Terhitung telah seminggu berlalu setelah Fira pulang dari Bali. Pagi ini Fira sedang berkutat dengan alat masaknya. Fira terlihat bahagia jika sedang memasak, mungkin karena ini salah satu hobinya. Hingga ketukan pintu membuat Fira mengernyitkan dahinya bingung. Pasalnya siapa pagi-pagi begini yang berkunjung ke rumahnya.
"Anna tolong buka pintu, nanggung nih kakak lagi masak!" Teriak Fira.
"Iya kak." Tak lama Anna keluar dan melaksanakan perintah sang kakak.
"Kak Elang?" Anna tercengang untuk beberapa saat.
"Hai, apa kabar Anna?" Elang tersenyum menyapa Anna. Langsung saja Anna berhambur memeluk Elang.
"Anna kangen sama kakak." Elang terkekeh ikut memeluknya.
"Kak Elang juga kangen kok sama Anna. Udah besar ternyata, makin cantik juga." Anna tertawa di sela pelukannya.
"Sampe lupa, ayo masuk dulu kak." Anna memberi ruang untuk Elang masuk.
"Siapa dek?" Teriak Fira dari dalam dapur.
"Kak Elang." Di dalam sana Fira sebenarnya terkejut namun Fira memilih untuk kembali melanjutkan kegiatannya.
"Kakak kamu lagi sibuk yah?"
"Lagi masak doang kak. Kakak udah makan belum? Gimana kalau ikut sarapan?" Tanya Anna antusias.
"Belum sih. Emang gak papa?" Nada suara Elang merasa seperti tidak enak.
"Gak papa kak. Kak Fira juga pasti seneng kakak ikut sarapan."
"Anna sekarang umur berapa? Kayaknya waktu terakhir ketemu kamu masih kecil banget deh." Elang memulai perbincangan dengan adiknya ini. Eh maksudnya calon. Semoga saja.
"Kak Elang sama aja kayak kak Mirza. Anna udah besar sekarang. 15 tahun, terakhir ketemu kan waktu Anna masih 10 tahun kelas 4 Sd." Anna berpura-pura tengah merajuk dengan mengembungkan pipinya.
"Jangan marah, maafin kak Elang yah. Katanya udah besar, udah mau masuk SMA masih ngambekan." Bujuk Elang, berhasil membuat Anna kembali tersenyum.
"Kak Elang tambah ganteng. Malah gantengan sekarang daripada dulu."
"Masa? Tapi emang bener juga kamu. Kak Elang kan emang ganteng." Mereka berdua tertawa bersama, hingga tanpa mereka sadari Fira telah menyajikan makanan.
"Kakak kapan selesai?" Tanya Anna bingung.
"Daritadi. Kamu nya aja yang lagi keasikan." Anna menyengir tanpa dosa.
"Ayo kak!" Anna menarik tangan Elang agar mengikutinya.
"Gak papa kan kalau kak Elang ikut sarapan juga?" Tanya Anna, Fira hanya menjawab dengan anggukan kepala.
"Maaf Pak cuman ada seadanya." Lirih Fira ikut duduk.
"Gak masalah. Yang penting bisa di makan." Pasalnya Fira hanya memasak telur balado dan tumis kangkung saja.
Di tengah dentingan sendok, tiba-tiba Anna berhenti.
"Kenapa dek?" Tanya Fira heran.
"Habis makan aku mau ijin keluar boleh kan kak?" Tanya Anna.
"Kemana?"
"Main ke rumah Nadia. Boleh kan?" Nadia adalah teman Anna, rumah mereka juga cukup dekat. Perlu jalan kaki sebentar sudah sampe.
"Beneran ke rumah Nadia?"
"Iya kak. Anna gak bohong kok. Kakak bisa cek hp Anna."
"Ya udah kakak percaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhafira (End)
Teen FictionZhafira Qalesya, gadis cantik yang berpenampilan layaknya seorang kutu buku di hadapkan dengan Elang Damara Dirgantara, cowok most wanted di sekolahnya. Yang begitu banyak di puja oleh kaum hawa. Hingga akhirnya percikan cinta mulai mereka rasakan...