part - 37

674 32 0
                                    

Elang memberhentikan mobilnya di sebuah restoran mewah. Elang segera melepas sabuk pengaman dan keluar untuk membuka pintu mobil untuk Fira.

"Kita kenapa kesini kak?" Tanya Fira lalu menerima uluran tangan Elang.

"Kamu gak suka?"

"Aku suka kak. Tapi apa ini gak terlalu mewah?" Jelas saja karena saat ini Elang membawa Fira ke sebuah restoran besar.

"Gak sayang. Yuk masuk." Elang mengambil tangan Fira untuk digenggam.

Setelah memasuki restoran Fira terkagum dengan tempat yang di dominasi warna coklat. Apalagi di setiap meja dilengkapi dengan lilin temaram serta lampu gantung yang indah. Membuat suasana semakin romantis. Dan jangan lupakan kebanyakan pengunjung yang berpasangan meramaikan tempat ini. Elang memilih meja di pojok yang bersebelahan dengan kaca yang menghadap langsung ke arah jalanan.

"Mau pesan apa mas?" Tanya pelayan menghampiri mereka.

"Saya pesan menu spesial yang ada disini." Pinta Elang. Pelayan itu mengangguk dan mengundurkan diri.

"Indah banget kak." Ujar Fira kembali melihat sekeliling.

"Iya, indah dan cantik." Jawab Elang fokus menatap Fira. Fira menyadarinya.

"Tempat ini maksud aku kak." Elang tersenyum karena Fira mengetahui arah pembicaraannya.

"Kamu lebih indah."

"Gombal." Cibir Fira tapi tak ayal pipinya memanas karena malu.

"Dalam rangka apa kakak bawa aku kesini?" Tanya Fira.

"Mau aja. Kitakan belum makan malam romantis."

"Kita udah sering tau kak keluar malam berdua."

"Tapikan ini lebih romantis. Lagian kamu suka cowok romantis kan?"

"Iya sih."

"Makannya aku romantis kayak gini."

"Aku juga kan udah bilang kak. Aku nerima kakak apa adanya. Aku gak bakal paksa kakak buat ikutin keinginan aku yang gak kakak sukai." Jelas Fira.

"Iya sayang aku tau." Tak lama pesanan mereka datang. Mereka makan dengan nikmat sesekali Elang menyuapi Fira seperti sekarang ini.

"Aaa lagi!" Fira kembali membuka mulutnya menerima suapan Elang. Lalu gantian Fira yang menyuapi Elang. Mereka saling melempar senyum. Setelah selesai mereka terdiam beberapa saat sebelum kembali mengeluarkan suara. Tiba-tiba Elang menggenggam tangan Fira erat.

"Kamu bahagia?" Tanya Elang.

"Aku selalu bahagia saat bersama kakak."

"Aku juga. Apa kamu akan selalu mencintai aku?" Fira menaikan alisnya bingung.

"Aku akan selalu mencintai kakak."

"Sampai kapan pun?" Tanya Elang.

"Sampai kapan pun." Elang mengecup kedua tangan Fira.

"Memangnya kenapa kak?"

"Gak papa."

"Apa kakak juga akan selalu mencintai aku?" Kini giliran Fira menanyakan hal yang sama kepada Elang.

"Tentu. Dari dulu cinta aku hanya untuk kamu. Kamu ragu dengan bukti cinta aku?" Fira menggeleng.

"Aku percaya kakak memang mencintai aku. Tapi aku takut kakak bakal berhenti mencintai aku suatu hari nanti karena perbedaan kita."

"Enggak akan. Bahkan jika kamu sendiri yang meminta aku gak bakal berhenti mencintai kamu." Jelas Elang. Fira menggigit bibir bawahnya menahan haru.

"Makasih kak telah mencintai aku." Ungkap Fira.

"Makasih juga karena kamu telah hadir dalam hidup aku. Kamu kebahagiaan aku Fira. Kamu membuat aku merasa sempurna dengan adanya kehadiran kamu." Ungkap Elang.

"Meskipun nanti kebahagiaan ini akan sangat aku rindukan setelah aku pergi." Monolog Elang dalam hati.

Ternyata kejutan Elang tidak perhentian di situ. Setelah dari restoran Elang membawa Fira ke sebuah taman indah. Mereka duduk berdua saling berpelukan. Mereka menatap langit yang menampilkan indahnya bintang. Elang tau kalau Fira sangat menyukai bintang terbukti jika Fira selalu tersenyum bahagia jika melihat indahnya pemandangan malam hari. Elang menyampirkan jaketnya untuk melindungi Fira dari kedinginan.

"Kak lihat deh bintang yang itu." Tunjuk Fira kepada salah satu bintang di langit.

"Indah banget kak. Dan yang itu juga kak." Fira kembali menunjuk bintang yang membuat matanya berbinar.

"Iya sayang." Fira makin mengeratkan pelukannya.

"Kenapa kamu suka bintang?" Tanya Elang.

"Karena indah kak. Sewaktu kecil Ayah selalu mengajak aku untuk keluar rumah hanya untuk melihat bintang." Fira kembali mengingat Ayahnya yang telah tiada.

"Kata Ayah jika aku merindukan seseorang aku bisa lihat bintang kak." Jelas Fira. Elang mengecup puncak kepala Fira sayang.

"Tapi udara malam gak baik buat kesehatan sayang."

"Udara malam seger kak. Membuat kita rileks. Apalagi kalau lagi banyak pikiran, untuk beberapa saat kita akan berhenti memikirkannya dan menghirup udara segar." Elang memejamkan matanya dan melakukan seperti yang Fira katakan. Mulai menikmati segarnya udara malam.

- - - - - - - -

Inilah hari yang Elang takuti. Hari ini jadwal keberangkatan Elang pergi ke London. Sela telah membeli tiket penerbangan pertama. Saat ini Elang tengah mengemasi barangnya ke dalam koper. Sebenarnya ini sulit tapi harus Elang lakukan. Elang mengambil Poto Fira dan memeluknya sebelum memasukan ke dalam koper.

"Maafin aku Ra. Mungkin setelah ini kamu akan membenci aku. Tapi percayalah aku sangat mencintai kamu." Elang menghapus cairan bening yang mengalir.

"Lang kamu udah siap?" Tanya seseorang lalu masuk ke dalam kamar Elang. Nanta menghampiri Elang.

"Iya Pah ini udah siap." Ujar Elang lalu menutup koper.

"Lang Papah minta maaf karena gak bisa bantu kamu. Sampai kamu harus rela meninggalkan orang yang kamu cintai hanya karena keegoisan Mamah kamu." Ujar Nanta. Elang menatap Nanta.

"Papah gak perlu minta maaf. Mungkin ini emang takdir Elang Pah. Tapi sesuai ucapan Papah waktu itu. Meskipun Elang pergi jauh bukan berarti Elang melepas cinta Elang begitu saja. Elang akan terus berjuang Pah. Ini tantangan untuk Elang Pah agar Mamah sadar." Nanta tersenyum dan memeluk putra semata wayangnya.

"Ya udah kita berangkat. Pesawat kamu terbang 2 jam lagi." Elang mengangguk.

Setelah sampai di bandara Elang kembali memeluk kedua orangtuanya.

"Kamu baik-baik disana Lang. Jaga kesehatan kamu. Kalau ada apa-apa kabarin Papah." Peringat Nanta.

"Iya Pah."

Sekali lagi Elang menoleh ke belakang sebelum memasuki pesawat. Di sana orangtuanya melambaikan tangan kepadanya. Yang menjadi pikiran Elang saat ini adalah Fira.

"Aku pergi Ra. Aku janji tidak akan terlalu lama meninggalkanmu. Aku akan kembali. Tunggu aku, lalu kita akan bahagia bersama." Dan bayangan Elang pun hilang masuk ke dalam pesawat.

*****

Hallo🖐️

Maaf yah aku baru bisa up sekarang. Karena aku lagi sibuk tugas daring dan juga lagi gak ada ide buat nulis😁

Semoga suka sama part kali ini. Terus pantengin ceritanya yah. Dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote+komennya.

Bandung, 23 Juli 2020

21.08

Ys.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang