Seorang gadis terlihat berjalan dengan santainya memasuki sebuah sekolah SMA ternama di kota Bandung. Sambil sesekali membenarkan kacamatanya. Baru beberapa langkah memasuki sekolah, terdengar banyak siswi yang tengah berbincang. Gadis itu hanya acuh karena tak tertarik dengan dunia mereka. Gadis itu menundukan kepalanya karena tak jarang siswa melihatnya dengan ekspresi meremehkan. Gadis itu melangkahkan kakinya ke arah kantin sekolah dengan menenteng sebuah box di tangannya.
"Assalamualaikum Bi Minah." ujar gadis itu menyapa wanita paruh baya yang tak lain pemilik kantin.
"Eh neng cantik. Udah sampe neng."
"Iyah Bi. Ini saya membawa kue dan risols nya Bi." gadis itu membuka box yang sedari tadi ia bawa di tangannya. Yang tak lain berisi kue dan juga risols untuk ia dagangkan. Gadis itu terbiasa menitipkan makanan yang akan ia jual kepada pemilik kantin. Agar siswa lain dapat dengan mudah membelinya.
"Ini jumlahnya biasa Bi, kalau gitu aku ke kelas duluan yah Bi." pamit gadis itu setelah membereskan makanan yang akan ia jual berjejer di kantin.
"Iya Neng."
Lagi dan lagi gadis itu menoleh untuk melihat siswa yang berlalu lalang. Gadis itu mencoba berjalan agak cepat, karena terburu-buru gadis itu tanpa sengaja menabrak seseorang di depannya
Brukk
Gadis itu terjatuh. Ia mencoba bangkit.
"Maaf aku gak sengaja." ucap gadis itu
"Lo gak punya mata yah." bentak seorang cewek. Gadis itu menoleh. Ternyata ada 3 orang cewek di depannya. Dimana salah satu yang ia tabrak adalah seorang cewek primadona di sekolah ini.
"Maaf." cicit gadis itu ketakutan.
"Dasar cewek culun. Jalan itu pake mata, emang lo gak liat. Padahalkan lo udah pake kacamata jelek lo itu." ucap cewek itu menghina gadis di depannya.
Mereka bertiga tertawa riang, sedangkan gadis itu mencoba untuk menahan air matanya. Tanpa basa-basi gadis itu segera meninggalkan ketiganya.
Bel masuk berbunyi pertanda awal pelajaran akan segera di mulai.
Di sebuah kelas terlihat siswa-siswi tengah berbincang-bincang dikarenakan guru yang mengajar belum masuk.
Keadaan kelas ribut tak terkendali, jika banyak orang yang tengah bergosip. Berbeda dengan gadis kutu buku yang duduk di pojok. Gadis itu tengah sibuk dengan dunianya. Apalagi kalau bukan membaca.
Kenapa gadis itu bisa dibilang kutu buku. Karena terlihat dari penampilan gadis itu yang tertutup. Berbeda dengan gadis Sma jaman sekarang. Dan jangan lupakan rambut gadis itu yang dikepang. Bedanya ia tidak mengepangnya dua. Tapi hanya menjadi satu persis di tengah-tengah rambutnya. Serta kacamata besarnya yang ia pakai.
Saat gadis itu tengah fokus membaca tiba-tiba saja seseorang mengebrak meja di depannya. Gadis itu langsung menoleh.
"Kia, kamu ngagetin aja." gadis itu terlihat mengusap-ngusap dadanya.
Sedangkan si pelaku malah cengengesan tidak jelas.
"Maaf deh nona Zhafira."
Ternyata gadis itu bernama Zhafira. Lebih tepatnya Zhafira Qalesya.
"Aku maafin. Tapi lain kali jangan diulangin." peringat Zhafira.
Kia segera duduk di depan meja Zhafira untuk mengobrol.
"Ra kamu tau enggak."
"Gak tau." Zhafira memotong ucapan Kia.
"Etdah. Dengerin dulu napa?" Zhafira terkekeh dan segera menyimpan bukunya dan fokus mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhafira (End)
Teen FictionZhafira Qalesya, gadis cantik yang berpenampilan layaknya seorang kutu buku di hadapkan dengan Elang Damara Dirgantara, cowok most wanted di sekolahnya. Yang begitu banyak di puja oleh kaum hawa. Hingga akhirnya percikan cinta mulai mereka rasakan...