5 tahun kemudian.
Jakarta.
Seorang gadis cantik dengan gaya anggunnya memasuki sebuah perusahaan bertuliskan "DGroup". Ia berjalan menuju tempat resepsionis untuk bertanya.
"Selamat pagi Mbak, ada yang bisa saya bantu?"
"Sebelumnya saya mendapat panggilan untuk interview Mbak. Boleh saya tau dimana ruangannya?" Tanya gadis itu dengan sopan.
"Mbak yang akan interview untuk sekretaris bukan?" Gadis itu mengangguk.
"Kebetulan sekali Mbak, CEO kami sedang berada di ruangannya. Mbak bisa menemuinya di lantai 6." Gadis itu tersenyum semakin menampilkan aura kecantikannya.
"Terima kasih." Gadis itu segera mengikuti intruksi yang di berikan. Selama beberapa detik ia menunggu lift terbuka. Setelah terbuka ia segera masuk dan menekan angka 6.
Tok tok tok
"Masuk!" Dengan sangat pelan sang gadis membuka pintu setelah mendapat izin.
"Permisi Pak, kedatangan saya di sini untuk melakukan interview dengan Bapak." Ujar gadis itu. Tapi pria yang duduk di kursi kebesarannya malah membelakanginya.
"Silahkan duduk!" Tiba-tiba saja kursi yang di dudukinya berputar membuka gadis itu menghentikan kegiatannya yang akan duduk. Rasa syok menguasai keduanya. Bahkan gadis itu sampai melangkah mundur tanpa di sadari.
"Fira.." lirih sang pria yang tak lain dan tak bukan Elang Damara Dirgantara.
Sementara Fira. Dia hanya bisa terdiam untuk beberapa saat. Ia tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan Elang. Pria yang dulu sangat dia cintai. Langkah kaki Elang membawanya berada di depan Fira. Entah dorongan darimana, Elang langsung memeluk Fira.
"Aku sangat merindukanmu, Ra.." Fira tidak bergeming membalas pelukan Elang. Malahan Fira mengepalkan tangannya.
"Lepas!" Fira melepaskan pelukan Elang pada dirinya.
"Fira.." Elang menatap Fira tidak percaya. Inikah Firanya? Kenapa Elang merasa Fira berbeda sekarang. Kemana Fira yang selalu menatapnya dengan penuh kelembutan? Yang Elang lihat tatapan Fira sekarang berbeda dengan dulu.
"Jika Bapak lupa, di sini saya ingin melakukan interview. Jadi bisakah kita mulai? Atau lebih baik saya keluar saja." Ujar Fira menekankan ucapannya. Elang mencoba mengendalikan dirinya dan mengangguk kecil.
"Baiklah, silahkan duduk." Fira kembali duduk. Sebenarnya Elang saat ini begitu terkagum dengan penampilan Fira yang berbalik 180° dengan 5 tahun yang lalu. Fira semakin terlihat cantik. Tanpa kacamata yang dulu sering ia gunakan. Juga rambutnya yang lurus itu tergerai dengan sangat indah.
"Ekhem.." Fira sengaja berdehem karena Elang sedari tadi menatapnya.
"Baik, kita mulai." Fira memberikan berkas yang di bawanya kepada Elang. Dengan teliti Elang membacanya.
"Bagus, saya lihat anda orang yang tepat. Selamat Nona Fira, anda di terima di perusahaan ini. Selamat bergabung." Elang mengulurkan tangannya kepada Fira. Akhirnya dengan penuh keyakinan Fira membalas uluran tangan Elang.
"Terima kasih." Fira mencoba tersenyum meski sedikit.
"Anda bisa mulai bekerja besok." Fira mengangguk lalu berdiri.
"Baik Pak, kalau gitu saya izin keluar sekarang."
"Tunggu Fira," Elang mendekati Fira yang hendak membuka pintu.
"Bisakah kita..,"
"Maaf Pak, saya tidak bisa." Potong Fira.
"Sebenarnya kamu kenapa Ra? Kenapa sikap kamu berubah?" Tanya Elang setelah acara Formal itu selesai. Ia menjadi Elang yang biasanya.
"Kenapa anda bertanya kepada saya? Harusnya anda sendiri yang tau akan hal itu." Elang semakin tidak mengerti dengan Fira.
"Kita harus bicara Ra."
"Saya sudah katakan tidak bisa. Apa Bapak tidak mengerti. Tolong jangan menghentikan saya, permisi." Fira segera meninggalkan Elang.
Bukannya Elang tidak sadar dengan pembicaraan Fira. Ia paham kalau ini terjadi karena ia pergi meninggalkan Fira. Tapi bukankah Elang bilang akan kembali. Sekarang ia kembali hanya untuk Fira. Setelah menyelesaikan pendidikannya 1 tahun lalu, Elang ingin bisa menemui Fira. Tapi ia di tahan dengan alasan pekerjaan. Terpaksa Elang harus mengikuti perintah orangtuanya untuk mengurusi perusahaan yang berada di Jakarta.
"Fira meskipun sikap kamu berubah. Aku tau kamu masih Fira yang dulu. Fira yang sangat aku cintai. Hanya saja, saat ini kamu begitu marah kepadaku. Tak apa, aku akan mendapatkan hati kamu kembali. Aku telah berjanji kalau kita akan bersama. Dan itu pasti terjadi." Monolog Elang.
- - - - - - - -
Sementara Fira segera masuk ke kamar setelah interview itu. Napas Fira naik-turun karena fakta yang ia dapatkan hari ini. Fira tidak menyangka jika perusahaan yang besok akan menjadi tempat berkerjanya adalah milik Elang. Kenapa ia tidak sadar bukankan DGroup itu artinya Dirgantara, marga keluarga Elang. Tapi ini sudah terjadi. Fira juga akan tetap bekerja. Karena Fira tidak peduli jika Elang yang akan menjadi atasannya. Dan membuatnya akan setiap hari bertemu, apalagi Fira sebagai sekretaris Elang mulai besok.
Jika kalian bertanya kenapa Fira bisa di Jakarta, alasannya karena ia ingin mencoba mencari rejeki di kota besar ini. Dimana banyak orang merantau dari berbagai daerah ke kota ini. Fira ingin mencobanya. Alhasil, setelah lulus kuliah 2 bulan yang lalu Fira segera pindah ke Jakarta. Meninggalkan begitu banyak kenangan yang berada di Bandung. Tapi Fira tidak ingin semakin terpuruk. Ia harus kuat demi adiknya, Ana yang saat ini duduk di bangku Smp. Fira bahkan harus menjual Rumahnya untuk biaya hidup. Meskipun itu berat, tapi ia tidak memiliki pilihan. Hasil penjualan rumah pun hanya mampu untuk membeli rumah kecil di sini. Tidak masalah untuk Fira, karena ia hanya hidup berdua bersama Ana. Juga sisanya ia gunakan untuk biaya sekolah Ana. Untung saja Ana gadis yang sangat penurut. Ia dengan senang hati mengikuti keinginan Fira untuk pindah.
"Aku harus kuat, demi Ana. Meskipun dengan itu aku harus bertemu dengan orang yang tidak ingin aku lihat lagi. Ingat Fira, tujuan kamu sekarang hanya ingin membuat Ana bahagia. Bukan hal lainnya." Ujar Fira memberi semangat pada dirinya.
"Lagipula siapa Elang? Dia bukan siapa-siapa. Dia hanya masa lalu yang telah lama aku kubur. Sekarang dia hanya atasanmu Fira." Fira segera keluar dari kamar. Fira hampir lupa, sebentar lagi Ana pulang dan ia belum memasak. Pasti Ana sangat lapar. Fira tidak ingin membuat Ana menahan laparnya. Dengan sekuat tenaga, Fira akan melakukan yang terbaik untuk Ana.
******
Hai pembaca cerita"Nerd Girl"🖐️
Apa kabar?
Maaf yah aku baru bisa up sekarang😁 insyaallah aku bakal cepet up lagi.
Jangan lupa vote+komennya😉
Oh iya, di sini juga aku mau promosi cerita terbaru aku yang berjudul "Love is a friendship" yang sebelumnya aku up promosinya di sini. Yang penasaran boleh mampir. Ceritanya di jamin seru. Sekian, cuap-cuapnya terima kasih🙏
Bandung, 25 Agustus 2020
20.48
Ys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhafira (End)
Teen FictionZhafira Qalesya, gadis cantik yang berpenampilan layaknya seorang kutu buku di hadapkan dengan Elang Damara Dirgantara, cowok most wanted di sekolahnya. Yang begitu banyak di puja oleh kaum hawa. Hingga akhirnya percikan cinta mulai mereka rasakan...