part - 17

756 44 0
                                    

Seperti hari-hari biasanya, Fira terlihat semangat begitu melangkah memasuki gerbang sekolah. Sekolah Sma Garuda bisa dibilang sekolah yang elit. Karena kebanyakan murid yang sekolah di sini berasal dari keluarga kaya. Fira merasa beruntung karena bisa masuk ke sekolah ini. Meskipun itu dengan bantuan beasiswa yang ia peroleh. Tapi kenyataan itu tidak mematahkan semangatnya, Fira tidak malu mengakui dirinya hanya gadis miskin. Toh tujuan Fira kan baik hanya untuk belajar, bukan untuk pamer dan menghabiskan uang orang tua.

Tetapi senyum Fira perlahan menghilang saat melihat Felycia dan teman-temannya sudah berdiri di hadapannya. Fira memegang kuat box jualannya. Fira merasa sedikit tidak nyaman dengan tatapan Felycia kepadanya. Dengan penuh keberanian Fira mencoba melewatinya dengan biasa. Tapi Felycia menghalang jalannnya dengan cepat.

"Kak, permisi!" ujar Fira sopan. Tapi Felycia tak kunjung menyingkir malah menaikan dagu Fira agar menatapnya.

"Kak.." ringis Fira karena Felycia mencengkram kedua pipinya.

"Nes, lo bawa box sialan itu!" tunjuk Felycia kepada box jualan Fira. Nesya dengan patuh merebutnya dengan kasar dari tangan Fira.

"Ikut gue!" Felycia menarik tangan Fira dan membawa Fira berbalik menuju belakang sekolah. Fira terus meronta, tapi tak digubris. Fira menatap memohon kepada siswa yang berlalu lalang, tapi mereka hanya menatap sekilas dan malah bersikap acuh.

"Kia kamu dimana?" batin Fira.

Begitu sampai di belakang sekolah, Fira di lepaskan begitu saja hingga ia terjatuh. Kemudian tangannya kembali di tarik dengan kasar agar berdiri.

"Dasar cewek gak tau malu!" bentak Felycia menatap Fira dengan geram.

"Kak lepasin? Aku salah apa sama kakak?" ujar Fira masih mencoba melepaskan cekalan kuat di tangannya.

"Lo nanya salah apa? Jangan sok munafik lo!" Felycia melepaskan tangan Fira.

"Aku bener gak tau kak."

"Lo.." tunjuk Felycia, "bener-bener gak tau apa salah lo? Biar gue perjelas. Kemarin ngapain lo jalan sama Elang!" Fira terdiam mencoba mencerna ucapan Felycia.

"Kemarin.." Fira langsung teringat.

"Aku cuma..,"

"Cuma apa hah? Lo mau godain Elang? Lo nyadar gak sih, lo gak ada apa-apanya. Lo hanya gadis culun yang miskin. Dan beraninya lo deketin Elang. Apa lo gak punya kaca di rumah? Atau lo emang malu liat wajah lo ini. Keliatannya aja culun tapi itu cuman kedok. Dasar jalang!"

"Stop kak." ujar Fira lemah.

"Aku emang gadis miskin kak. Tapi aku gak seperti yang kakak pikirkan." lanjut Fira tanpa sadar mulai membalas ucapan Felycia.

"Oh udah mulai berani dia." Felycia menatap kedua temannya sambil tersenyum.

"Jadi menurut lo julukan apa yang pantes buat orang yang mau menggoda. Selain jalang hah?" tanya Felycia.

"Stop kak, kenapa kakak segitu bencinya sama aku?" Fira melontarkan pertanyaan yang sedari dulu ingin ia tanyakan.

"Karena gue benci lo! Gue benci lo ada di sini. Karena lo gue gak bisa milikin apa yang gue mau! Lo seperti pengacau dalam hidup gue. Lo merusak kebahagiaan gue!" Felycia lagi-lagi berteriak mengeluarkan apa yang ia rasakan. Sedangkan Fira tidak mengerti dengan apa yang di katakan Felycia.

"Maksud kakak, apa?" Felycia kembali mendekati Fira dan dalam sekejap mencekal kembali kedua pipinya.

"Pokoknya gue mau lo jauhin Elang. Kalau sampai lo gak nurutin, gue bakal bersikap lebih dari ini. Ingat itu!" ancam Felycia.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang