part - 9

1K 60 0
                                    

Fira menghembuskan napas lelah, karena sepanjang menuju kelas semua siswa menatap dirinya. Bahkan banyak dari mereka yang dengan terang-terangan menghina Fira.

"kenapa rasanya jauh sekali kelasnya." batin Fira.

Fira tersandung kakinya begitu tiba di dalam kelas. Yang membuatnya kehilangan keseimbangan, dan terjatuh. Tak lama suara tawa terdengar, dan ternyata itu ulah geng Rini.

"Rasain lo cupu, emang enak jatuh kayak gitu." ejek Silvi yang berdiri di samping Rini.

"Fira!" teriak seseorang di belakang sana. Yang tak lain Kia. Kia kaget melihat sahabatnya yang terjatuh, tetepi malah di tertawakan begitu saja. Kia menolong Fira untuk berdiri.

"Akhirnya dateng juga nih penyelamat si cupu." ujar Rini sambil mengibaskan tangannya.

"Kalian semua apa-apaan sih. Keterlaluan banget, apalagi lo Rini, kelakuan lo itu gak bisa di diemin. Lo seenaknya aja memperlakukan orang." teriak Kia tidak terima.

"Udah selesai lo ceramah. Terserah gue kali mau gimana, hidup gue juga kenapa lo yang sewot!" balas Rini.

"Gue cuman ngingetin lo. Kelakuan lo ini bener-bener udah keterlaluan."

"Yah terus mau lo gimana, hah?"

"Minta maaf lo sama Fira!"

Rini tertawa mendengar permintaan Kia.

"Minta maaf? Lo gak salah. Gak sudi gue minta maaf sama si cupu. Apalagi setelah kelakuan dia yang buat gue sangat membencinya."

"Emang kelakuan Fira apa yang membuat lo jadi kayak gini?" tanya Kia.

"Semua orang juga udah tau kali, si cupu udah berani ngegoda most wanted di sekolah kita." jawab Rini enteng.

"Maksud lo apa?" bentak Kia.

"Biar gue perjelas. Si cupu itu berani deketin kak Elang yang membuat Felycia marah sama dia. Bukan hanya itu. Sekarang dia malah deketin kak Mirza juga. Dasar gak tau malu banget si cupu. So kecentilan, cantik juga enggak. Nyadar diri dong lo." ungkap Rini dengan amarah.

"Lo..," Kia menunjuk wajah Rini.

"Udah Ki, jangan ladenin lagi." sarkas Fira yang tak kuat mendengar perdebatan mereka lagi.

"Tapi Ra...,"

Kring..kring..kring

Bel bunyi pertanda semua siswa harus berbaris di lapangan, untuk melakukan upacara.

"Kali ini lo selamat cupu, awas aja nanti!" peringat Rini sebelum pergi.

"Ayo Ki, kita kelapangan." ajak Fira.

"Kamu gak papa kan Ra?"

"Aku baik-baik aja kok." sebelum meninggalkan kelas Fira tak lupa untuk menyimpan terlebih dahulu tas sekolahnya.

- - - - -

Felycia terlihat berjalan dengan semangat menuju suatu kelas. Begitu tiba, senyumnya mengembang melihat orang yang dia tuju.

"Hai Lang." sapa Felycia melihat Elang tengah mengobrol bersama Mirza.

"Ngapain lo di sini?" tanya Elang.

"Aku mau ngajakin kamu istirahat bareng. Kamu mau kan?" ajak Felycia dengan tidak malunya memegang tangan Elang.

"Lo apaan sih, lepas!" dengan kasar Elang menghempaskan tangan Felycia.

"Kamu kok gitu sih Lang. Aku kan cuman mau ngajakin kamu makan bareng."

"Gue gak bisa. Sana lo pergi." usir Elang.

"Tapi..,"

"Lo denger gue gak sih. Pergi jangan ganggu gue!" dengan marah felycia meninggalkan kelas Elang.

"Lang lo kasar banget sih. Kasian sih Feli." ujar Mirza tiba-tiba.

"Salahin aja tuh cewek. Udah tau gue gak suka sama dia. Masih aja ngedeketin gue."

"Itu artinya dia cinta banget sama lo Lang." canda Mirza yang di balas pelototan oleh Elang.

"Santai kali Lang. Takut gue." Mirza malah tertawa terpingkal melihat emosi sahabatnya.

"Za, gue mau tanya sama lo?"

"Apaan?"

"Kenapa gue merasa lo ada sesuatu sama si cupu itu?"

"Maksud lo Fira."

"Iyah. Lo gak suka kan sama dia?" tanya Elang

"Emang kenapa kalau misalkan gue suka sama dia?" kini balik Mirza yang bertanya pada Elang.

"Yah gak papa, gue cuman..,"

"Cuman apa?"

"Gue cuman mastiin aja. Lagian dia gak sebanding sama lo Za. Gak mungkin juga sih lo suka sama dia."

"Bentar, apa jangan-jangan lo juga suka sama Fira, Lang?" tanya Mirza penuh selidik.

"Lo..lo bilang apa sih, ngaco banget. Gak mungkin gue suka sama dia. Bukan tipe gue juga." jawab Elang.

"Menurut gue Lang, semua bakal mungkin kalau menyangkut cinta."

"Maksud lo?" Elang sama sekali tidak mengerti apa yang Mirza katakan.

"Maksud gue, dalam cinta itu gak ada yang gak mungkin. Lo belum paham karena belum ngerasain aja. Suatu hari nanti lo juga bakal ngerti. Dalam cinta gak bakal mandang status atau apapun itu. Karena jika hati udah menyatu tidak akan ada yang bisa menghalanginya."

"Bucin lo." Elang malah memukul Mirza dengan buku.

"Aduh, sakit Lang. Rese lo."

"Siapa suruh lo malah ngebucin. Dasar jomblo, bisanya ngehalu doang."

"Mas Elang kok gitu sama aku?" ujar Mirza memeragakan suara cewek.

"Jijik tau Za." Elang meninggalkan Mirza dan berjalan keluar kelas.

"Lang tungguin gue napa. Gue juga mau istirahat kali, dasar gak setia kawan!" teriak Mirza menyusul Elang.

*****

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote+komennya supaya aku bisa cepet update lagi.

Bandung, 15-april-2020

00.04

Ys.



Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang