Part - 46

832 31 5
                                    

Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan pesawat akhirnya mereka tiba di Bali. Saat ini mereka tengah berada di mobil untuk menuju hotel tempat mereka menginap. Sesampainya di sana ternyata Elang hanya memesan satu kamar. Barulah setibanya di kamar Fira meluapkan emosinya.

"Pak kenapa hanya memesan satu kamar, kan kita berdua?" Protes Fira. Sedangkan Elang dengan santainya berdiri di depan Fira.

"Memang kenapa?"

"Kenapa?" Ulang Fira seolah tidak percaya. "Saya gak mau satu kamar sama bapak. Lagian bapak kan laki-laki sedangkan saya perempuan."

"Aku tau. Emang ada yang bilang kamu laki-laki dan aku perempuan." Fira benar-benar kehilangan kesabarannya. Jika saja Fira tidak ingat kalau Elang adalah atasannya.

"Pokoknya saya gak mau!" Tegas Fira.

"Lagipula di kantor kita juga satu ruangan bukan? Lalu kenapa?" Tanya Elang.

"Situasinya berbeda pak, jangan samakan dengan kantor!" Pinta Fira karena dengan seenaknya Elang mencari alasan.

"Kamu harus ingat kalau aku atasan kamu, jadi jangan membantah!" Fira menatap Elang dengan tidak bersahabat, entah apa yang ada di pikirannya.

"Terserah bapak, ini tidak benar! Saya gak mau!" Fira bersiap keluar, tapi sebelum bisa membuka knop pintu, tangan Elang lebih dulu menutupnya.

"Bapak apa-apaan sih. Minggir!" Elang tidak peduli, dengan sengaja Elang mengurung Fira. Tangan Elang masing-masing berada di kedua sisi tubuh Fira.

"Minggir!" Elang tersenyum smirk melihat Fira. Ini menjadi kesempatan Elang untuk menggodanya. Elang mendekatkan wajahnya ke arah Fira. Hanya berjarak beberapa senti wajah mereka hampir mendekat. Bahkan deru napas Fira bisa Elang rasakan.

"Kamu takut kan?"

"Takut untuk apa?" Jawab Fira tidak terima.

"Bukannya kamu takut jika berdekatan denganku. Aku bisa merasakannya meskipun kamu mengelak."

"Tidak ada yang bisa saya takuti dari bapak. Jadi singkirkan pikiran itu!"

"Benarkah?" Elang tersenyum meremehkan. Dengan perlahan Elang mulai mendekat kembali. Napas Fira semakin memburu, sebelum semuanya terjadi Fira mendorong Elang. Berhasil, Elang terdorong ke belakang. Bukannya marah, Elang tertawa kecil melihat reaksi Fira.

"Ternyata benar. Kamu takut bila dekat denganku, terlebih dengan perasaanmu. Aku pastikan pertahananmu itu perlahan akan mulai roboh Fira."

"Itu hanya akan terjadi dalam mimpimu!"

"Baiklah, kita lihat saja." Elang kemudian melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi. Selama itu pula Fira terduduk lemas. Fira menggelengkan kepalanya. Menyangkal apa yang Elang katakan.

"Itu tidak mungkin. Aku tidak akan terjatuh lagi dalam pesonamu. Aku hanya memiliki satu perasaan untukmu. Aku membencimu!" Monolog Fira.

- - - - - -

Selama menunggu Elang selesai Fira membereskan pakaian yang ia bawa. Fira mengeluarkan beberapa pakaian dari koper.

Cklek

Elang keluar dari kamar mandi. Dan betapa terkejutnya Fira melihat Elang hanya memakai handuk. Fira segera membalikan tubuhnya memunggungi Elang.

"Kenapa tidak pakai baju?" Fira masih mencoba menetralkan detak jantungnya. Bagaimana pun ini pertama kalinya Fira melihat tubuh pria secara langsung.

"Aku lupa membawanya."

"Ya sudah. Cepat bawa!" Elang terkekeh melihatnya. Fira terlihat menggemaskan di mata Elang. Dengan sengaja Elang berlama-lama untuk mengambil baju.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang