Kring..kring..kring
Suara bel, pertanda waktu istirahat telah tiba. Semua siswa berhamburan ke luar kelas.
"Fira.." ujar seseorang, Fira melihat Mirza telah berdiri di depannya.
"Kapan kak Mirza datang?" pikir Fira karena sedari tadi sibuk membereskan buku terlebih dahulu.
"Kak Mirza ke sini?" tanya Fira, lalu menoleh ke samping dimana Kia juga tidak sadar kedatangan Mirza.
"Ke kantin bareng, yuk?" ajak Mirza.
"Aku sama Kia kak, kakak..,"
"Gak papa, kita bareng. Sama Kia juga, gimana?" tawar Mirza.
"Emm, gimana ki?" tanyanya menatap Kia.
"Aku sih mau aja." jawab Kia.
"Ya udah, yuk."
Sesampainya di kantin, banyak orang yang menatap mereka. Mungkin karena Fira bisa bareng dengan Mirza.
"Kamu mau pesen apa?" tanya Mirza setelah mereka memilih bangku kosong.
"Aku..,"
"Fira biasanya pesen bakso kak, atau gak batagor." celetuk Kia.
"Jadi, bakso apa batagor?" tanya Mirza.
"Bakso aja kak." jawab Fira.
"Kalau kamu?" Mirza kini bertanya kepada Kia.
"Aku batagor aja deh kak."
"Oke, tunggu bentar yah." Mirza berlalu meninggalkan mereka.
"Kia, kamu kok ngomong gitu?" tanya Fira setelah Mirza pergi.
"Emang bener kan? Kamu sih lama, tinggal jawab aja."
"Tapikan,"
"Tapi kenapa?" potong Kia.
"Gak papa." jawab Fira mengakhiri perdebatan kecil mereka. Tak lama Mirza datang membawa pesanan mereka.
"Kakak juga suka bakso?" tanya Kia melihat Mirza membeli 2 bakso.
"Gak terlalu, biar sama aja sama Fira." ucap Mirza sambil menatap Fira di hadapannya.
"Ciee" sorak Kia.
"Apasih ki." elak Fira karena Kia menggodanya.
"Malu nih ceritanya." Fira hanya menjawab dengan tatapan.
"Maaf deh, ya udah aku makan aja." ujar Kia mengetahui arti tatapan Fira.
Saat mereka sedang sibuk mengisi perut, dari kejauhan Fira melihat Elang berjalan menuju kantin. Dengan Felycia yang berada di dekatnya. Felycia sibuk berdekatan dengan Elang. Menyampirkan tangannya dengan tangan Elang. Entah kenapa melihat itu Fira merasa selera makannya menjadi hilang. Alhasil Fira hanya mengaduk-ngaduk air bakso.
"Kenapa gak di makan lagi Ra?" tanya Mirza.
"Aku udah kenyang kak." Mirza baru sadar kalau Elang juga ada di kantin melalui tatapan Fira.
"Lang, sini gabung." ajak Mirza.
"Gak level sama si cupu." bukan Elang yang menjawab melainkan Felycia.
"Lepas Fel." Elang menepis kasar tangan Felycia yang merangkul tangannya.
"Kasian banget sih lo Fel, udah tau Elang gak mau sama lo." ujar Mirza.
"Dasar nenek sihir." celetuk Kia.
"Apa kata lo?" teriak Felycia menatap Kia.
"Nenek sihir. Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhafira (End)
Teen FictionZhafira Qalesya, gadis cantik yang berpenampilan layaknya seorang kutu buku di hadapkan dengan Elang Damara Dirgantara, cowok most wanted di sekolahnya. Yang begitu banyak di puja oleh kaum hawa. Hingga akhirnya percikan cinta mulai mereka rasakan...