part - 24

645 38 1
                                    

"Maaf kak aku telat." ujar seseorang yang tak lain adalah Fira.

"Duduk dulu Ra." ucap Mirza yang sedari tadi menunggu kedatangan Fira. Saat ini mereka sedang berada di sebuah taman.

"Kakak mau bicara apa?" tanya Fira yang telah duduk di samping Mirza.

"Aku gak tau harus mulai darimana Ra, apa kamu udah tau tentang peraaaan aku?" tanya Mirza menatap Fira. Ingatan Fira melayang saat Elang memberitahunya mengenai perasaan Mirza. Fira pun mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Jujur Ra, aku gak tau kapan aku mulai suka sama kamu. Aku selalu merasa kamu beda dari perempuan di luaran sana. Maka dari itu, aku berusaha deketin kamu, supaya kamu sadar kalau aku suka dan sayang sama kamu. Tapi aku gak nyangka kalau akhirnya akan seperti ini." Mirza menundukan kepalanya sebentar. Fira yang mengerti mencoba menenangkan Mirza.

"Aku gak nyangka kalau sahabat aku juga suka sama kamu Ra, tapi itu semua keputusan kamu. Aku gak bakal marah Ra apapun pilihan kamu. Jadi tujuan aku ngajak kamu ke sini, aku mau tau perasaan kamu sama aku, Ra. Apa kamu juga punya perasaan sama seperti yang aku rasakan?" tanya Mirza menatap dalam mata Fira.

"Kak, jujur saat bersama kakak aku merasa bahagia. Kakak selalu bisa ngertiin aku. Bahkan di saat orang lain menghina aku, kakak ada buat aku. Tapi jika tentang perasaan yang kakak maksud, aku gak bisa kak. Aku memang suka dan sayang sama kakak. Tapi sebagai seorang teman kak, bahkan aku menganggap kakak itu kayak kakak aku. Maafin aku kak." Fira menunduk menahan tangis. Mirza tidak tahan melihat Fira, ia pun mengangkat dagu Fira agar menatapnya.

"Kamu gak usah minta maaf, Ra. Kamu gak salah. Cinta emang gak bisa dipaksa. Kalau kamu emang gak cinta sama aku, gak papa Ra." Fira membenarkan kacamatanya agar bisa menghapus cairan bening yang terus menetes. Setelahnya Fira segera menghambur ke pelukan Mirza.

"Makasih kak, kakak selalu mengerti aku. Maafin aku, udah bikin kakak kecewa." Mirza mengelus rambut Fira.

"Boleh aku tanya sesuatu?" bisik Mirza membuat Fira langsung melepaskan pelukannya.

"Boleh aku tau perasaan kamu sebenarnya untuk siapa? Apa kamu suka sama Elang?" tanya Mirza. Jantung Fira terhenti sebentar mendengar pertanyaan Mirza.

"Aku..,"

"Jujur aja Ra."

"Aku gak tau perasaan aku sebenarnya sama kak Elang kak, tapi perasaan aku selalu merasa aneh jika dekat kak Elang. Aku juga merasa gak suka, kalau kak Elang dekat sama kak Felycia. Dan kalau kak Elang dekat sama aku, aku merasa deg-degan kak. Aku gak tau kenapa." tutur Fira menjelaskan tentang perasaannya.

"Fira dengerin aku, itu artinya kamu cinta sama Elang. Mungkin selama ini kamu merasakan cuman belum menyadari."

"Cinta? Tapi kak Elang sama aku jauh berbeda kak. Aku..,"

"Fira jika memang kamu cinta, maka kamu harus perjuangin perasaan kamu. Apalagi kamu juga udah tau kalau Elang juga suka sama kamu."

"Kakak gak marah?" tanya Fira

"Marah kenapa?"

"Karena aku sukanya sama kak Elang."

"Aku hanya kecewa aja Ra. Tapi kalau kebahagiaan kamu sama Elang aku bisa apa. Aku cuma mau kamu bahagia sama orang yang kamu cintai. Meskipun itu bukan aku Ra. Lagipula Elang juga sahabat aku, aku ikhlas jika kamu memang ditakdirkan bukan buat aku. Meskipun hati aku sakit, aku siap Ra." hati Fira teriris mendengar ucapan Mirza. Fira memegang tangan Mirza.

"Kakak orang baik, kakak bisa mendapat perempuan yang lebih baik dari aku."

"Aku gak pernah menyesal pernah ketemu kamu. Karena perempuan seperti kamu emang pantas diperjuangkan Ra. Dan aku mau kamu perjuangin perasaan kamu itu. Kamu bilang sama Elang kalau kamu juga suka sama dia. Karena sebagai sahabat baru sekarang aku melihat Elang begitu mencintai seseorang. Aku bakal dukung Ra, tapi..,"

"Tapi kenapa?"

"Meskipun Elang itu sahabat aku, kalau dia berani nyakitin kamu, aku gak segan buat hajar dia."

"Kakak jangan gitu, aku gak mau liat kalian berantem. Kalian itu sahabat. Bahkan saat melihat kalian bertengkar di lapangan waktu itu, aku takut kak. Apalagi kalian bertengkar hanya karena aku." Mirza mencubit gemas pipi Fira.

"Kamu kok gemesin kalau lagi ngerajuk gini. Iya aku gak bakal berantem lagi sama Elang. Aku cuman kesel aja liat tingkah dia. Katanya suka dan bakal perjuangin kamu. Tapi tetep aja sikapnya kasar gitu. Main tarik-tarik aja."

"Mungkin emang sifat kak Elang kayak gitu kak."

"Tapi kamu tetep suka meskipun sikap Elang kayak gitu?"

"Ya enggak sih kak. Tapi kak Elang juga kadang perhatian kok sama aku, gak selalu kasar."

"Gitu yah. Jadi kalau dari awal sikap aku sama kayak Elang, mungkin aja kan kamu juga bakal suka sama aku?" goda Mirza sambil menaik turunkan alisnya menggoda Fira.

"Kakak.." Fira memukul tangan Mirza spontan.

"Aduh, sakit Ra." rintih Mirza, Fira langsung panik.

"Mana yang sakit kak, aku terlalu kuat yah mukul kakak. Maafin aku kak." ujar Fira sambil meneliti tangan Mirza. Ada sinar geli di mata Mirza saat melihat Fira cemas begitu.

"Tapi boong." sedetik kemudian Fira langsung menatap tajam ke arah Mirza yang malah ketawa cengengesan.

"Tau ah. Kakak jail banget. Kirain beneran sakit." ujar Fira cemberut dan menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Maaf Ra, aku cuman becanda." bujuk Mirza.

"Tapi becanda kakak gak lucu." ucap Fira kekeh dengan pendiriannya.

"Kan aku udah minta maaf, maafin aku yah. Janji deh bakal beliin apapun asal kamu maafin aku." Fira menatap Mirza kembali.

"Beneran?" Mirza mengangguk.

"Aku mau es krim."

"Tapi dimaafin kan?" Fira mengangguk sambil tersenyum manis.

"Giliran di tawarin sesuatu aja mau. Dasar cewek." cibir Mirza.

"Jadi kakak gak ikhlas?" Mirza langsung menggeleng, takut Fira akan marah lagi.

"Bukan gitu Ra, aku ikhlas. Apapun bakal aku kasih buat kamu." Fira tersenyum cerah.

"Boleh aku peluk kakak?" tanya Fira tiba-tiba, Mirza heran tapi ia tak menolak.

"Sini." Mirza membuka lebar kedua tangannya. Agar Fira bisa masuk ke dalam pelukannya.

"Makasih untuk semuanya kak." ucap Fira di dalam pelukan Mirza.

"Sama-sama. Lagipula kamu udah anggep aku kakak kamu kan. Jadi aku bakal lakuin apapun buat adik manisku ini." bisik Mirza. Fira mengeratkan pelukannya pada tubuh Mirza.

Tanpa mereka sadari seseorang sudah memperhatikan mereka. Bahkan dia memotret mereka yang tengah berpelukan. Dia melihat hasil poto yang ada dalam ponselnya.

"Liat aja, apa yang bakal gue lakuin!" ucapnya sambil tersenyum jahat.

*****

Hallo✋

Masih ada yang nungguin aku up lagi gak?

Gimana nih perasaan kalian pas baca part kali ini? Pastinya sekarang kalian udah tau kan perasaan Fira sebenarnya.

Tetep pantengin ceritanya yah😘 jangan lupa vote+komennya😉

Bandung, 15 juni 2020

21.11

Ys.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang