Part - 43

889 38 2
                                    

Seorang wanita berjalan dengan santainya menuju sebuah ruangan. Dengan tidak sabarnya ia membuka pintu di depannya dengan kasar, sehingga membuat orang yang berada di dalam tersentak kaget.

"Sedang apa lo di sini?" Tanyanya melihat perempuan tengah berkutik di meja kerja.

"Saya..."

"Jawab!"

"Saya Sekretaris Pak Elang." Ujarnya. Siapa lagi kalau bukan Fira.

"Lalu kenapa lo ada di sini?" Wanita itu berjalan mendekati Fira.

"Saya sedang bekerja. Jadi..,"

"Alasan! Cepat keluar!"

"Tapi..,"

"Apa gue perlu menyeret lo! Baiklah." Wanita itu bersiap menarik tangan Fira untuk menyeretnya.

"Ada apa ini?" Suara bariton itu membuat kegiatan mereka terhenti.

"Apa yang kau lakukan Adriana!" Ujar Elang begitu mengatahui kalau wanita itu yang tak lain Adriana berdiri di dekat Fira. Adriana segera berhambur mendekati Elang dan bergelayut manja di tangannya.

"Lang, kenapa aku tidak tau kamu mempunyai Sekretaris baru? Dan kenapa dia bisa satu ruangan bersamamu?" Tanya Adriana dengan nada yang dibuat lembut. Elang langsung menepis tangan Adriana.

"Bukan urusanmu!" Jawab Elang acuh.

"Itu jelas menjadi urusanku lang. Aku calon istri kamu." Jelas Adriana.

"Calon istri." Ucap Fira yang sedari tadi mendengar percakapan mereka.

"Iya, gue calon istri Elang." Fira mengalihkan tatapannya kepada Elang. Sedangkan Elang berniat menjelaskan tapi ia urungkan niatnya begitu melihat tatapan mata Fira.

"Saya..izin permisi sebentar kalau begitu, Pak?"

"Sana pergi! Harusnya sedari tadi lo pergi!" Ujar Adriana dengan ketusnya. Fira berjalan melewati mereka, Fira berlalu dengan cepat menuju arah toilet. Sesampainya di sana Fira memegang dadanya, rasa sesak mendominasi Fira. Entah kenapa Fira merasa sulit bernapas begitu mengetahui kebenaran yang baru ia dengar.

Sedangkan di ruangan Elang terlihat menahan amarah kepada Adriana.

"Kamu kelewatan batas Adriana! Harusnya kamu tidak mengatakan hal itu kepada Fira!" Ujar Elang.

"Memangnya kenapa? Apa yang aku katakan memang benar, aku calon istri kamu!" Jawab Adriana lantang. Elang menatap Adriana sebentar lalu menghampirinya. Adriana tersenyum simpul saat Elang berdiri dekat di depannya. Tapi senyumnya hilang saat Elang dengan kasar mencekal kedua bahunya.

"Kalau kau lupa biar aku ingatkan, itu hanya keinginan ibuku bukan aku. Jadi berhenti bertingkah seolah kau benar akan menjadi calon istriku!" Kemudian Elang mendorong kasar bahu Adriana. Sehingga Adriana terhuyung ke belakang. Elang berbalik hendak meninggalkan Adriana,

"Tapi aku mencintai kamu Lang." Ucap Adriana membuat langkah Elang terhenti.

"Sayangnya aku tidak mencintaimu Adriana." Ujar Elang berhasil membuat amarah Adriana kembali meledak. Adriana berdiri di hadapan Elang.

"Lalu siapa yang kamu cintai?" Tanya Adriana dengan napas yang tersegal.

"Siapa Lang?"

"Bukan urusanmu!" Elang meninggalkan Adriana begitu saja dan membanting pintu.

"Aku tidak akan membiarkan kamu bersama orang lain Lang! Siapa pun orangnya aku akan cari tahu, dan akan memberikan dia pelajaran! Kamu hanya milik aku Lang!" Teriak Adriana seorang diri di dalam ruangan.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang