Part - 57 (End)

2.4K 51 0
                                        

"Selamat pagi istriku." Fira terlonjak kaget begitu merasakan sebuah tangan memeluknya dari belakang. Karena tahu itu ulah sang suami, Fira hanya bisa menghela napas seraya menggeleng kecil.

"Mas kebiasaan deh, suka ngagetin." Ujar Fira masih tetap melanjutkan acara memasaknya. Elang tertawa kecil mendengar omelan Fira. Berkali-kali Elang mengecup pipi Fira yang saat ini sudah terlihat cantik dengan balutan hijabnya.

"Aku lagi masak Mas, udah deh kamu jangan gangguin aku." Tapi Sang suami tidak merespon apa-apa. Mau tidak mau Fira mematikan kompor dan memutar tubuhnya menghadap Elang.

"Itu kenapa dasinya belum dipakai Mas." Ucap Fira melihat penampilan Elang yang rapih namun dengan dasi yang hanya tersampir dibahunya.

"Pakein." Pintanya membuat Fira langsung bergegas memakaikan dasi.

"Emangnya kamu gak bisa pake sendiri Mas." Fira berbicara sembari menyimpulkan dasi.

"Bisa, tapi kan ada kamu, sayang."

"Udah beres, kalau kayak gini kan rapih. Suami aku jadi makin tampan." Ujar Fira diakhiri dengan mengelus pipi Elang. Membuat sang empu tersenyum cerah mendengarnya. Elang mendekat memeluk Fira kembali.

"Mas, lepas gak? Nanti ada yang lihat!" Pinta Fira dibalas dengan pelukan yang semakin erat di pinggangnya.

"Kenapa? Kita suami-istri memang salah kalau bermesraan?" Jawab Elang. Sebelum Fira menjawab, sebuah tangan mendarat di telinga Elang.

"Mamah." Ujar Elang melihat Sela berdiri di sampingnya masih dengan menjewer telinganya.

"Dasar anak nakal, masih pagi udah mesra-mesraan." Omel Sela.

"Aduh sakit Mah, kalau Mamah iri mesra-mesraan aja sana sama Papah, kenapa malah nyalahin Elang." Elang semakin mengaduh kala jeweran Sela bertambah.

"Udah sana, jangan gangguin istri kamu yang lagi masak!" Suruh Sela setelah melepaskan tangannya.

"Tuh kan telinga Elang pasti merah banget. Mana jeweran tangan Mamah sakit banget." Keluh Elang membuat Fira menahan tawa.

"Mau Mamah merahin telinga kamu yang satunya lagi?" Elang menggeleng cepat dan meninggalkan satu kecupan di pipi Sela sebelum pergi.

Beginilah kehidupan rumah tangga Elang dan Fira. Apalagi untuk sementara waktu mereka memilih untuk tinggal bersama dengan Sela dan Nanta. Rumah menjadi selalu ramai. Usia pernikahan mereka baru berjalan tiga bulan. Fira bersyukur karena memiliki mertua seperti Sela dan Nanta. Menganggapnya sebagai putri sendiri. Bukan hanya Fira, tapi mereka juga menerima Anna sebagai putri mereka. Sela sendiri memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Jadi sementara Elang dan Nanta bekerja di kantor, Fira dan Sela di rumah menunggu mereka. Kadang memasak bersama, atau pergi belanja setelah Anna pulang dari sekolah.

Karena makanan untuk sarapan telah siap, saat ini semua anggota keluarga telah berkumpul di meja makan. Anna juga telah duduk dengan seragam SMAnya. Setelah selesai, Anna terlebih dulu bergegas untuk pergi sekolah.

"Anna berangkat sekarang yah." Anna mulai menyalimi semua orang.

"Hati-hati sayang, minta mang ujang jangan terlalu ngebut bawa mobilnya." Pinta Sela.

"Iya Mamah."

"Aku berangkah Mah, Pah, Kak. Assalamualaikum." Ujar Anna.

"Wa'alaikumsalam." Ujar mereka kompak. Fira mengantar Elang sampai di depan rumah.

"Mas berangkat ya sayang." Pamit Elang.

"Iya Mas." Fira mencium punggung tangan Elang seperti biasa.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang