part - 31

661 39 0
                                    

Elang kesana-kemari mencari Fira. Elang pikir Fira masih ditempat yang sama. Tapi nihil tak ada Fira di sana. Kakinya terus menyusuri tempat. Elang bernapas lega saat melihat Fira ada di teras belakang rumahnya. Memojok sendirian. Segera Elang hampiri kekasihnya itu. Elang menepuk bahu Fira karena posisi Fira membelakanginya. Fira terlonjak kaget dan membalikan tubuhnya.

"Kak Elang." Fira buru-buru mengusap cairan bening yang mengalir.

"Kamu kenapa? Dan apa ini?" Elang mengusap bekas air mata Fira.

"Oh ini, aku cuman kelilipan aja kak." Ujar Fira mencoba tersenyum. Elang menatap Fira dalam.

"Kakak kenapa liatin aku?"

"Bohong!" Ujar Elang.

"A..ku gak bohong kak." Fira menunduk dan memainkan jarinya.

"Tatap aku!" Pinta Elang, namun Fira menggeleng. Mau tak mau Elang menengadahkan wajah Fira agar menatapnya.

"Kenapa kamu bohong?" Tanya Elang. Fira memutuskan kontak mata mereka.

"Aku mau pulang kak." Ucap Fira.

"Kamu sembunyiin sesuatu dari aku kan?" Selidik Elang.

"Katakan Fira?"

"Aku mau pulang kak!" Tanpa sadar Fira menaikan nada suaranya.

"Oke. Ayo!" Elang menarik tangan Fira.

- - - - - - -

"Kak ini mau kemana?" Tanya Fira. Tapi Elang diam saja sibuk menyetir.

"Kak ini bukan jalan ke rumah aku? Kakak mau bawa aku kemana?" Lagi-lagi Elang memilih tak menjawab.

Mobil Elang berhenti di sebuah kawasan Apartemen. Elang membawa Fira untuk mengikuti langkahnya. Mereka berdua menaiki lift untuk sampai di lantai 3. Setelah sampai mereka mencari nomor pintu 126. Elang mulai memasukkan sandi apartement, tak lama pintu pun terbuka.

Fira melihat sekeliling apartement, cukup luas. Terdapat ruang tamu, dapur dan 1 kamar tidur. Desainnya di dominasi warna putih dan coklat. Fira mendudukan dirinya di sofa ruang tamu.

"Sekarang aku mau kamu cerita!" Fira melirik Elang yang menatapnya meminta penjelasan.

"Ucapan mamah kakak benar." Lirih Fira. Elang menaikkan alisnya tidak mengerti.

"Kakak gak pantes sama aku. Kita terlalu berbeda kak." Elang mulai paham arah pembicaraan Fira.

"Kamu mendengarnya?" Tanya Elang.

"Aku gak sengaja denger kak. Tapi aku bersyukur bisa mendengarnya. Karena dengan itu aku semakin sadar dengan kedudukan aku." Elang mengusap wajahnya gusar.

"Fira, aku udah bilang kan. Aku gak peduli."

"Tapi aku peduli kak! Seenggaknya sekarang kakak sadar karena mamah kakak juga gak akan setuju." Jelas Fira mulai terbawa emosi.

"Aku bukan gadis sempurna kak. Aku memiliki banyak kekurangan. Kakak begitu sempurna untuk aku. Kakak pantas mendapat yang terbaik." Ujar Fira lemah. Fira tak peduli lagi dengan airmatanya. Hati Elang seakan tergores melihat ketidakberdayaan Fira. Elang berjongkok dan mengusap airmatanya.

"Jangan kayak gini ra. Aku gak kuat liat kamu begini." Elang mengecup berulang kali tangan Fira.

"Maafin aku kak. Tapi aku cuman mau yang terbaik buat kakak."

"Hanya kamu ra. Kamu yang terbaik buat aku. Gak ada yang lain." Hati Fira sesak mendengar pengakuan Elang. Fira ingin berteriak kalau ia begitu mencintai Elang. Tapi Fira sadar dengan situasi sekarang.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang