duduk dengan santainya.

"Emang gak boleh gue ke kantor sahabat gue sendiri!" Tatapan mereka beradu tapi sedetik kemudian mereka tersenyum bersama.

"Kemana aja lo sebulan ini ngilang tanpa kabar." Tanya Elang mengintimidasi.

"Kangen sama gue?" Elang malah berdecih mendengarnya.

"Jangan ngarep lo Za!" Pria yang dihadapan Elang adalah Mirza Ramadhan sahabatnya.

"Btw lo hutang penjelasan sama gue." Ujar Mirza, Elang mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Fira. Gue liat dia di bawah. So?" Elang mengangguk paham penjelasan yang di minta oleh Mirza.

"Salah lo sendiri ngilang jadi gak tau apa-apa kan?"

"Lang. Gue bukan ngilang, gue lagi ada kerjaan aja sebulan ini. Bisa di bilang gue sibuk." Mirza berlagak keren di hadapan Elang.

"Makannya sekarang lo jelasin sama gue!" Pinta Mirza kemudian.

"Oke, Fira kerja di sini. Dia jadi sekretaris gue sekarang." Jawab Elang. Seketika Mirza berdiri tegak ingin mendengar penjelasan lebih dalam.

"Kenapa dia bisa di sini? Di jakarta?" Tanya Mirza kembali.

"Gue gak tau soal itu. Gue aja kaget waktu tau dia yang mau ngelamar jadi sekretaris gue. Masih banyak yang gue gak tau Za." Jelas Elang.

"Tapi hubungan lo sama Fira?" Elang tertawa kecil mendengar pertanyaan Mirza kali ini.

"Situasi sekarang beda Za. Lo tau sendiri alasannya. Dia benci sama gue." Mirza mengerti. Terlihat jelas dari raut wajah sahabatnya itu.

"Lo bisa jelasin semuanya Lang. Alasan lo yang sebenarnya. Mungkin dengan itu kalian bisa sama-sama lagi."

"Gue udah coba bicara, tapi Fira sama sekali gak mau denger Za. Jujur gue bingung sekarang. Ditambah lagi nyokap gue mau jodohin gue."

"Jodohin?" Ujar Mirza tidak percaya.

"Lalu sekarang gimana?" Elang menggeleng lemah pertanda dia juga tidak tau. Hingga suara pintu terbuka membuat mereka sama-sama tersiap. Fira berdiri memandang Mirza di depannya.

"Kak Mirza.." lirih Fira.

"Hai Ra." Mirza mendekati Fira yang terdiam.

"Kak Mirza di sini? Maksud aku..."

"Mungkin nanti kita bisa ngobrol Ra, supaya lebih jelas." Saran Mirza yang diangguki Fira.

"Jam pulang kantor kakak ada waktu?" Tanya Fira.

"Tentu, aku selalu punya waktu buat kamu." Mirza melirik Elang. Dalam hati Mirza ingin sekali langsung tertawa melihat wajah kesal Elang.

"Ya udah kalau gitu kak. Aku mau kembali nyelesain kerjaan aku." Mirza melihat sekeliling, tatapannya terhenti melihat meja Fira. Mirza baru menyadari ada meja baru di sana. Mirza pun sadar pasti ini kerjaan Elang, dengan menempatkan Fira satu ruangan bersamanya.

"Baiklah, kalau gitu aku pamit. Nanti pulang kerja aku ke sini." Mirza pergi meninggalkan ruangan. Tapi sebelum itu Mirza terlebih dulu mengusap kepala Fira. Untuk apalagi kalau bukan untuk mengerjai Elang. Dan berhasil. Elang menahan amarahnya karena Mirza.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang