part - 19

649 41 3
                                    

Sebuah sepeda motor berhenti tepat di depan Fira, yang tengah menunggu angkutan umum. Mereka beranjak dan mendekati Fira.

"Hai cupu." sapa salah satu gadis itu kepada Fira.

"Rin, lo gak mau sapa si cupu ini?" tunjuk gadis di sebelahnya. Kalian pasti tau siapa mereka. Mereka adalah Rini dan juga Silvi. Fira melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu menunjukan 20 menit tepat jam setengah tujuh. Dimana kelasnya akan dimulai. Fira pun berniat untuk beranjak dari tempatnya, tapi di hadang oleh Rini.

"Lo mau kemana cupu?"

"Tolong minggir kak, aku mau lewat." Fira mencoba mencari celah agar bisa keluar.

"Coba aja kalau lo bisa!" dan sedetik kemudian Rini mendorong bahu Fira dengan sedikit kasar. Sukses membuat Fira mengaduh kesakitan. Mereka berdua tertawa keras.

"Kasihan, lo gak bisa berdiri yah? Pasti sakit, iya kan?" tanya Rini. Membuat Fira menatap Rini seolah minta untuk dibantu.

"Lo bantu gih, Sil!" suruh Rini membuat Silvi mangangkat bahunya acuh.

"Ogah. Ngapain gue bantu dia." jawab Silvi.

"Bener banget Sil, ngapain juga kan? Buang tenaga." Silvi hanya mengangguk menyetujui ucapan temannya itu.

"Sorry, cupu. Lo nikmatin aja derita lo ini! Bye." mereka dengan tega meninggalkan Fira dengan keadaan seperti itu. Fira mencoba berdiri meskipun tertatih.

"Ini sakit sekali, kakiku seakan sulit untuk berjalan. Beri aku kekuatan ya allah." monolog Fira menahan sakitnya.

- - - - - -

"Assalamualaikum pak," ujar Fira saat memasuki kelas. Pak Herman selaku guru pkn langsung menatap Fira. Sedangkan siswa lain menyorakinya karena kesiangan.

"Kenapa terlambat Ra?" tanyanya. Karena yang pak Herman kenal, Fira tidak pernah terlambat, seperti sekarang.

"Maaf pak, tadi saya..,"

"Udah deh cupu jangan banyak alasan lo. Kalau terlambat yah terlambat aja." teriak Rini tiba-tiba.

"Diem lo Rini." ujar Kia.

"Kenapa lo mau gue diem? Emang bener kan? Udahlah pak, hukum aja dia." celetuk Rini.

"Bener tuh pak, hukum ajalah." setuju Silvi. Pak Herman diam saja. Sebenarnya ia ragu untuk menghukum Fira. Karena ia tahu betul bagaimana sifat Fira. Fira pasti punya alasan kenapa dia terlambat.

"Kenapa pak? Jangan bilang bapak gak mau hukum dia? Di peraturan kan tertulis tidak boleh terlambat pak. Apalagi dia terlambat hampir setengah jam pak." jelas Rini membuat pak Herman tidak bisa berkutik.

"Maaf Fira, karena kamu udah ngelanggar peraturan. Kamu harus bapak hukum." ujar pak Herman akhirnya.

"Iya pak, gak papa."

"Kamu berdiri di depan bendera, selama jam pelajaran saya. Sekitar 1 jam lebih." Fira mengangguk dan berlalu meninggalkan kelas.

- - - - -

Fira berdiri sambil hormat di depan bendera. Sudah setengah jam lebih ia berdiri seperti ini. Fira merasa sedikit pusing, apalagi kakinya belum sembuh total, karena insiden tadi pagi. Fira juga merasa perutnya keroncongan. Fira baru sadar kalau tadi pagi hanya sarapan gorengan saja. Fira sekuat tenaga mencoba tetap bertahan. Hingga kegelapan pun Fira rasakan, tapi sebelum kesadarannya menghilang Fira mendengat seseorang memanggil namanya dengan keras.

Fira tersadar saat merasakan tangannya di pegang seseorang. Kelopak matanya terbuka perlahan dan pemandangan yang ia lihat pertama, adalah Elang yang duduk menghadapnya.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang