Entah kenapa akhir-akhir ini Fira merasa ada yang berbeda dengan Elang. Bukan sikapnya yang cuek. Tapi Elang seperti memiliki beban pikiran. Seperti saat ini Elang hanya diam saja menatapnya. Padahal tadi Elang semangat saat mengajak Fira ke tempat es krim. Fira jadi merasa hilang selera.
"Kenapa gak dihabisin?" Tanya Elang melihat Fira tidak menghabiskan makanan kesukaannya.
"Kakak kenapa?" Tanya Fira.
"Kenapa apanya? Aku gak papa kok." Jawab Elang.
"Kakak lagi nyembunyiin sesuatu kan dari aku?" Pertanyaan Fira membuat Elang tidak bisa berkutik.
"Tuh kan, kakak diem aja." Omel Fira.
"Aku gak papa sayang."
"Kak Elang bohong. Aku bukan anak kecil lagi loh." Elang tersenyum melihat Fira.
"Kita ke rumah pohon, mau? Daripada kamu bete?" Tawar Elang. Fira mengangguk pasti.
"Habisin dulu es krimnya!" Titah Elang.
"Gak mau. Aku gak selera lagi."
"Ya udah. Tunggu bentar, aku bayar dulu."
Sesuai ucapan Elang, mereka mengunjungi tempat bersejarah bagi mereka. Fira tersenyum cerah, melihat rumah pohon yang memiliki banyak cerita tentang masa kecil mereka. Mereka naik ke atas dengan hati-hati. Ternyata di dalam sana terdapat banyak poto mereka saat masih kecil. Ada juga beberapa poto Fira terpajang di sana.
"Kakak dapet poto aku darimana?" Tanya Fira melihat poto-potonya tergantung indah.
"Rahasia." Fira mencebik kesal.
"Gitu main rahasia. Gak boleh tau."
"Terserah aku dong." Setelah melihat isi rumah pohon, mereka kembali turun dan berakhir duduk berdua dengan pohon sebagai sandaran.
"Kakak beneran gak papa? Aku kok ngerasa beda yah?" Elang menunduk melihat wajah Fira yang bersandar di dadanya.
"Beda gimana?"
"Kakak jadi banyak diem. Aku ngerasa kakak kayak lagi banyak masalah. Kalau iya, kakak bisa cerita sama aku. Aku pengen bisa berguna sebagai pacar kakak. Meskipun hanya sebatas mendengar keluh-kesah kakak." Elang menangkup wajah Fira dengan satu tangannya.
"Ada beberapa hal yang lebih baik tidak diketahui Fira." Fira mengerutkan keningnya.
"Maksud kakak? Jadi bener kakak nyembunyiin sesuatu dari aku?"
"Gak ada."
"Aku jadi bingung kak. Apa kakak berubah karena sadar kalau aku emang gak pantas buat kakak?" Ujar Fira dan menegakkan tubuhnya menatap Elang.
"Kamu bicara apasih. Aku udah bilang berapa kali, aku gak mandang pantas atau tidaknya. Apa kamu ragu sama perasaan aku?" Tanya Elang balik. Fira jadi merasa bersalah karena pertanyaannya.
"Maaf kak. Aku gak bermaksud meragukan kakak. Aku cuman..,"
"Cukup percaya sama aku."
"Aku selalu percaya sama kakak." Elang tersenyum sembari mengelus pipi Fira.
"Oh iya, 3 hari lagi kakak lulus yah. Kakak mau lanjut kuliah dimana?" Tanya Fira ceria.
Deg
Haruskah Elang mengatakan sejujurnya?
"Kenapa diem kak?" Tanya Fira. Elang tersadar dari lamunannya.
"Aku..,"
"Kakak udah cari kampus? Udah ada belum kampus yang kakak mau?" Hati Elang seakan tercabik melihat senyum ceria Fira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhafira (End)
Teen FictionZhafira Qalesya, gadis cantik yang berpenampilan layaknya seorang kutu buku di hadapkan dengan Elang Damara Dirgantara, cowok most wanted di sekolahnya. Yang begitu banyak di puja oleh kaum hawa. Hingga akhirnya percikan cinta mulai mereka rasakan...