part - 3

1.6K 76 0
                                    

Bel yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa berbunyi, pertanda akhir dari jam pelajaran.

Fira berjalan ke arah kantin untuk menanyakan hasil jualannya hari ini.

"Eh ada neng cantik." ujar Bu Siti melihat kedatangan Fira.

"Gimana Bu jualannya Fira?" tanyanya kepada Bu Siti.

"Alhamdulillah neng seperti biasa. Laris manis." Fira tersenyum mendengarnya.

"Alhamdulillah Bu kalau begitu."

"Ini neng uangnya." Bu Siti menyodorkan beberapa lembar uang kepada Fira.

"Makasih Bu."

"Iya neng, sama-sama."

"Kalau begitu Fira pamit pulang Bu." Bu Siti mengembalikan box yang tadi pagi di bawa Fira.

Dengan penuh semangat Fira menyusuri jalanan menuju rumahnya. Tibalah Fira di rumah yang terlihat cukup sederhana. Dengan pelan Fira membuka pintu rumahnya.

"Assalamualaikum. Adek kakak pulang nih." teriaknya begitu memasuki rumah. Tak lama seorang gadis kecil keluar dari sebuah ruangan. Gadis kecil itu berlari untuk memeluk Fira.

"Kakak." ujar gadis itu yang tak lain adik kandung Fira yaitu Anatasya. Umurnya 10 tahun yang berarti masih duduk di kelas 4 Sd.

"Ana sayang, kamu udah makan belum?" Fira berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan sang adik. Dengan polosnya Ana hanya menggelengkan kepalanya.

"Kenapa Ana belum makan?"

"Nasinya habis kak." jawabnya begitu polos.

"Terus dari tadi Ana ngapain?"

"Nungguin kakak sama ibu pulang." Fira merasa tergores hatinya, mengetahui adik kesayangannya belum makan sama sekali. Fira baru sadar memang tidak ada makanan yang tersisa untuk mereka hari ini. Fira memeluk Ana dengan meneteskan air mata.

"Maafin kakak."

"Kakak kenapa minta maaf. Ana kuat kok. Baru juga jam segini. Ana belum lapar banget kok kak." Fira tersentuh mendengar ucapan sang adik yang dapat mengerti keadaannya.

Beginilah kehidupan keluarga Fira. Serba pas-pasan. Apalagi semenjak sang ayah meninggal, tinggal dirinya lah bersama ibu dan sang adik. Ibu Fira yakni Kirana, harus bekerja keras banting tulang menghidupi kedua putrinya. Sebenarnya Fira tak sanggup melihat sang Ibu harus kerja keras untuknya. Tapi Kirana selalu ingin bekerja. Maka dari itu Fira memutuskan untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarganya. Dengan berjualan di sekolahnya. Setidaknya Fira bisa membantu sedikit kehidupan keluarganya. Kirana bekerja di sebuah pabrik kecil milik teman ayahnya. Fira melihat jam yang menunjukan pukul 4 sore. Itu berarti masih satu jam lagi ibunya pulang. Fira dengan cepat memasuki kamarnya dan mengganti baju.

"Ana sayang kamu tunggu dulu di sini yah. Kakak mau ke warung sebentar."

"Iya kak."

Fira berjalan dengan cepat untuk sampai di warung dekat rumahnya. Begitu sampai Fira langsung membeli beras, tahu, tempe, serta telur.

Setelah membeli semuanya Fira berjalan untuk menuju rumahnya.

***

Fira memasak dengan begitu telaten. Setelah siap ia hidangkan semuanya di atas meja makan.

"Ana.." teriaknya memanggil adiknya.

"Iya kak."

"Ini sayang makanannya udah jadi. Kamu makan yah."

"Nanti aja kak. Ana nunggu Ibu dulu." Fira tersenyum mendengar jawaban adiknya.

"Ya udah kalau gitu. Kita tunggu Ibu terus makan sama-sama yah."

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang