"Kak Elang tunggu!" Fira berlari menyusul Elang yang baru akan memasuki gerbang sekolah.
"Kak!" Fira berhasil mengejar Elang dan menghadang jalannya.
"Minggir!" ketus Elang membuat Fira langsung terdiam.
"Kak.." lirih Fira.
"Lo gak denger! Minggir!"
"Kak aku cuman mau bilang, kalau aku sebenernya..,"
"Apa hah? Lo mau bilang kalau lo udah jadian sama Mirza? Gitu?" potong Elang, Fira terlihat jelas kaget mendengar penuturan Elang.
"Kakak salah paham, aku..,"
"Udahlah jangan bertele-tele. Gue udah tau apa yang sebenarnya terjadi." Elang pergi meninggalkan Fira begitu saja. Tanpa sadar Fira menitikan air mata. Tapi segera ia hapus sebelum orang lain melihatnya.
"Kenapa kakak kayak gini? Padahal aku mau bicara tentang perasaan aku yang sebenarnya. Apa sekarang kakak tidak peduli lagi? Dan apa rasa suka yang kakak bicarakan itu hanya main-main?" pikir Fira.
- - - - - -
"Ikut gue, lang!" Mirza menyeret tangan Elang agar mengikuti. Tidak peduli jika saat ini keadaan sekolah sedang ramai. Karena saat ini jam istirahat.
"Lo apaan sih Za. Lepas. Gue ada urusan!" Elang melepaskan cekalan tangan Mirza.
"Gue tunggu di belakang sekolah! Ada yang mau gue omongin!" Mirza berlalu tanpa mendengar jawaban Elang terlebih dahulu. Elang hanya mengumpat pelan sebelum mengikuti ajakan Mirza.
"Jadi, apa yang mau lo omongin?" ujar Elang to the point.
"Gue liat perlakuan lo tadi pagi sama Fira. Kenapa sikap lo gitu?" tanya Mirza.
"Jelas, karena gue udah tau kalau lo sama dia.." Elang berhenti seolah tidak bisa melanjutkan ucapannya. Sedangkan Mirza yang mengerti mengusap wajahnya.
"Astaga lang. Jangan bilang lo.. Lo pikir gue jadian sama Fira?" tebak Mirza. Elang memalingkan wajahnya.
"Lo salah paham lang." jelas Mirza membuat kening Elang mengkerut tidak mengerti.
"Lo bilang gue salah paham. Bentar..," Elang membuka ponselnya dan memperlihatkan sebuah poto kepada Mirza.
"Lo dapet poto ini darimana?" tanya Mirza saat melihat poto dirinya dan Fira yang tengah berpelukan kemarin.
"Lo gak perlu tau gue dapet darimana. Dari poto itu gue udah bisa tebak, Za." Elang berniat pergi tapi dihadang oleh Mirza.
"Please lang, dengerin gue dulu. Apa yang lo pikirin itu gak bener. Emang iya kemarin gue ketemu sama Fira."
"Jelas bukan" sarkas Elang.
"Dengerin gue lang, kemarin gue ajak Fira ke taman dan di sana gue nyatain perasaan gue sama dia. Tapi apa lo tau dia jawab apa?" tanya Mirza mencoba membuat Elang tenang.
"Apa?"
"Dia sama sekali gak balas perasaan gue lang. Dia nolak gue. Dia bilang cuman anggap gue sebatas teman. Dan apa lo tau alasan sesungguhnya dia nolak gue?" tanya Mirza lagi. Elang menggeleng pertanda tidak tau.
"Itu karena lo!" Elang tersentak mendengarnya.
"Gue? Maksud lo?"
"Dia suka sama lo. Dan lo begitu bodoh karena percaya pada sebuah poto. Padahal Fira bilang sama gue bakal bicara tentang perasaan dia sama lo!" Elang termenung.
"Jadi tadi pagi..," pikir Elang.
"Yah, mungkin dia pikir bakal kasih tau lo tadi pagi." Elang mengacak rambutnya kesal.
"Sial! Bodoh! Kenapa gue bisa sebodoh ini." gerutu Elang.
"Udah lang. Sekarang lo cepet perbaikin kesalahan lo itu! Jangan sampai Fira berpikir macam-macam tentang sikap lo." saran Mirza menepuk bahu sahabatnya, memberi kekuatan.
"Za, sorry gue gak bermaksud buat lo jadi kayak gini. Gue..,"
"Its oke lang. Lagian kita juga tau, perasaan mana bisa dipaksa. Kalau dia cintanya sama lo. Gue bisa apa. Yang penting Fira bahagia udah cukup buat gue." Elang memeluk Mirza.
"Thanks Za."
"Ya udah sana, perbaikin kesalahan lo." Elang mengangguk paham sebelum pergi.
"Dan inget satu hal lagi lang, kalau sampai lo sakitin hati Fira. Gue gak segan buat rebut dia dari lo!" ujar Mirza diakhiri dengan kekehan kecil.
"Gue janji." teriak Elang kepada sahabatnya itu.
- - - - - -
Sudah beberapa menit berlalu Elang menunggu Fira keluar kelas. Padahal bel pulang sudah berbunyi sedari tadi. Tapi gadis yang ia tunggu malah tak kunjung keluar. Tak lama tatapan Elang berhenti saat orang yang ia tunggu akhirnya keluar kelas. Elang berjalan mendekatinya.
"Ra, tunggu." Fira menatap Elang yang sudah berdiri di hadapannya. Fira memutuskan kontak mata dengan Elang. Fira memberi isyarat kepada Kia agar kembali berjalan tanpa memperdulikan Elang, tapi respon Kia malah tak terduga.
"Kalau gitu, aku pulang duluan Ra." Kia langsung ngacir meninggalkan Fira.
"Ra aku mau ngomong." ucap Elang.
"Aku harus pulang kak!" Elang mencekal pergelangan tangan Fira.
"Aku minta maaf soal tadi pagi Ra."
"Kenapa kakak minta maaf? Kakak gak salah. Harusnya aku..,"
"Gak Ra. Kelakuan aku tadi pasti bikin kamu marah. Jadi aku mau kamu ikut aku sekarang!" ajak Elang.
"Gak bisa kak."
"Kenapa?"
"Karena aku..,"
"Sebentar aja Ra. Aku juga bakal ngasih tau sesuatu sama kamu. Sesuatu yang mungkin aja udah kamu lupain." Fira menaikan alisnya tidak mengerti.
"Maksud kakak?"
"Ikut aku. Nanti kamu bakal tau." bujuk Elang.
"Tapi..,"
"Aku mohon, Ra" Fira menatap mata Elang seolah mencari sesuatu.
"Ya udah." jawab Fira akhirnya.
"Makasih, Ra." Elang segera membawa tangan Fira ke dalam genggaman tangannya. Jantung Fira ketar-ketir dengan sikap Elang yang berubah-ubah. Fira jadi penasaran, kemana sebenarnya Elang akan membawanya?
****
Penasaran gak kemana Elang akan mengajak Fira? Makannya jangan lupa vote+komennya. Supaya kalau aku tau kalian udah gak sabar, bakal cepet aku up lagi.
Bandung, 17 juni 2020
01.30
Ys.
![](https://img.wattpad.com/cover/215510534-288-k891000.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhafira (End)
Teen FictionZhafira Qalesya, gadis cantik yang berpenampilan layaknya seorang kutu buku di hadapkan dengan Elang Damara Dirgantara, cowok most wanted di sekolahnya. Yang begitu banyak di puja oleh kaum hawa. Hingga akhirnya percikan cinta mulai mereka rasakan...