part - 32

643 35 0
                                    

Ketukan pintu membuat Fira bangkit dari tempat duduknya. Dalam hati Fira menebak-nebak siapa. Karena tidak mungkin ibunya pulang secepat ini. Fira pikir itu mungkin saja Elang.

Cklek

Senyum Fira perlahan pudar saat melihat bukan Elang yang berdiri di hadapannya. Melainkan Mamahnya, Sela.

"Eh Tante." Fira mengulurkan tangan hendak salam. Tapi tak dibalas.

"Em mari masuk Tante." Sela melewati Fira begitu saja. Pandangan mata Sela melihat sekeliling rumah Fira.

"Ada apa Tante?" Tanya Fira. Sela melirik Fira sinis.

"Aku lupa. Bentar Tante, aku ambil air dulu."

"Gak usah." Fira kembali duduk saat Sela menjawab cepat.

"Saya gak mau banyak bicara dan akan langsung pada intinya."

"Maksud Tante?"

"Sudah berapa lama kamu berhubungan dengan anak saya?" Tanya Sela.

"Beberapa bulan terakhir ini."

"Apa kamu mencintai anak saya?" Fira mengangguk.

"Bagus. Jadi kamu bisa lakukan dengan mudah." Fira semakin bingung dengan ucapan Sela. Entah kemana arah pembicaraannya.

"Saya mau kamu jauhin anak saya."

Deg

Fira mematung untuk beberapa saat.

"Tapi kenapa?" Tanya Fira setelah kesadarannya kembali.

"Apa kamu tidak sadar? Kamu dan Elang berbeda. Kalian tidak mungkin bersama. Dan saya tidak pernah setuju." Inilah yang selalu Fira khawatirkan. Dimana banyak orang yang menentang hubungan mereka.

"Aku tau Tante. Tapi kami saling mencintai."

"Fira..Fira..kalian itu terlalu muda untuk tau tentang cinta. Lupakanlah saja cinta kalian itu." Fira menundukkan kepalanya. Sakit sekali rasanya saat seseorang memperlihatkan derajat kita begitu jelas.

"Dengar Fira, saya hanya ingin yang terbaik untuk anak saya. Masa depan Elang haruslah cerah. Saya ingin Elang mendapat gadis yang setara dengannya. Sempurna dan layak. Tapi saya harus katakan ini, bukan kamu gadis itu. Saya tidak melihatnya dalam diri kamu. Jadi saya harap kamu mengerti." Jelas Sela. Fira memejamkan matanya sebentar.

"Saya sadar Tante. Sangat sadar. Saya hanya gadis miskin biasa. Saya memang tidak sempurna untuk kak Elang. Tapi ini menyangkut cinta saya Tante. Saya benar-benar mencintai kak Elang tulus. Saya janji untuk terus bersamanya. Saya tidak akan pernah meninggalkan kak Elang. Saya harap Tante juga mengerti." Sela mengepalkan tangannya.

"Kamu akan menyesal."

"Saya tidak pernah menyesal mencintai putra anda. Karena kak Elang yang selalu memberi saya semangat untuk hubungan kami." Jawab Fira. Sela langsung berdiri dari duduknya.

"Lihat saja, saya pastikan kalian tidak akan bersama. Karena saya tidak akan pernah setuju." Ancam Sela dan berlalu begitu saja dari hadapan Fira. Fira mengembuskan napasnya. Tersandar lemas.

"Kenapa jadi begini? Haruskah aku mundur? Dan meninggalkan kak Elang?" Pikir Fira.

- - - - - - -

Elang masuk ke dalam rumahnya dengan napas yang tak beratur. Seperti menahan sesuatu. Elang menaiki tangga dengan cepat dan membuka begitu saja kamar orangtuanya.

"Elang..kamu gak sopan." Tegur Sela yang tengah duduk di sofa.

"Maksud Mamah apa?" Tanya Elang menghampiri Sela.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang