part - 11

931 61 0
                                    

"Assalamualaikum." ujar Fira begitu ia menginjakan kaki di depan rumah. Fira heran karena tidak ada yang menyangut ucapannya.

"Anna...kamu dimana Dek?" tak lama seorang gadis kecil menghampiri Fira.

"Anna darimana? Kok gak ngejawab salam Kakak?" tanya Fira kepada sang Adik.

"Anna tadi..," Fira tiba-tiba berlutut mensejajarkan tubuhnya.

"Kamu kenapa Dek, kok pucet begini? Kamu sakit?" Fira baru menyadari kalau Adiknya terlihat pucat. Buru-buru Fira menempelkan punggung tangannya dan memeriksa suhu tubuh Anna.

"Ya ampun Dek. Ini panas. Kamu sakit?" ujar Fira khawatir.

"Anna cuman sakit biasa Kak. Mungkin karena Anna tadi main terus."

"Kamu harus istirahat Dek. Ayo Kakak antar."

Fira mengantar Anna menuju kamarnya.

"Dek tunggu bentar yah Kakak ganti dulu pakaian." ucap Fira karena sadar ia masih memakai seragam.

"Iyah Kak."

- - - - -

Setelah mengganti pakaian Fira kembali menuju kamar adiknya. Fira membawa wadah yang berisi air panas dan handuk kecil. Fira melihat jam baru pukul 4 berarti sebentar lagi Ibunya pulang.

"Dek ini Kakak kompres yah. Semoga aja panasnya turun." Fira dengan telaten mengompres Adiknya.

"Dek atau beli obat aja?" tanya Fira.

"Gak usah Kak. Dikompres aja nanti sembuh kok Kak." ujar Anna lembut.

- - - - - -

Di malam hari, ternyata keadaaan Anna masih sama. Panasnya belum juga turun, membuat Fira dan Ibunya merasa cemas.

"Bu ini gimana? Panasnya belum turun juga." ujar Fira yang melihat keadaan Adik kesayangannya.

"Ibu juga cemas sayang. Baru kali ini Anna demam panas kayak gini."

"Apa aku beli obat aja yah bu. Mungkin Anna akan sembuh kalau minum obat. Dikompres aja gak mempan bu."

"Kamu benar sayang, mending beli obat aja. Tapi Ibu cuman ada uang 50 ribu, emang bakal cukup?"

"Fira gak tau bu. Gak papa kalau gak cukup Fira punya uang lebih."

"Tapi kamu sendirian beli obatnya? Ini udah malem sayang."

"Sendiri aja bu. Baru juga jam 8 gak papa kok bu, lagipula Apoteknya gak terlalu jauh juga."

"Ya udah, kamu hati-hati yah." Fira tersenyum sembari mengambil uang yang diberikan Ibunya.

"Fira berangkat bu. Assalamualaikum."

"Wa'alaikum salam."

- - - - -

Fira berjalan cepat seraya memegang jaketnya erat, karena udara yang begitu dingin. Fira tersentak begitu ada 2 orang pria di depan yang menghalangi jalannya.

"Maaf, permisi saya mau lewat." ujar Fira karena kedua orang itu hanya diam di tempat.

"Neng cantik mau kemana? Malam malam gini sendirian lagi? Mau kita temenin gak?" tanya pria itu yang umurnya tak jauh dari Fira.

"Saya cuman mau lewat, tolong minggir." Fira sedikit merasa takut.

"Galak amat sih neng. Abangkan cuman mau nemenin." salah satu pria itu mencoba menyentuh tangan Fira. Tapi Fira segera mengelak. Fira berjalan mundur.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang